07 Oktober 2021

Hemiparesis, Kondisi Melemahkan Salah Satu Sisi Tubuh pada Penderita Stroke

Otot mendadak lemah, bisa jadi gejala hemiparesis karena stroke
Hemiparesis, Kondisi Melemahkan Salah Satu Sisi Tubuh pada Penderita Stroke

Pernahkah salah satu anggota tubuh Moms terasa lemah dan tidak bisa digerakkan seperti semestinya? Mungkin Moms menderita hemiparesis.

Hati-hati jika Moms mulai terlihat lemah dalam menggerakkan salah satu bagian tubuh Moms. Terlebih jika kondisi itu membuat Moms jadi kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Bisa jadi, hemiparesis jadi penyebabnya.

Apa itu hemiparesis? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Hemiparesis?

gejala stroke.jpg
Foto: gejala stroke.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Hemiparesis adalah kelemahan pada salah satu sisi tubuh. Hemiparesis dapat memengaruhi setiap bidang kehidupan, mulai dari berjalan, makan, hingga berpakaian.

Memulihkan dan hidup dengan kelemahan satu sisi membutuhkan tim multidisiplin, serta kesabaran yang sehat. Melansir American Stroke Association, hemiparesis adalah kelemahan atau ketidakmampuan untuk bergerak pada satu sisi tubuh, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan atau berpakaian.

Hemiparesis berbeda dengan hemiplegia. Hemiplegia merupakan kondisi kerusakan otak atau cedera tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.

Kondisi tersebut menyebabkan kelemahan, masalah dengan kontrol otot, dan kekakuan otot. Tingkat gejala hemiplegia bervariasi tergantung pada lokasi dan luasnya cedera.

Hemiplegia membuat Moms sulit untuk menggerakkan sisi yang sakit sama sekali. Hingga memungkinkan Moms kehilangan kontrol kandung kemih dan kesulitan berbicara, menelan, dan bahkan bernapas.

Sementara hemiparesis, melibatkan kelemahan daripada kelumpuhan. Biasanya, hemiparesis terlihat pada 8 dari 10 penderita atau pasien yang mengalami stroke. Namun, baik hemiparesis maupun hemiplegia, keduanya dapat terjadi setelah stroke.

Baca Juga: 4 Hal Yang Perlu Mama Ketahui Serangan Stroke Pada Usia Muda

Penyebab Hemiparesis

hemiparesis
Foto: hemiparesis (verywellhealth.com)

Foto: verywellhealth.com

Kebanyakan stroke terjadi ketika pasokan oksigen segar terputus ke sebagian otak, menyebabkan sel-sel otak mati. Ketika area otak yang bertanggung jawab untuk gerakan dan kekuatan rusak, itu dapat menyebabkan hemiparesis.

Sisi tubuh Moms yang melemah akibat stroke ditentukan oleh bagian otak yang terkena. Misal, jika stroke terjadi pada bagian otak kiri Moms, maka Moms mungkin mengalami kelemahan otot di tubuh bagian kiri.

Itu disebut sebagai ipsilateral, atau di sisi yang sama dengan cedera. Namun, dalam beberapa kasus, kelemahannya mungkin kontralateral, atau di sisi yang berlawanan dari cedera.

Meski stroke menjadi penyebab terbesar hemiparesis, tetapi terdapat sejumlah kondisi medis lain yang dapat jadi penyebab hemiparesis seperti dilansir Very Well Health dan Healthline, yaitu: 

  1. Stroke
  2. Sklerosis ganda
  3. Cedera traumatis: Dapat mempengaruhi otak, tulang belakang, atau saraf
  4. Kondisi medis bawaan seperti palsi serebral yang sudah ada sejak lahir
  5. Penyakit tulang belakang
  6. Tumor otak
  7. Infeksi otak, tulang belakang atau meningen
  8. Kondisi psikologis dan kejiwaan (dapat menyebabkan kelemahan sementara)
  9. Kelumpuhan postictal: Kelemahan sementara setelah kejang
  10. Kondisi inflamasi dan autoimun
  11. Polio
  12. Cedera tulang belakang.

Baca Juga: 9 Makanan Sehat Pencegah Stroke di Usia Muda

Gejala Hemiparesis

hemiparesis
Foto: hemiparesis (flintrehab.com)

Foto: flintrehab.com

Otak dan sumsum tulang belakang mengontrol gerakan otot. Jika otak atau sumsum tulang belakang Moms rusak, mereka tidak dapat mengarahkan otot. Inilah yang menyebabkan kelumpuhan.

Hemiparesis dapat terlihat dari beberapa gejala. Umumnya gejala-gejala tersebut membuat Moms kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut adalah beberapa gejala yang dapat terlihat seperti dilansir dari American Stroke Association.

  • Kehilangan keseimbangan
  • Kesulitan berjalan
  • Gangguan kemampuan untuk mengambil benda
  • Penurunan presisi gerakan
  • Kelelahan otot
  • Kurang koordinasi.

Selain itu, cedera pada sisi kiri otak, yang mengontrol bahasa dan berbicara, dapat mengakibatkan kelemahan sisi kanan. Kelemahan sisi kiri hasil dari cedera pada sisi kanan otak, yang mengontrol komunikasi non-verbal dan perilaku tertentu.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Serangan Stroke, Lakukan 6 Hal ini dalam 30 Menit Pertama

Mengatasi Hemiparesis

hemiparesis
Foto: hemiparesis (neofect.com)

Foto: neofect.com

Jika Moms mengeluhkan gejala hemiparesis, sebaiknya segera hubungi dokter untuk menentukan apakah gejala tersebut dari kelemahan, rasa sakit, atau penyebab lain.

Biasanya pemeriksaan akan melibatkan sejumlah tes fisik seperti tes refleks, sensasi, dan kekuatan Moms. Selain itu, akan ada penilaian kekuatan pada pada skala 1-5.

Mengetahui hasil diagnosa dimungkinkan dapat mempercepat pemulihan. Karena hemiparesis dapat diatasi dengan rehabilitasi untuk mendapatkan kembali atau meningkatkan kekuatan pada bagian yang terserang hemiparesis.

Rehabilitasi biasanya dilakukan bersama ahli fisioterapi, terapis fisik dan/atau terapis okupasi yang membantu mengatasi hemiparesis dan meningkatkan mobilitas dengan melakukan beberapa perawatan berikut.

  • Terapi yang diinduksi kendala yang dimodifikasi (mCIT). Ini memaksa Moms untuk menggunakan bagian tubuh yang lemah. Latihan teratur dapat meningkatkan fungsi saraf.
  • Stimulasi listrik. Prosedurnya terdiri dari menempatkan bantalan listrik kecil pada otot-otot yang melemah dari bagian tubuh yang terkena hemiparesis. Muatan listrik membantu otot Moms berkontraksi. Banyak perangkat stimulasi listrik dilindungi oleh asuransi dan dapat digunakan di rumah.
  • Stimulasi kortikal. Sebuah elektroda kecil ditempatkan di dura, membran keras yang menutupi otak Moms. Elektroda mengirimkan arus listrik ke otak saat Moms menjalani latihan rehabilitasi.
  • Citra mental. Membayangkan gerakan bagian tubuh yang terkena mengaktifkan area otak dan otot seolah-olah Moms sedang melakukan suatu aktivitas. Saraf di otak yang terlibat dalam visualisasi dan gerakan fisik tumpang tindih, menjadikannya aktivitas yang efektif ketika dipasangkan dengan terapi lain untuk kelemahan satu sisi.
  • Perangkat bantu. Terapis fisik dapat merekomendasikan perangkat yang sesuai. Latihan berulang dan aktivitas teratur akan membantu meningkatkan kontrol dan fleksibilitas serta membangun kembali sirkuit saraf. 

Moms dapat mempelajari aktivitas yang dapat dilakukan di rumah yang akan membantu melanjutkan pemulihan setelah terapi rawat inap.

Namun yang perlu diingat, selalu berkonsultasi dengan profesional perawatan kesehatan sebelum memulai latihan ini.

Baca Juga: Seperti Apa Menu Sehat untuk Mencegah Stroke dan Diabetes?

Penyesuaian Hemiparesis

hemiparesis
Foto: hemiparesis (spindpals.com)

Foto: spindpals.com

Saat sedang menjalani perawatan hemiparesis, Moms perlu membuat hidup lebih mudah dengan beberapa penyesuaian kecil. Tidak ada salahnya untuk memodifikasi rumah mempermudah ruang gerak namun tetap aman untuk mengelola tugas sehari-hari. Misalnya, memasang pegangan tangan, dan jalur landai.

Berikut adalah beberapa perubahan yang bisa Moms buat di rumah:

  • Pegangan tangan
  • Memasang kursi toilet khusus
  • Memasang bangku khusus untuk mandi
  • Memasang pancuran khusus
  • Memasang bantalan antiselip di kamar mandi
  • Sikat bergagang panjang, sarung tangan cuci dengan saku untuk sabun
  • Sikat gigi dan pisau cukur elektrik
  • Gunakan sepatu datar
  • Gunakan alat bantu, seperti tongkat atau alat bantu jalan, seperti yang ditentukan. Jangan mengandalkan furnitur untuk menopang saat berjalan
  • Gunakan tindakan pencegahan saat mengambil obat yang menyebabkan kantuk dan perhatikan baik-baik saat berjalan.

Meski hemiparesis mengubah sedikit gaya hidup, namun Moms perlu tetap aktif untuk menjaga otot tetap aktif. Moms mungkin perlu mempelajari cara-cara baru untuk melakukan tugas-tugas tertentu. 

Bicaralah dengan dokter tentang tantangan apa pun dan beri tahu mereka tentang aktivitas yang ingin Moms upayakan. Menetapkan prioritas dapat membantu Moms dan tim medis mengembangkan rencana perawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup.

Baca Juga: 4 Mitos Salah Kaprah Seputar Stroke, Termasuk yang Bisa Terjadi Pada Ibu Hamil

Yang perlu Moms ingat, hemiparesis dapat pulih meski kekuatan yang Moms dapatkan tidak sebanyak sebelum terkena stroke. Selain itu, pemulihan penuh dapat memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, tetapi latihan dan terapi rehabilitasi rutin dapat membantu mempercepat pemulihan.

Untuk meningkatkan pandangan Moms, mulailah rehabilitasi sesegera mungkin. Pastikan untuk mengikuti rencana perawatan dokter dan beri tahu tim medis tentang perubahan apa pun pada kondisi Moms.

  • https://www.stroke.org/en/about-stroke/effects-of-stroke/physical-effects-of-stroke/physical-impact/hemiparesis
  • https://www.healthline.com/health/hemiparesis#next-steps

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb