19 November 2022

8 Penyebab Infark Miokard atau Serangan Jantung yang Bisa Berakibat Fatal

Pahami juga gejalanya, termasuk nyeri dada dan sesak napas
8 Penyebab Infark Miokard atau Serangan Jantung yang Bisa Berakibat Fatal

Moms mungkin sering mendengar tentang serangan jantung, tetapi kurang familiar dengan istilah infark miokard, bukan?

Keduanya ternyata adalah kondisi yang sama lho, Moms.

Infark miokard atau myocardial infarction adalah sebutan lain untuk serangan jantung dalam medis.

Kondisi ini terjadi ketika sebagian dari otot jantung kekurangan pasokan darah dan menjadi rusak.

Pada kebanyakan kasus, infark miokard adalah peristiwa akut yang terjadi ketika plak di dinding arteri koroner terlepas dan menyumbat arteri yang lebih kecil di otot jantung.

Baca juga: Palpitasi, Kondisi Jantung Berdebar dengan Lebih Cepat

Hal ini sering terjadi karena penyakit arteri koroner (CAD) yang sudah berlangsung lama.

Namun, infark miokard atau serangan jantung juga bisa terjadi karena kondisi medis lain, bahkan gaya hidup yang kurang sehat.

Simak pembahasannya berikut ini, Moms!

Gejala Infark Miokard

Nyeri Dada
Foto: Nyeri Dada (Freepik.com/stefamerpik)

Infark miokard merupakan kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.

Beberapa gejala yang biasanya terjadi saat mengalami kondisi ini adalah:

  • Rasa nyeri, sesak, dan tertekan di dada, yang bisa menjalar ke lengan, leher, rahang, dan punggung.
  • Mual dan rasa panas di dada (heartburn), seperti gejala gangguan pencernaan.
  • Berkeringat.
  • Sesak napas.
  • Pusing.
  • Batuk atau mengi (jika cairan menumpuk di paru-paru).
  • Pada beberapa kasus, terjadi kecemasan yang bisa terasa mirip dengan serangan panik.

Gejala yang dialami bisa bervariasi, termasuk soal urutan dan durasinya. Beberapa orang dapat mengalami gejala selama beberapa hari, atau hilang dan timbul tiba-tiba.

Berbagai Penyebab Infark Miokard

Infark miokard atau serangan jantung terjadi ketika suplai darah tidak mencukupi.

Trombus (bekuan darah lokal) karena plak di arteri koroner copot adalah penyebab paling umum.

Namun, ada juga beberapa penyebab lainnya, seperti:

1. Sindrom Koroner Akut

Ketika plak di arteri koroner terlepas, bekuan darah atau trombosis lokal dapat terjadi.

Kondisi ini kemudian menyebabkan aliran darah ke jantung terhambat. Kondisi ini disebut dengan istilah sindrom koroner akut.

Konsekuensi dari sindrom ini tergantung pada sejauh mana arteri tersumbat oleh bekuan darah baru.

Sindrom koroner akut yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner sejauh ini merupakan penyebab infark miokard yang paling umum.

Ketika bekuan darah larut dengan cepat, sebelum jantung menjadi rusak, episode ini disebut sebagai angina tidak stabil.

Namun, sering kali penyumbatan cukup parah hingga menyebabkan kematian sebagian otot jantung.

Baca juga: Selain Lezat, Ini 13 Manfaat Tiram Laut untuk Kesehatan

2. Spasme Arteri Koroner

Ilustrasi Jantung
Foto: Ilustrasi Jantung (Freepik.com/brgfx)

Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan angina Prinzmetal, angina vasospastik, atau angina varian.

Spasme arteri koroner merupakan kondisi ketika arteri koroner mengalami kontraksi tiba-tiba.

Kebanyakan orang dengan spasme arteri koroner akan mengalami gejala berupa tekanan atau nyeri pada dada, daripada infark miokard yang sebenarnya.

Namun, gejala spasme arteri koroner yang parah dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sebagian otot jantung.

3. Angina Mikrovaskular

Pada beberapa kasus yang sangat jarang, infark miokard juga bisa disebabkan oleh angina mikrovaskular.

Kondisi ini terjadi ketika arteri koroner yang lebih kecil gagal untuk melebar secara normal, dan mengganggu aliran darah.

Namun, menurut studi pada 2007 di jurnal PLOS Medicine, orang dengan angina mikrovaskular bisa saja memiliki arteri koroner yang tampak normal selama kateterisasi jantung.

Kateterisasi jantung adalah tes yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengobati kondisi jantung.

4. Stres Kardiomiopati

Ilustrasi Jantung Sehat
Foto: Ilustrasi Jantung Sehat (Freepik.com/pressfoto)

Kondisi ini disebut juga broken heart syndrome atau sindrom patah hati.

Disebut begitu karena gejala gagal jantung parah dapat terjadi secara tiba-tiba, yang dipicu oleh trauma emosional yang ekstrem atau stres fisik.

Menurut laman Johns Hopkins Medicine, dengan pengobatan yang tepat, kebanyakan orang yang memiliki kondisi ini dapat bertahan dan memiliki pemulihan fungsi jantung.

Namun dalam beberapa kasus, bagian dari otot jantung dapat rusak secara permanen.

Penyebab stres kardiomiopati yang bisa sebabkan infark miokard belum diketahui dengan pasti hingga kini.

Namun, menurut studi pada 2018 di jurnal Circulation, kondisi ini diduga terkait dengan disfungsi endotel, mirip dengan angina mikrovaskular.

5. Miokarditis Virus

Miokarditis virus adalah infeksi virus yang secara langsung memengaruhi otot jantung.

Kondisi ini biasanya tidak dianggap sebagai penyebab infark miokard, meskipun sering menyebabkan kerusakan otot jantung permanen.

Menurut laman Harvard Health Publishing, kondisi ini diyakini menghasilkan peradangan lokal yang luas di otot jantung dan gangguan suplai darah lokal.

6. Gangguan Pembekuan Darah

Luka di Jari
Foto: Luka di Jari (Freepik.com/shaynech13)

Gangguan tertentu seperti defisiensi Faktor V Leiden, merupakan kondisi pembekuan darah yang abnormal.

Orang dengan kondisi seperti ini dapat mengembangkan trombosis akut arteri koroner, bahkan tanpa penyakit jantung koroner yang mendasarinya.

Hal ini yang memicu terjadinya infark miokard.

Baca Juga: Benarkah Jantung Koroner Banyak Menyerang Pria?

7. Emboli Arteri Koroner

Infark miokard dapat terjadi jika bekuan darah terbebas dan menjadi bersarang di arteri koroner. Kondisi ini dapat mengganggu suplai darah ke bagian otot jantung.

Kondisi medis tertentu meningkatkan risiko embolisasi bekuan darah, termasuk fibrilasi atrium, kardiomiopati dilatasi, dan adanya katup jantung buatan.

Dokter biasanya meresepkan obat pengencer darah untuk membantu mencegah hal ini terjadi.

Baca juga: 8 Manfaat Vitamin C untuk Kesehatan Tubuh dan Kulit

8. Faktor Gaya Hidup

Makan Junk Food
Foto: Makan Junk Food (Freepik.com/stockking)

Apakah Moms memiliki kecenderungan genetik untuk serangan jantung atau tidak, risiko sebenarnya dapat dikurangi dengan strategi gaya hidup sehat.

Ingatlah, faktor gaya hidup dapat menempatkan siapa pun, terlepas dari riwayat keluarga, pada peningkatan risiko serangan jantung atau infark miokard.

Berikut ini beberapa faktor terkait gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko:

  • Mengalami kelebihan berat badan, terutama jika sebagian besar lemak menumpuk di daerah perut.
  • Jarang olahraga dan tidak aktif secara fisik.
  • Memiliki kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi.
  • Mengalami tekanan darah tinggi.
  • Memiliki kebiasaan merokok dan penggunaan tembakau jenis lain.

Baca Juga: 5 Cara Ampuh agar Suami Mau Berhenti Merokok

Itulah pembahasan mengenai infark miokard. Dapat diketahui bahwa kondisi ini bisa terjadi akibat banyak faktor, termasuk gaya hidup.

Jadi, pastikan Moms selalu menjaga gaya hidup sehat, ya!

  • https://doi.org/10.1371/journal.pmed.0040012
  • https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circ.134.suppl_1.16300
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/broken-heart-syndrome
  • https://www.health.harvard.edu/a_to_z/myocarditis-a-to-z
  • https://www.verywellhealth.com/heart-attack-causes-1745277
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/151444

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb