08 Maret 2018

Ini 4 Akibat Buruk Jika Memaksa Balita Untuk Meminta Maaf

Beritahu alasannya sebelum menyuruh balita meminta maaf
Ini 4 Akibat Buruk Jika Memaksa Balita Untuk Meminta Maaf

Konflik dan pertengkaran antara balita dengan temannya adalah hal yang wajar dan memang umum dilakukan oleh anak.

Jika ada balita yang mendorong atau memukul temannya, apa biasanya Moms langsung turun tangan dan menyuruh pelaku untuk meminta maaf?

Memang sih, perilaku yang agresif dan melukai orang lain memang harus segera ditindak sebelum menjadi kebiasaan. Namun tahukah Moms kalau memaksa Si Kecil untuk meminta maaf ternyata memiliki dampak buruk?

Menurut penulis buku Laura Larkham, memaksa Si Kecil untuk bersikap tanpa terlebih dahulu memberitahukan alasannya ternyata dapat merusak sikap balita di masa depan. Berikut adalah contohnya:

1. Tidak Pernah Tulus Saat Meminta Maaf

Jika Moms memaksa Si Kecil untuk mengucapkan kata maaf tanpa membuatnya mengerti apa alasannya, nantinya dia akan terbiasa mengucap maaf namun tidak pernah tulus saat mengatakannya.

Si kecil akan berpikir kalau berkata maaf saja sudah cukup, tidak perlu tulus dan diresapi di hati. Kalau dia sudah terbiasa dengan pola seperti ini, bukan tidak mungkin kalau Si Kecil akan menganggap ucapan maaf tidaklah penting.

2. Menjadi Pendendam

Mengajarkan arti maaf secara sepenuhnya bukan hanya bermanfaat untuk menyelesaikan masalah, tapi juga membuat Si Kecil belajar bagaimana meredam amarah.

Dengan memaksa Si Kecil untuk meminta maaf, dia tidak akan tahu bagaimana cara yang baik untuk meredam amarah dah menyelesaikan masalah.

Akibatnya Si Kecil terbiasa menyimpan dendam pada orang lain dan akan menunggu kesempatan untuk membalasnya, baik secara fisik ataupun verbal. Wah, kalau sudah begini bahaya kan, Moms?

Baca Juga : 4 Tips Mengajari Anak Minta Maaf

3. Menganggap Kekerasan Sebagai Jalan Keluar

Rasa dendam dan kesal yang tidak disalurkan biasanya akan menciptakan satu pemikiran yang berbahaya, yaitu menganggap kekerasan sebagai jalan keluar utama. Meminta maaf hanya dijadikannya sebagai formalitas saja, tidak berarti dan tidak penting.

Jika sikap ini terus dibiarkan, besar kemungkinan Si Kecil bisa menjadi pelaku perundungan atau bullying. Dia tidak segan untuk menyakiti orang lain, karena berpikir semua masalah akan selesai saat dia meminta maaf.

4. Menjadi Agresif & Kurang Empati

Tingkat agresivitas yang tinggi dan rendahnya rasa empati juga bisa tertanam pada balita yang selalu dipaksa untuk meminta maaf. Ini terjadi karena mereka tidak pernah diajarkan fungsi dan manfaat dari kata maaf yang sebenarnya.

Balita pun tidak tahu kalau meminta maaf dengan tulus dari hati adalah hal yang baik untuk dilakukan saat kita melakukan kesalahan. Akibatnya, dia akan menjadi defensif dan agresif jika dia melakukan kesalahan.

Balita bisa menjadi enggan untuk minta maaf, dan mungkin akan menyalahkan orang lain. Rasa empatinya pun jadi tidak berkembang, sehingga akhirnya dia tidak bisa menghargai orang lain.

Hal sederhana seperti mengajarkan minta maaf pada balita pun ternyata tidak boleh dilakukan sembarangan ya, Moms? Butuh proses dan contoh baik agar dia mengerti bahwa kata maaf tidak hanya untuk diucapkan semata.

Apa Moms sudah pernah mengajarkan arti maaf pada balita kesayangan di rumah?

(WA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb