05 Mei 2022

Ketahui Jenis Interferon serta Fungsinya untuk Memerangi Virus, Bakteri, dan Sel Kanker dalam Tubuh

Terdapat interferon alami dan buatan yang menjadi respon kekebalan tubuh
Ketahui Jenis Interferon serta Fungsinya untuk Memerangi Virus, Bakteri, dan Sel Kanker dalam Tubuh

Interferon adalah protein alami yang diproduksi tubuh sebagai respon kekebalan tubuh melawan virus, bakteri, atau sel kanker.

Saat ini, sudah banyak juga interferon dalam bentuk obat dan digunakan sebagai antibiotik untuk mengobati penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Penyakit yang dapat diobati dengan interferon antara lain, kanker, hepatitis, AIDS, multiple sclerosis (MS), kutil kelamin dan perianal, serta penyakit granulomatosa.

Simak terus penjelasan lengkap tentang fungsi dan cara menggunakan interferon dalam artikel ini ya Moms.

Baca juga: Antibiotik untuk Radang Tenggorokan dan Batuk, Cari Tahu Di Sini!

Fungsi Interferon

Fungsi Interferon
Foto: Fungsi Interferon

Foto: CGTNnews.com

Fungsi interferon adalah memberitahu sistem kekebalan saat virus, bakteri atau sel kanker ada di dalam tubuh. Nama interferon diambil dari interfere yang memiliki arti mengganggu.

Para peneliti sepakat menggunakan nama tersebut karena salah satu tugasnya adalah menggangu virus dan mencegahnya tumbuh.

Baca juga: Resistensi Antibiotik, Risiko Jika Tidak Menghabiskan Obat Antibiotik

Jenis Interferon

Jenis Interferon
Foto: Jenis Interferon

Foto: utoronto.ca

Hampir setiap sel dalam tubuh dapat membuat interferon sebagai sistem pertahanan. Ada 3 jenis interferon utama, yaitu Interferon-alfa, Interferon-beta, dan Interferon-gamma.

Sel yang telah terinfeksi virus atau kuman mengeluarkan interferon-alfa dan interferon-beta sebagai sinyal peringatan untuk sistem kekebalan tubuh.

Kemudian, protein ini memicu sel kekebalan yang disebut sel darah putih untuk melepaskan interferon-gamma untuk melawan kuman.

Cara kerja Interferon antara lain:

  • Memperingatkan sistem kekebalan sehingga dapat mengikuti virus atau kanker.
  • Membantu sistem kekebalan mengenali virus atau kanker.
  • Memberi tahu sel kekebalan untuk menyerang.
  • Menghentikan virus dan sel kanker agar tidak tumbuh dan membelah.
  • Membantu sel sehat melawan infeksi.

Baca juga: Antibiotik untuk Keputihan, Bisa Mengatasi Infeksi Akibat Bakteri

Obat Interferon

Obat Interferon
Foto: Obat Interferon

Foto: static.dw

Walaupun dapat diproduksi secara alami, interferon juga tersedia dalam bentuk obat dan sering dimanfaatkan sebagai antibiotik karena kemampuannya dalam melawan virus dan bakteri.

Studi di jurnal Cytokine Growth Factor Review menjelaskan aktivitas antivirus yang kuat dari protein interferon dan kemampuannya untuk memodulasi respon imun menjadikan protein ini kandidat yang sempurna untuk digunakan dalam terapi antivirus.

Obat antiferon pertama kali diciptakan pada 1986 untuk mengobati jenis kanker tertentu.

Seiring perkembangan teknologi, obat ini sudah digunakan sebagai pengobatan awal berbagai jenis penyakit.

Interferon digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker, seperti leukemia, melanoma, sarkoma Kaposi terkait AIDS.

Obat ini juga digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti hepatitis B kronis, hepatitis C kronis, kondiloma akuminata.

Kandungan obat ini sama dengan protein yang diproduksi secara alami oleh tubuh, yaitu memengaruhi fungsi atau pertumbuhan sel dan pertahanan alami tubuh (sistem kekebalan) dalam banyak cara.

Sehingga dapat membantu tubuh melawan kanker atau infeksi virus.

Baca juga: 7 Bahan Antibiotik Alami yang Bisa Moms Coba di Rumah

Efek Samping Interferon

efek samping interferon adalah
Foto: efek samping interferon adalah

Foto: nbcnews.com

Efek samping dalam penggunaan obat merupakan hal yang sering terjadi. Beberapa efek samping interferon, di antaranya adalah:

  • Reaksi di tempat suntikan (nyeri, bengkak, atau kemerahan)
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Diare
  • Sakit perut
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit punggung
  • Pusing
  • Mulut kering
  • Perubahan rasa
  • Mual hingga muntah

Jika salah satu dari efek ini bertahan atau memburuk, jangan ragu untuk memberitahu dokter atau apoteker segera.

1. Demam

Selain gejala yang disebutkan di atas, Moms mungkin juga mengalami gejala seperti demam, menggigil, dan nyeri otot saat melakukan pengobatan dengan interferon, terutama saat pertama kali memulainya.

Gejala-gejala ini biasanya berlangsung sekitar 1 hari setelah injeksi dan membaik atau hilang setelah beberapa minggu penggunaan terus menerus.

Moms dapat mengurangi efek samping ini dengan menyuntikkan obat ini pada waktu tidur dan menggunakan pereda demam atau pereda nyeri seperti asetaminofen sebelum menggunakannya.

Namun, ingat Moms harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat pereda nyeri karena efek interferon.

2. Masalah Gigi dan Mulut

Moms juga mungkin dapat mengalami masalah gigi dan gusi saat menggunakan obat ini, seperti mulut kering dan dapat memperburuk efek samping ini.

Jika hal itu terjadi, Moms disarankan untuk minum banyak air putih agar mulut selalu lembap.

Jangan lupa untuk sikat gigi minimal dua kali sehari dan lakukan pemeriksaan gigi secara teratur selama minimal 6 bulan sekali.

Jangan lupa untuk membilas mulut jika Moms mengalami muntah setelah penggunaan interferon. Hal ini juga dapat mengurangi efek samping yang berhubungan dengan mulut.

3. Rambut Rontok

Masalah lain yang mungkin akan terjadi selama Moms mengunakan interferon adalah kerontokan rambut.

Namun, hal ini akan berhenti saat Moms berhenti menggunakannya dan rambut akan kembali tumbuh dengan normal.

Ingatlah bahwa dokter telah meresepkan obat sesuai dengan kebutuhan. Beri tahu dokter untuk segera jika memiliki efek samping yang serius, ya, Moms.

Selama masalah rambut rontok masih berlangsung, Moms dapat menerapkan pola makan yang sehat.

Di antaranya seperti bayam, telur, wortel, avokad, dan kacang-kacangan yang dikonsumsi secara rutin.

Baca juga: 4 Manfaat Sabut Kelapa yang Perlu Moms Tahu, Bisa untuk Antibiotik!

Inteferon untuk Ibu Hamil

interferon untuk ibu hamil
Foto: interferon untuk ibu hamil (www.parents.com)

Foto: Orami Photo Stock

Obat yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil karena hal ini dapat membahayakan bayi yang belum lahir.

Dilansir dari studi di jurnal Neurology dijelaskan bahwa terapi interferon beta pada trimester pertama kehamilan sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kehilangan janin dan berat badan lahir rendah.

Penting untuk Moms tidak hamil selama menggunakan obat ini atau setidaknya 6 bulan setelah menyelesaikan perawatan.

Dokter mungkin menyarankan Moms yang sudah menikah agar melakukan tes kehamilan sebelum menggunakan obat ini.

Tak hanya pada ibu hamil, Moms yang sedang menyusui juga tidak boleh mengonsumsinya, karena obat ini bisa masuk ke dalam ASI.

Moms yang sedang program hamil juga sebaiknya tidak menggunakan obat ini. Sebab, obat ini dapat menyebabkan cacat lahir jika sang ayah meminumnya saat pasangannya hamil.

Jadi, bagi pria yang sedang menjalani program memiliki anak bersama Moms juga tidak boleh menjadi ayah seorang anak setidaknya selama 6 bulan setelah menyelesaikan perawatan.

Demikian penjelasan mengenai interferon dan juga kegunaannya. Semoga artikelnya bermanfaat, ya, Moms!

  • https://www.webmd.com/drug-medication/interferons-guide#2-4
  • https://www.webmd.com/drugs/2/drug-37/interferon-alfa-2b-injection/details
  • https://www.medicinenet.com/interferon/article.htm#can_interferons_treat_covid-19_coronavirus_disease

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb