03 November 2022

Kenali 5 Jenis Gangguan Kepribadian dan Gejalanya, Jangan Dianggap Enteng!

Sadar atau tidak, narsis juga termasuk salah satu gangguan kepribadian lho
Kenali 5 Jenis Gangguan Kepribadian dan Gejalanya, Jangan Dianggap Enteng!

Semua orang memiliki masalahnya masing-masing, bahkan tanpa disadari bisa saja kita mengalami apa yang disebut dengan gangguan kepribadian.

Disadari atau tidak, kepribadian masing-masing kita dipengaruhi oleh berbagai aspek mulai dari pikiran, emosi, dan perilaku dari diri sendiri.

Orang dengan gangguan kepribadian sering mengalami kesulitan untuk bertanggung jawab atas perasaan dan perilaku mereka.

"Bahkan sering kali menyalahkan orang lain atas masalah mereka. Namun, mereka menderita dan sadar bahwa hidup mereka tidak berjalan dengan baik,” kata Andrew Skokol, profesor penelitian di Universitas Arizona.

Jika kita mengalami suatu gangguan kepribadian, bisa jadi ada sesuatu perilaku yang menyimpang pada diri kita yang tidak kita sadari.

Nah, gangguan ini harus cepat kita sadari keberadaannya agar bisa segera diobati.

Apa saja jenis-jenis gangguan kepribadian yang ada di dalam masyarakat? Yuk, kita pelajari satu per satu!

Baca Juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Balancing Bike dan Sepeda dengan Roda Bantu, Pilih Mana?

Jenis Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian adalah jenis penyakit mental di mana seseorang memiliki pola pikir dan perilaku yang kaku dan tidak sehat.

Umumnya, seseorang dengan gangguan kepribadian mengalami kesulitan dalam memahami dan berhubungan dengan situasi.

Gejala gangguan jiwa bermacam-macam tergantung jenisnya.

Berikut ini jenis gangguan kepribadian serta gejalanya:

1. Gangguan Kepribadian Antisosial

Gangguan Kepribadian Antisosial
Foto: Gangguan Kepribadian Antisosial (depositphotos.com)

Gangguan kepribadian antisosial, kadang-kadang disebut sosiopati adalah gangguan mental di mana seseorang secara konsisten tidak memperhatikan benar atau salah dan mengabaikan hak dan perasaan orang lain.

Seseorang dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung memusuhi, memanipulasi, atau memperlakukan orang lain dengan kasar atau dengan ketidakpedulian yang tidak berperasaan.

Mereka tidak menunjukkan rasa bersalah atau penyesalan atas perilakunya.

Sebuah penelitian ilmiah Journal of Geriatric Psychiatry and Neurology menunjukkan bahwa gangguan kepribadian antisosial lebih banyak dialami oleh orang dewasa.

Sebab, mereka merasa sedang mengalami banyak pikiran maupun beban.

Gejala gangguan kepribadian antisosial, yaitu:

  • Mengabaikan benar dan salah.
  • Kebohongan atau penipuan yang terus-menerus untuk mengeksploitasi orang lain.
  • Menjadi tidak berperasaan, sinis, dan tidak menghormati orang lain.
  • Menggunakan pesona atau kecerdasan untuk memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi atau kesenangan pribadi.
  • Arogansi, rasa superioritas, dan sangat berpendirian.

2. Gangguan Kepribadian Histrionik

Gangguan Kepribadian (bridgestorecovery.com)
Foto: Gangguan Kepribadian (bridgestorecovery.com)

Jenis gangguan kepribadian ini membuat penderitanya sering merasa tidak memiliki harga diri serta senang menarik perhatian dan persetujuan orang lain untuk kesejahteraan mereka.

Mereka sering mendramatisir sesuatu hal atau membesar-besarkan hal kecil demi didengar dan dilihat oleh orang lain.

Makanya disebut ‘histrionik’ yang dalam bahasa Latin histrionicus berarti ‘berkaitan dengan aktor’.

Hubungan mereka dengan orang lain sering tampak tidak tulus atau palsu, yang dalam jangka panjang dapat berdampak buruk pada hubungan sosial dan romantisme ke depannya.

Sebagai gangguan dramatis, gangguan kepribadian histrionik dapat menunjukkan tanda-tanda yang membuat orang lain menjadi kesal, seperti:

  • Senang cari perhatian dan merasa tak nyaman apabila tidak menjadi pusat perhatian.
  • Berpakaian provokatif atau menunjukkan perilaku genit yang tidak pantas pada orang lain.
  • Perubahan emosi dengan cepat.
  • Bertindak dengan dramatis seolah-olah ia adalah seorang aktor, dengan emosi dan ekspresi yang berlebihan namun tidak terlihat tulus.
  • Berlebihan dalam memerhatikan penampilan fisik.

Baca Juga: Mengenal Tuna Grahita, dari Penyebab, Gejala, Hingga Bentuk Penanganannya

3. Gangguan Kepribadian Narsistik

Gangguan Kepribadian Narsistik (today.com)
Foto: Gangguan Kepribadian Narsistik (today.com)

Sesuai dengan kata dasarnya yaitu narsis, penderita seringkali memiliki perasaan sangat mementingkan diri sendiri, memiliki hak lebih dibanding orang lain, dan kebutuhan untuk dikagumi.

“Mereka merasa memiliki hak untuk mendapatkan pujian dan diperlakukan spesial seperti bangsawan,” ujar Dr David Holmes, psikiater di Manchester Metropolitan University.

Sebuah penelitian ilmiah International Journal of Psychology and Psychological Therapy menemukan bahwa, orangtua yang mengalami gangguan kepribadian narsistik akan memengaruhi kesehatan mental anak.

Sebab, kasus orangtua yang narsis biasanya ditandai dengan selalu memperlakukan anaknya yang sudah dewasa seperti anak kecil.

Efek negatif dari infantilisasi pada anak yang sudah beranjak dewasa adalah akan membuat anak merasa terhina, dianggap selalu tidak bisa, dan bisa membuat kesal.

Berikut ini gejala dari gangguan kepribadian narsistik, yaitu:

  • Percaya bahwa dirinya lebih baik dari orang lain.
  • Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan, dan daya tarik.
  • Melebih-lebihkan prestasi atau bakat.
  • Mengharapkan pujian konstan dan kekaguman.
  • Percaya bahwa diri sendiri istimewa dan berperilaku sebagai seseorang yang istimewa.

4. Gangguan Kepribadian Avoidant

Gangguan Kepribadian Avoidant (promises.com)
Foto: Gangguan Kepribadian Avoidant (promises.com)

Penderita gangguan kepribadian ini percaya bahwa mereka secara sosial tidak kompeten, tidak menarik, atau lebih rendah, dan terus-menerus takut dipermalukan, dikritik, atau ditolak.

Selain itu selalu menghindari bertemu orang lain kecuali mereka yakin disukai dalam hubungan intim mereka.

Sebenarnya jenis gangguan kepribadian ini erat kaitannya dengan gangguan kecemasan dan bisa juga dikaitkan dengan penolakan aktual oleh orangtua atau teman di masa kecil.

Selain perilaku isolasi dan perasaan rendah diri, seseorang yang mengalami avoidant personality disorder kemungkinan memiliki ciri seperti berikut:

  • Menghindari aktivitas yang melibatkan interaksi dengan orang lain karena merasa takut akan kritik, celaan, atau penolakan orang lain.
  • Tidak mau berinteraksi dengan orang lain, kecuali mereka yakin akan disukai.
  • Terkesan kaku dalam hubungan pribadi karena takut merasa malu atau dipermalukan.
  • Selalu khawatir akan dikritik atau ditolak pada situasi sosial.
  • Tidak mau terlibat dalam situasi interpersonal yang baru seperti dengan berkenalan, karena merasa minder akan dirinya.

5. Gangguan Kepribadian Ambang Batas

Gangguan Kepribadian Ambang Batas (verywellmind.com)
Foto: Gangguan Kepribadian Ambang Batas (verywellmind.com)

Jenis gangguan kepribadian ini disebut dengan gangguan kepribadian yang menyebabkan penderitanya mengalami ketidakstabilan emosi.

Mereka umumnya sering merasa hampa dan takut untuk ditinggalkan.

“Orang dengan gangguan kepribadian ini memiliki masalah yang signifikan dalam suatu hubungan. Di satu sisi, mereka bisa sangat manja. Di sisi lain, mereka akan mendorong orang tersebut menjauh saat merasa tidak aman dan tidak percaya,” kata Andrew Skokol.

Ada pola hubungan yang intens tetapi tidak stabil, baik itu ketidakstabilan emosional, ledakan kemarahan dan kekerasan (terutama dalam menanggapi kritik), atau perilaku impulsif.

Bahkan ancaman bunuh diri dan tindakan melukai diri sendiri adalah hal biasa bagi para penderita gangguan kepribadian jenis ini.

Gejala gangguan kepribadian ambang batas cukup bervariasi, beberapa tandanya, yaitu:

  • Gangguan pemahaman identitas.
  • Impulsif, tidak berpikir panjang.
  • Reaksi emosi yang intens dan sulit terkontrol.
  • Melakukan atau berperilaku yang membahayakan atau merusak diri sendiri.
  • Disosiasi, sulit berinteraksi normal dengan orang lain atau suatu kelompok.

Baca Juga: Wajib Tahu, 5 Jenis Benjolan di Payudara dan Cara Mengatasinya

Kriteria diagnosis gangguan kepribadian secara umum diberikan saat usia dewasa.

Diagnosis macam-macam gangguan kepribadian sebenarnya tidak boleh diberikan kepada anak-anak maupun remaja.

Sebab, perkembangan kepribadian di rentang usia ini belum sepenuhnya lengkap.

Itu dia beberapa jenis gangguan kepribadian yang mungkin sering ditemukan di sekitar kita.

Jika ada teman atau keluarga yang mengalami hal serupa, jangan ditinggalkan atau jauhi, tapi bantu mereka untuk menemukan solusi dan pengobatan yang tepat, ya, Moms.

  • https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0891988717732155
  • https://www.researchgate.net/publication/280102005_THE_RELATIONSHIP_BETWEEN_PARENTAL_NARCISSISM_AND_CHILDREN'S_MENTAL_VULNERABILITY_THE_MEDIATION_ROLE_OF_THE_REARING_STYLE
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/antisocial-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20353928
  • https://www.healthline.com/health/personality-disorders#causes
  • https://www.healthline.com/health/depression/facts-statistics-infographic#Symptoms-of-depression

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb