Mengenal Jerawat di Vagina, Cari Tahu Gejala, Penyebab, hingga Penanganannya
Tahukah, Moms kalau jerawat juga bisa muncul di vagina? Nah, jerawat di vagina serupa dengan jerawat yang terjadi di area lain dari tubuh.
Selain wajah, jerawat juga bisa muncul di bagian tubuh lainnya, seperti punggung, bokong hingga kulit kepala.
Jerawat bisa meradang, berwarna merah, dipenuhi nanah, terasa gatal, dan muncul dari berbagai ukuran. Lantas, apa penyebabnya?
Yuk, simak penjelasan seputar jerawat di vagina berikut ini!
Baca Juga: Mengetahui pH Vagina dan Cara Menjaga Keseimbangannya
Gejala Jerawat di Vagina
Sama seperti jerawat lainnya, gejala jerawat di vagina umumnya berupa:
- Benjolan kecil yang sakit bila disentuh
- Memiliki mata putih berisi nanah
- Kadang menyebabkan kemerahan di sekitar jerawat
- Bengkak di area vagina (jarang terjadi).
Walaupun gejalanya jelas, ternyata masih banyak yang menyalahartikan jerawat di vagina dengan bisul.
Melansir Flo Health, kondisi bisul adalah jenis infeksi kulit, sedangkan jerawat merupakan kondisi ketika kulit mengalami peradangan akibat bakteri.
Selain itu, bisul biasanya bisa berisi nanah dan berukuran besar hingga menimbulkan gejala berupa demam dan rasa nyeri.
Jadi, selama benjolan hanya memiliki mata nanah namun tidak menyebabkan meriang, itu hanyalah jerawat di vagina pada umumnya.
Baca Juga: Jerawat Meradang, Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Penyebab Munculnya Jerawat di Vagina
Moms, penyebab munculnya jerawat di vagina memiliki banyak faktor.
Umumnya, jerawat vagina muncul sebagai jerawat nanah yang mengelilingi rambut.
Kondisi ini dapat terjadi akibat beberapa hal, termasuk perubahan hormonal. Melansir Medical News Today, beberapa penyebab jerawat di vagina, antara lain:
1. Dermatitis Kontak
Umumnya, jerawat di vagina disebabkan oleh dermatitis kontak. Kondisi ini adalah reaksi yang muncul ketika vagina terpapar iritan atau alergen tertentu.
Dermatitis kontak pada area vagina juga dapat disebabkan oleh bergaam hal, seperti:
- Sabun yang mengandung wewangian
- Tisu
- Tampon
- Pembalut
- Pelumas
- Spermisida
- Obat-obatan topikal
- Deterjen
Selain itu, vagina juga dapat teriritasi karena keputihan, urine, ataupun sperma yang dapat memicu terbentuknya jerawat.
2. Folikulitis
Folikulitis juga menjadi salah satu penyebab umum jerawat di area kewanitaan.
Ini adalah infeksi dan peradangan pada folikel rambut yang berupa rongga kecil tempat tumbuhnya rambut, termasuk rambut kemaluan.
Folikulitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
- Mencukur bulu
- Rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair)
- Mengenakan celana ketat atau yang terlalu menggesek kulit
- Folikel tersumbat oleh produk tertentu atau keringat
- Berenang di kolam yang tidak bersih
Baca Juga: Kenali Brazilian Wax dan 10 Tips untuk Mencegah Rasa Sakit!
3. Moluskum Kontagiosum
Moluskum kontagiosum adalah infeksi virus pada kulit yang dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk daerah vagina.
Kondisi ini menyebabkan timbulnya lesi berukuran kecil dan berwarna putih pada kulit yang disertai rasa sakit.
Moluskum kontagiosum biasanya membaik dalam waktu 6-12 bulan, namun dapat pula bertahan hingga 4 tahun.
4. Hidradenitis Suppurativa
Hidradenitis suppurativa adalah penyakit kulit kronis yang memengaruhi kelenjar keringat.
Penyakit ini menyebabkan timbulnya lesi seperti jerawat di sekitar tubuh, termasuk vulva, sehingga menyerupai jerawat di vagina.
Penyebab hidradenitis suppurativa belum diketahui secara pasti, serta tak dapat sembuh dengan mudah.
Tak hanya itu, penyakit langka ini juga bisa meninggalkan bekas luka.
Selain itu, hindari memakai pakaian yang terlalu ketat karena bisa menjadi tempat bagi perkembangbiakan bakteri karena area vagina yang selalu tertutup.
Baca Juga: 5 Cara Anti Gatal Membersihkan Bulu Kemaluan
Pengaruh Perubahan Hormon
Ada faktor lain yang dapat berpengaruh pada munculnya jerawat di vagina, salah satunya adalah perubahan hormon.
Menurut Dr. Michelle Henry, dokter kulit dari New York, perubahan hormon yang signifikan bisa menyebabkan munculnya jerawat termasuk di area vagina.
Nah, fluktuasi hormon kerap terjadi saat menstruasi, melahirkan atau ketika Moms menyusui. Selain itu, pada dasarnya area genitalia sangat sensitif.
Terlebih lagi apabila dasarnya Moms juga memiliki kulit yang sensitif. Kulit sensitif di sekitar garis vulva rentan terkena jerawat.
“Sama seperti pori-pori di wajah yang bisa tersumbat, demikian juga pori-pori pada vulva. Untuk itu, komedo di area labia cukup umum terjadi,” ungkap Dr. Leah Millheiser, asisten klinis profesor kebidanan dan kandungan dari Stanford University.
Pada dasarnya, jerawat vagina bukan kondisi yang berbahaya.
Namun, apabila kondisi semakin memburuk sehingga membuat nyeri dan sakit saat buang air kecil, maka ada baiknya Moms meminta pertolongan medis.
Baca Juga: Waspada, Ini 5 Tanda Vagina Tidak Sehat
Kuncinya, Bersihkan Vagina dengan Tepat
Dilansir dari International Journal of Health Sciences and Research, perhatikan cara menjaga kebersihan vagina untuk mencegah timbulnya jerawat.
Vagina sebaiknya tidak diberikan sabun pewangi karena dapat mengganggu keseimbangan pH.
Ketika muncul jerawat di area vagina, hal ini juga harus diperhatikan.
Lebih baik Moms menggunakan sabun antibakteri untuk mencuci area sekitar vagina, bukan di dalam vagina.
Jika benjolan tersebut kronis dan mulai terasa menyakitkan, maka sebaiknya periksakan ke dokter.
Nah, biasanya dokter akan merekomendasikan antibiotik oles atau bahkan minum untuk membantu mengurangi gejalanya.
Selain itu, jangan mencoba memencet jerawat di vagina karena dapat menyebabkan infeksi yang semakin parah.
Baca Juga: Kandidiasis, Jamur Vagina yang Pengaruhi Kesuburan?
Penanganan dan Pencegahan Jerawat di Vagina
Selain menjaga kebersihan, Moms juga harus memerhatikan faktor lainnya yang bisa memicu jerawat di vagina.
Pengobatan jerawat di vagina bisa berupa obat oles, seperti salep, krim, atau gel, bisa juga berupa obat minum, tergantung penyebabnya.
Pada beberapa kasus, dokter bahkan menganjurkan operasi.
Melansir Healthline, untuk mencegah jerawat di vagina muncul kembali, ada beberapa tips yang bisa Moms lakukan, yaitu:
- Pilih pakaian dalam yang terbuat dari katun
- Hindari pakaian ketat yang dapat menyebabkan gesekan
- Hindari menyentuh atau memencet jerawat
- Hindari mandi atau berendam dengan air yang terlalu panas
- Hindari mencukur rambut kemaluan
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Membersihkan Vagina?
Area vagina sangat sensitif dan mudah teriritasi. Nah, itulah yang bisa diketahui tentang penyebab jerawat di vagina.
Sebaiknya, tetap jaga kebersihan dan kesehatan vagina dengan baik ya, Moms!
- https://www.healthline.com/health/womens-health/vaginal-pimples#:~:text=Pimples%20in%20the%20genital%20area,toward%20the%20skin%2C%20causing%20irritation.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/317810
- https://www.teenvogue.com/story/how-to-treat-vaginal-pimples-and-acne
- https://www.verywellhealth.com/vaginal-pimples-overview-4685090
- https://www.prevention.com/health/a20471293/treatment-for-vaginal-acne/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3080563/
- http://www.ijwhr.net/pdf/pdf_IJWHR_202.pdf
- https://flo.health/menstrual-cycle/health/symptoms-and-diseases/pimples-on-labia-main-reasons
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.