21 Februari 2024

Begini Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Sedang Terkena Diare

Jika tidak segera ditangani, bisa berakibat fatal
Begini Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Sedang Terkena Diare

Apakah Moms tahu bahwa warna dan tekstur BAB bayi bisa menentukan kondisi kesehatannya?

Ya, feses memang bisa menjadi petunjuk kesehatan, termasuk saat warna feses bayi diare yang bisa langsung Moms kenali.

Warna dan tekstur BAB bayi saat mengalami diare biasanya memiliki konsistensi cair.

Cair dalam artian sama sekali tidak ada feses padat di dalamnya, Moms.

Nah, jika bayi sudah mengalami diare, pastinya Moms menjadi cemas. T

Perlu Moms ketahui, warna dan tekstur BAB bayi dan warna feses orang dewasa tidak bisa disamakan, terutama pada bayi baru lahir.

Warna dan tekstur BAB bayi akan berubah seiring berjalannya waktu karena ditentukan oleh pola makannya yang berubah.

Jadi, selama bayi tidak menunjukkan masalah kesehatan seperti feses cair yang berlangsung lama, hingga menunjukkan adanya masalah kesehatan lain, Moms tidak perlu cemas.

Misalnya, tekstur BAB bayi terlalu padat, encer, dan warnanya berubah-ubah, hal ini memang kerap menciptakan kekhawatiran orang tua dalam mengasuh Si Kecil.

Akan tetapi, selama bayi masih mengkonsumsi ASI eksklusif, perubahan pola BAB ini adalah hal yang umum dan tidak membahayakan.

Lantas jika perubahan warna dan tekstur BAB bayi adalah wajar, bagaimana dengan warna feses bayi saat diare?

Baca Juga: Kenali Kondisi Mastitis, Payudara Bengkak dan Sakit pada Ibu Menyusui

Diare dan Disentri Bisa Mengubah Warna dan Tekstur BAB Bayi

Ilustrasi Bayi Diare
Foto: Ilustrasi Bayi Diare (Todaysparent.com)

Sebelum Moms mengetahui warna dan tekstur BAB bayi saat diare, simak terlebih dahulu perbedaan diare dan disentri yang kerap menyerang anak-anak dan bayi, ya Moms.

Diare merupakan penyakit yang membuat penderitanya buang air besar lebih sering dari biasanya, dengan kondisi feses yang encer atau cair.

Diare biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Sementara disentri adalah infeksi saluran cerna yang ditandai dengan diare berdarah.

Pada beberapa kasus, lendir juga dapat ditemukan pada tinja penderita disentri.

Disentri bisa berlangsung selama 3-7 hari.

Biasanya warna tinja sama dengan diare pada umumnya, tetapi disertai darah dan lendir.

Penderita disentri akan mengalami sejumlah gejala, antara lain nyeri atau kram perut, mual, muntah, demam di atas 38 derajat Celsius, dan dehidrasi yang jika tidak segera diatasi dapat berakibat fatal.

Infeksi disentri menyebar melalui kontak dengan makanan atau air yang terkontaminasi tinja penderita disentri yang mengandung kuman.

Oleh sebab itu, higenitas sanitasi dan kebiasaan mencuci tangan sebaiknya selalu diterapkan pada anak.

Disentri terdiri dari dua tipe, yaitu Disentri Bakteri dan Disentri Amoeba.

Disentri Bakteri disebabkan oleh bakteri seperti Shigella, Campylobacter, Salmonella, atau Enterohemorrhagic E. coli.

Sementara Disentri Amoeba disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang menginfeksi usus.

Hal ini dikenal dengan Amoebiasis.

Kedua jenis disentri ini memiliki gejala yang sama, yaitu demam tinggi, sakit perut, diare berlendir dan darah.

Hal yang membedakan penyebab tinja berdarah hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan tinja dan parasit secara lengkap.

Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Diare

Warna Feses Bayi Diare
Foto: Warna Feses Bayi Diare (Nationwidechildrens.org)

Warna feses bayi diare dijelaskan langsung oleh dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A (K) Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, lho Moms.

dr. Frieda menjelaskan diare ditandai dengan konsistensi tinja yang cair.

"Diare ditandai dengan konsistensi tinja yang cair. Skala Tinja Bristol di bawah ini dapat membantu orang tua mengetahui bentuk diare cair.

Tipe 5, 6, dan 7 menandakan bentuk tinja cair pada anak yang mengalami diare," jelas dr. Frieda.

Selain bentuk yang cair, ada beberapa warna feses bayi diare yang perlu Moms perhatikan.

Feses yang normal berwarna kuning cokelat, kecokelatan, cokelat kehijauan, dan hijau kehitaman.

"Warna tinja tidak normal adalah hitam, putih pucat seperti dempul, merah darah, lendir dengan bercak darah.

Keterangan mengenai warna feses bayi dapat dilihat pada gambar di atas," jelasnya.

Baca Juga: Obat Diare Anak Alami, Mulai dari Jahe, Cuka Apel, hingga Yogurt!

BAB Bayi Encer Berwarna Kuning dan Hijau

Ilustrasi Bayi Menangis
Foto: Ilustrasi Bayi Menangis (Pexels.com/RODNAE Productions)

Warna feses bayi diare memang bisa menandakan adanya masalah kesehatan pada bayi.

Terlebih, bayi belum memiliki usus yang berkembang sempurna.

Mereka tidak dapat menyerap makanan dengan baik.

Akibatnya, sebagian besar BAB yang dikeluarkan lebih encer dan berair.

Termasuk BAB bayi encer berwarna kuning.

BAB encer pada bayi dapat diakibatkan berbagai faktor.

Penyebab utama BAB bayi encer berwarna kuning adalah usus bayi tidak dapat menyerap terlalu banyak dari sebagian besar BAB.

Susu dan makanan yang dikonsumsi ibu juga dapat mempengaruhi kualitas BAB.

Pada bayi usia 8 bulan ke atas, sebagian dari mereka sedang mengalami proses pertumbuhan gigi.

BAB encer juga bisa disebabkan dari air liur berlebihan yang ditelan saat pertumbuhan gigi terjadi.

Melansir About Kids Health, namun tak jarang juga BAB bayi encer berwarna kuning juga salah satu penyebab diare.

Diare menyebabkan BAB encer dan buang air menjadi lebih sering dalam 24 jam.

Sebuah studi Ayurved Studies & Research Center, diare bisa menyebabkan BAB encer dan biasanya berwarna kuning, hijau atau cokelat.

Segera temui dokter apabila BAB bayi encer berwarna kuning selama satu hari dan disertai demam, muntah, dehidrasi atau ada darah menempel.

Selain berwarna kuning, feses bayi warna hijau juga tentunya kerap terjadi, ya Moms.

Tapi, warna hijau tidak selalu karena masalah kesehatan, Moms.

"Feses berwarna hijau tidak selalu menandakan bahwa si kecil sedang mengalami masalah kesehatan," kata dr. Frieda.

Baca Juga: 5+ Rekomendasi Bedak Bayi, Bikin Segar dan Cegah Ruam Popok!

Warna dan Tekstur BAB Bayi yang Perlu Diperhatikan

Ilustrasi Popok Bayi
Foto: Ilustrasi Popok Bayi (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Perubahan warna tinja bayi memang membingungkan dan mengkhawatirkan.

Termasuk saat Moms melihat BAB bayi encer berwarna kuning.

Namun, apakah Moms ketahui bahwa warna dan tekstur BAB bayi sebenarnya bisa menjadi gambaran dari kesehatannya?

Yuk Moms pahami kondisi kesehatan Si Kecil dengan mengenali warna dan tekstur BAB-nya, seperti yang ada di bawah ini.

Baca Juga: 12 Penyebab Bayi Muntah, Cari Tahu Moms!

1. Hijau Gelap – Hitam

Pada beberapa hari pertama setelah dilahirkan, Moms akan menemui warna BAB bayi cenderung hitam atau hijau gelap.

Zat ini disebut meconium dan terdiri dari hal-hal yang tertelan oleh bayi saat berada di dalam rahim, seperti lendir, sel kulit, dan cairan ketuban.

Kebanyakan tinja berwarna hijau lebih sering terjadi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula daripada ASI eksklusif.

Namun ini adalah hal yang normal.

Sebuah Studi oleh Seattle Children, tinja berwarna hijau juga salah satu pertanda diare.

Namun tidak perlu dikhawatirkan ya Moms apabila kondisi anak baik-baik saja.

Warna dan tekstur BAB bayi yang menyerupai mustard adalah BAB bayi normal pada umumnya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb