13 April 2023

Pneumonia pada Anak: Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

Ini yang perlu Moms ketahui tentang pneumonia pada anak
Pneumonia pada Anak: Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

Pneumonia pada anak cukup berbahaya bagi generasi zaman dahulu, namun kini Si Kecil bisa disembuhkan dengan lebih cepat jika mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Sebagian besar kasus pneumonia pada anak melibatkan infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Dilansir dari British Lung Foundation, virus yang menyebabkan infeksi ini adalah:

  • Virus pernapasan syncytial
  • Influenza
  • Parainfluenza
  • Adenovirus

Lebih lanjut, Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K) menjelaskan mengenai penyebab dari kondisi pneumonia pada anak ini.

"Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi. Penyebabnya dapat merupakan infeksi virus, bakteri, atau jamur," ucap dr. Wahyuni.

"Penyebab lainnya juga bisa karena menghirup isi lambung misalnya karena refluks isi lambung atau muntah ini yang disebut aspirasi pneumonia," sambungnya.

Virus dan bakteri yang menyebabkan pneumonia bersifat menular. Mereka biasanya ditemukan pada cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi.

Biasanya, virus menyebar melalui batuk atau bersin. Menggunakan gelas dan peralatan makan yang sama juga bisa membuat seseorang tertular pneumonia.

Karena berkaitan dengan infeksi bakteri dari satu orang ke lainnya, pneumonia biasanya terjadi ketika anak lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.

Atau, bisa juga tertular karena melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi. Risiko anak terkena pneumonia tidak dipengaruhi dengan kelembapan udara.

Meski kini sudah ada obat dan cara penanganan yang tepat, ada baiknya Moms mengetahui fakta, gejala, hingga cara menangani pneumonia pada anak berikut ini.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Sakit Telinga pada Anak, Ini Cara Mengatasinya

Gejala Pneumonia pada Anak

Anak Minum Air Putih
Foto: Anak Minum Air Putih (Orami Photo Stock)

Sama seperti infeksi lainnya, pneumonia pada anak menyebabkan demam. Penderita akan mengalami keringat dingin, menggigil dan kulit memerah.

Dalam kondisi pneumonia pada anak, Si Kecil akan cenderung kehilangan nafsu makannya dan tidak bersemangat.

Sementara, bayi dan balita menunjukkan wajah pucat, lemas dan sering menangis.

Karena pneumonia pada anak juga bisa menyebabkan gangguan pernapasan, Moms perlu memerhatikan gejala yang lebih spesifik.

Dilansir dari Kids Health Information gejalanya adalah:

  • Batuk
  • Panas tinggi
  • Napas anak cepat dan susah payah
  • Pelebaran pada lubang hidung
  • Nyeri di dada dan sulit bernapas
  • Warna kebiruan pada bibir dan kuku karena penurunan oksigen dalam aliran darah

Meskipun diagnosis pneumonia pada anak biasanya bisa ditentukan dengan melihat gejala-gejala di atas, namun rontgen dada terkadang diperlukan.

Hal ini berguna untuk memastikan sejauh mana bahayanya pada paru-paru Si Kecil.

Baca Juga: Kenali Berbagai Jenis Batuk Pada Anak 

Fakta Mengenai Pneumonia pada Anak

Pneumonia pada Anak
Foto: Pneumonia pada Anak (verywellhealth.com)

Seperti yang sudah dibahas, pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang bisa menjangkit salah satu atau kedua paru-paru.

Dilansir dari laman UNICEF, berikut fakta-fakta terkait Pneumonia yang patut Moms ketahui.

1. Penyebab Kematian Anak Terbesar

Meski disebut tidak terlalu membahayakan, namun pneumonia adalah penyebab kematian anak terbesar jika dibandingkan dengan penyakit menular lainnya.

Di seluruh dunia, terdapat 800.000 anak balita meninggal karena pneumonia pada tiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, ada lebih dari 19.000 anak balita yang meninggal karena penyakit ini pada tahun 2018, atau 2 anak setiap jamnya jika dihitung rata-rata.

2. Bisa Menular

Moms perlu ekstra hati-hati karena pneumonia pada anak bisa menular. Penularan penyakit ini pun bisa dalam beberapa cara seperti udara dan darah.

Penularan lewat udara bisa dari batuk atau bersin, sementara penularan melalui darah bisa terjadi setelah kelahiran atau permukaan yang terkontaminasi.

Baca Juga: Patut Diwaspadai, Ini Gejala Sesak Napas Saat Hamil Akibat Asma

3. Polusi Udara Jadi Faktor Terbesar

Setiap manusia memang memiliki sistem imun yang bertugas melindungi tubuh dari berbagai macam virus dan penyakit.

Sayangnya imunitas tubuh bisa berkurang di waktu yang tak terduga.

Pada anak-anak sendiri, polusi udara adalah salah satu faktor terbesar terjangkitnya pneumonia. Sekitar 50% anak yang meninggal karena pneumonia disebabkan polusi udara.

Polusi udara di luar ruangan adalah salah satu hal yang mengancam kesehatan anak.

Meningkatnya urbanisasi di berbagai negara menjadi penyebab terbesar pneumonia. Terutama ketika negara tersebut memiliki tingkat pneumonia yang tinggi.

Kendati demikian meski polusi udara menjadi salah satu penyebab tertinggi, polusi udara dalam ruangan juga bisa membahayakan, lho Moms!

Salah satu polusi udara dalam rumah adalah udara kotor dari bahan bakar untuk memasak dan menghangatkan makanan.

Udara kotor ini bisa menimbulkan risiko global yang lebih tinggi.

Polusi udara yang berada di dalam ruangan sendiri telah menyumbang kontribusi terhadap kematian anak akibat pneumonia yang terkait dengan polusi udara sebanyak 62%.

Wah, Moms harus lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan udara di dalam ruangan, ya!

Jangan sampai udara di dalam rumah kotor dan menimbulkan penyakit pada Si Kecil dan anggota keluarga yang lain.

Risiko Pneumonia pada Anak

Ibu Merawat Anak Sakit
Foto: Ibu Merawat Anak Sakit

Seperti yang sudah diketahui, pneumonia pada anak sendiri terjadi akibat virus yang masuk ke dalam tubuh. Jika ditanya mengenai risiko, kondisi ini pun tidak begitu membahayakan.

Pneumonia adalah penyakit yang akut atau berlangsung singkat, jadi Moms tidak perlu khawatir akan keselamatan Si Kecil.

Biasanya, anak akan sembuh setelah mendapatkan perawatan yang tepat.

Namun, apabila pneumonia terjadi secara berulang tentu dapat mengganggu pertumbuhan Si Kecil dan dapat terjadi gagal tumbuh.

Lalu, membicarakan mengenai kesembuhan pneumonia pada anak, penyakit ini bisa disembuhkan oleh medis.

Pneumonia pada anak dapat disembuhkan asalkan dideteksi segera dan gejala belum terlalu berat. Apabila datang ke rumah sakit terlambat dapat berakibat kematian.

Baca Juga: Anak Pura-pura Sakit untuk Menghindari Sesuatu? Lakukan 3 Hal Ini!

Cara Mengatasi Pneumonia pada Anak

Anak Dirawat di Rumah Sakit
Foto: Anak Dirawat di Rumah Sakit (Orami Photo Stock)

Karena pneumonia pada anak disebabkan oleh virus, biasanya tidak ada perawatan khusus selain istirahat dan pengecekan berkala untuk demam.

Pneumonia biasanya akan membaik setelah beberapa hari, meskipun anak masih mengalami batuk selama beberapa minggu.

Untuk beberapa kasus, pengobatan tidak terlalu dibutuhkan. Namun ada pula dokter anak yang akan memberikan antibiotik.

Jika sudah diresepkan, maka perlu dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter.

Lebih lanjut dr. Wahyuni pun menjelaskan cara mengatasi kondisi pneumonia pada anak yang umum dilakukan, yaitu:

  • Obat antibiotik
  • Pemberian oksigen
  • Obat penurun panas
  • Memenuhi kebutuhan cairan anak
  • Melengkapi imunisasi
  • Pemberian ASI eksklusif
  • Cukupi nutrisi anak
  • Memenuhi kebutuhan vitamin A
  • Cegah paparan polusi udara dan asap rokok

Jadi, meski kondisi pneumonia pada anak bisa ditangani sendiri, Moms masih tetap perlu memeriksakan Si Kecil ke dokter secepatnya jika Moms melihat gejala pneumonia.

Apalagi jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda infeksinya menyebar dan semakin berbahaya seperti berikut:

  • Demam berlangsung selama beberapa hari meskipun sudah diberikan antibiotik
  • Kesulitan bernapas
  • Kulit kemerahan, sendi membengkak, tulang terasa sakit, leher kaku dan muntah-muntah

Baca Juga: Bolehkah Anak Diimunisasi saat Sakit? Cari Tahu Dulu Faktanya

Pencegahan Pneumonia pada Anak

Konsultasi ke Dokter Anak
Foto: Konsultasi ke Dokter Anak (Orami Photo Stock)

Moms, jangan tunggu sampai anak mengalami gejala pneumonia. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah pencegahan dengan berbagai cara.

Dilansir dari Nationwide's Children, berikut pencegahan yang bisa Moms lakukan untuk melindungi Si Kecil dari pneumonia.

1. Vaksin

Beberapa tipe pneumonia pada anak bisa dicegah dengan vaksin, adapun imunisasi yang dapat mencegah pneumonia pada anak adalah:

  • Haemophilus influenzae (Hib) di usia 2 bulan
  • Pertussis di usia 2 bulan
  • Vaksin pencegah Streptococcus pneumoniae
  • Vaksin campak

Di Indonesia sendiri, cakupan vaksin DTP3 dan Hib3 pada anak usia 1 tahun di 2018 adalah 79%.

Indonesia sudah menetapkan target untuk meningkatkan PCV pada tahun 2024 untuk menjangkau 5 juta bayi yang lahir tiap tahunnya.

Selain vaksin-vaksin tersebut, Si Kecil usia 6 bulan hingga 19 tahun juga bisa mendapatkan vaksin flu.

Vaksin ini diutamakan bagi anak-anak yang memiliki penyakit kronis, seperti:

  • Asma
  • Gangguan pada paru-paru
  • Penyakit jantung

Jika anggota keluarga di rumah memiliki gangguan pernapasan atau infeksi tenggorokan, sebaiknya pisahkan gelas dan alat makannya.

2. Cuci Tangan

Jangan remehkan kekuatan cuci tangan ya, Moms! Mungkin terdengar sepele, namun cuci tangan adalah cara membunuh kotoran dan kuman yang menempel pada tangan.

Seperti yang sudah kita semua tahu, tangan manusia aktif dalam menyentuh barang apapun.

Hal tersebutlah yang dapat membuat tangan menjadi sarang bakteri dan virus jika tidak dibersihkan secara rutin.

UNICEF menuliskan, dalam sebuah studi menyebutkan bahwa kegiatan cuci tangan bisa mengurangi risiko pneumonia pada anak hingga 50%.

Tak hanya mencuci tangan, pneumonia pun bisa dicegah dengan meningkatkan berbagai tindakan perlindungan, seperti:

  • Memastikan asupan gizi Si Kecil terpenuhi
  • Mengurangi faktor risiko dari polusi udara yang membuat alat pernapasan lebih rentan terkena infeksi
  • Menerapkan praktik pola hidup yang bersih

Di Indonesia sendiri, terdapat 64% persen populasi yang memiliki fasilitas pencucian dasar di tahun 2017 dan angka tersebut pun bertambah di tiap tahunnya.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Batas Normal Napas Bayi Baru Lahir

3. ASI Eksklusif

Pentingnya ASI eksklusif pun sudah seringkali digaungkan para ahli medis untuk meningkatkan kesehatan imunitas dan tumbuh kembang anak.

Ya, dengan memberikan ASI eksklusif pada anak, Si Kecil akan memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik dan memiliki gizi yang seimbang.

Tak hanya sampai di sana, dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan pertama Si Kecil terlindungi dari pneumonia dan penyakit menular lainnya.

Jadi, Moms jangan sampai putus memberikan ASI pada Si Kecil ya!

Jika Moms adalah seorang pekerja kantoran, jangan lupa untuk menyediakan stok susu agar bisa tetap diberikan pada Si Kecil pada jam-jam yang sudah ditentukan.

Nah, bagaimana penjelasan mengenai Pneumonia pada anak di atas?

Jika masih ada pertanyaan terkait topik ini, jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar ya!

  • https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/6-fakta-pneumonia
  • https://www.nationwidechildrens.org/conditions/pneumonia
  • https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Pneumonia/
  • https://www.blf.org.uk/support-for-you/pneumonia-in-children/what-is-it#causes

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb