28 Maret 2019

Kenali Neuron Langka Dalam Otak, ‘Neuron Rosehip’

Penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa neuron ini terdapat dalam otak manusia
Kenali Neuron Langka Dalam Otak, ‘Neuron Rosehip’

Dinamakan rosehip karena tampilannya yang tebal. Sel otak ini memiliki keunikan karena bentuknya yang khas dan koneksi yang beragam dengan neuron lain.

Neuron memiliki cabang panjang yang disebut dendrit yang menerima sinyal dari neuron lain. Dalam sel rosehip, dendrit berbentuk kecil dan memiliki banyak cabang.

Trygve Bakken, salah satu penulis utama makalah dan ilmuwan senior di Allen Institute for Brain Science di Seattle menambahkan, wujud rosehip serupa bohlam lampu yang melepaskan sinyal kimia ke neuron lain.

Pasalnya, neuron rosehip merupakan temuan hasil kolaborasi dua tim peneliti, yaitu tim peneliti Bekken di Allen Institute dan tim peneliti dari Universitas Szeged di Hungaria. Kedua tim peneliti awalnya melakukan penelitiannya masing-masing dan memutuskan untuk kerja sama setelah saling tahu kalau subjek penelitian mereka sama.

Peneliti Allen Institute menemukan neuron tersebut dari sel tisu jaringan otak dari dua pria paruh baya yang telah meninggal. Bekken menjelaskan Bahwa peneliti menemukan neuron rosehip menghidupkan sejumlah gen yang tidak dilakukan oleh neuron lainnya.

Sementara itu tim peneliti di Hungaria meneliti tentang aktivitas listrik dan bentuk neuron dalam jaringan otak yang telah disimpan dan tetap hidup dalam larutan.

Baca Juga: Pola Makan yang Membuat Otak Awet Muda dan Bahagia

Mengapa Dikatakan Langka?

blue neuron on blue background
Foto: blue neuron on blue background

Menurut Bakken, neuron rosehip dikatakan langka karena sel tersebut sangat jarang di otak. Jaringan otak manusia pun sulit untuk dipelajari oleh para ilmuwan.

Walau para peneliti hanya meneliti satu lapisan otak, ada kemungkinan bahwa neuron rosehip ditemukan di lapisan lainnya juga.

Para peneliti menemukan bahwa neuron rosehip membentuk sekitar 10% dari lapisan pertama neokorteks (terlibat dalam penglihatan dan pendengaran). Rosehip juga ditemukan terhubung ke sel piramidal yang merupakan sejenis neuron perangsang yang membentuk dua pertiga dari semua neuron dalam korteks.

Neuron rosehip dikenal sebagai neuron penghambat aktivitas neuron lainnya, yang artinya bisa mengurangi semangat kerja neuron lainnya. Sejauh ini penelitian mengenai neuron langka ini masih perlu diperdalam. Sebab belum ditemukan juga bagaimana rosehip bisa mempengaruhi perilaku otak.

Baca Juga: 8 Manfaat Meditasi untuk Kesehatan Otak, Moms Harus Coba!

Neuron dan Neurotransmitter

videoblocks attractive smart woman sitting at laptop making notes in notebook nice girl in glasses finishing work closing lid of laptop s7whbjsuz thumbnail full01
Foto: videoblocks attractive smart woman sitting at laptop making notes in notebook nice girl in glasses finishing work closing lid of laptop s7whbjsuz thumbnail full01

Neuron adalah unit kerja dasar otak, sel khusus yang dirancang untuk mengirimkan informasi ke sel-sel saraf, otot, atau sel kelenjar lainnya. Otak manusia bisa menjadi sedemikian rupa karena sifat struktural dan fungsional neuron yang saling berhubungan.

Otak mamalia mengandung antara 100 juta dan 100 miliar neuron, tergantung pada spesiesnya. Setiap neuron mamalia terdiri dari sel tubuh, dendrit, dan akson. Tubuh sel mengandung nukleus dan sitoplasma. Akson memanjang dari tubuh sel dan sering menimbulkan banyak cabang yang lebih kecil sebelum berakhir di terminal saraf.

Sedangkan neurotransmitter adalah bagian penting dari fungsi kita sehari-hari. Meskipun tidak diketahui secara pasti berapa banyak neurotransmitter yang ada, para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 100 pembawa pesan kimia ini.

Baca Juga: Mengenal Gut-Brain Connection, Mengapa Usus dan Otak Bisa Saling Memengaruhi

Berikut ini adalah beberapa neurotransmitter utama, efek yang diketahui, dan gangguan yang berhubungan dengan mereka.

1. Asetilkolin: Terkait dengan ingatan, kontraksi otot, dan pembelajaran. Kekurangan asetilkolin di otak dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.

2. Endorfin: Berhubungan dengan emosi dan persepsi nyeri. Tubuh melepaskan endorfin sebagai respons terhadap rasa takut atau trauma. Utusan kimia ini mirip dengan obat opiat seperti morfin tetapi secara signifikan lebih kuat.

3. Dopamin: Terkait dengan pikiran dan perasaan yang menyenangkan. Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit yang berhubungan dengan defisit dopamin. Dokter dapat meresepkan obat yang dapat meningkatkan aktivitas dopamin di otak. Jika Parkinson disebabkan oleh kekurangan dopamin, kelebihan dopamin (pada bagian tertentu) membuat seseorang menderita skizofrenia.

(MDA/IRN) 

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb