11 Oktober 2022

Kenali Hiperhidrosis, Kondisi Keringat Berlebih yang Bisa Berhubungan dengan Penyakit

Bisa dipicu dari genetik atau riwayat penyakit
Kenali Hiperhidrosis, Kondisi Keringat Berlebih yang Bisa Berhubungan dengan Penyakit

Setiap orang tentunya mengalami kondisi tubuh yang berkeringat. Meski begitu, ada sebagian orang memiliki kondisi keringat berlebih atau hiperhidrosis.

Mengutip MedlinePlus, orang dengan hiperhidrosis bisa berkeringat secara berlebihan dan tidak terduga.

Orang dengan kondisi ini dapat berkeringat, bahkan ketika suhu dingin atau ketika sedang istirahat.

Yuk, cari tahu penyebab dan bagaimana cara mengatasi keringat yang berlebihan ini, Moms!

Baca Juga: 13 Manfaat Kurma untuk Anak, Meningkatkan Kesehatan Tulang, Pencernaan, dan Otak Si Kecil

Gejala Hiperhidrosis

Hiperhidrosis
Foto: Hiperhidrosis (everydayhealth.com)

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan dalam National Center for Biotechnology Information, hiperhidrosis adalah gangguan keringat berlebih.

Ini umumnya akibat stimulasi berlebihan pada lapisan kulit manusia. Ada beberapa gejala lain yang disertai ketika mengalami keringat berlebih, di antaranya:

1. Telapak Tangan Basah

Gangguan ini ditandai dengan berkeringat berlebih pada tangan. Keringat ini melebihi apa yang digunakan tubuh untuk pengaturan suhu yang normal.

Kelenjar endokrin yang berkeringat ini terkonsentrasi di area seperti kelenjar getah bening, telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.

Oleh karena itu, ini adalah area yang paling sering dikaitkan dengan hiperhidrosis.

Telapak tangan yang basah juga bisa menandakan penyakit jantung bawaan, lho.

2. Badan Selalu Basah

Gejala keringat berlebih terjadi setidaknya seminggu sekali tanpa alasan yang jelas.

Secara tak sadar, ini berpengaruh pada kehidupan sosial atau aktivitas sehari-hari. Badan yang selalu basah merupakan gejala lain dari kondisi hiperhidrosis pada seseorang.

Sering mengganti pakaian di kala cuaca dingin atau panas membuat penderitanya menjadi tidak nyaman.

Terlebih, apabila sedang bertemu dengan orang banyak. Tak jarang, bau badan pun jadi gejala lain yang ditimbulkan ketika badan selalu basah.

3. Ada Infeksi Kulit

Orang dengan hiperhidrosis juga mungkin ditandai dengan adanya infeksi jamur atau bakeri pada kulit.

Hal ini lebih sering menjangkiti kondisi hiperhidrosis jenis primer. Hal ini lantaran penyebabnya tak terlalu jelas dan membuat kulit sering bergesekkan.

Orang dengan gejala ini juga enggan melakukan kontak fisik atau interaksi manusia.

Kulit terasa nyeri pun menjadi salah satu gejala yang mungkin dirasakan dari keringat berlebihan ini.

Baca Juga: 13 Obat Biang Keringat pada Bayi untuk Atasi Masalah Kulit Si Kecil

Jenis Hiperhidrosis

Keringat Mengucur
Foto: Keringat Mengucur (Orami Photo Stocks)

Hiperhidrosis terdiri dari 2 kata, yakni hiper yang berarti terlalu banyak dan hidrosis yang berarti keringat.

Oleh karena itu, hiperhidrosis adalah kondisi medis yang menyebabkan keringat berlebih.

Secara umum, keringat berlebihan ini dibagi menjadi jenis primer dan sekunder.

Berikut penjelasan dari hiperhidrosis primer dan sekunder:

1. Primer

Keringat berlebihan atau dikenal hiperhidrosis primer terjadi ketika penyebabnya tak diketahui pasti.

Munculnya keringat berlebihan ini membuat banyak orang sulit menerka-nerka faktor penyebabnya.

Orang-orang yang mengalaminya mulai menyadari keringat mereka berlebih ketika usia anak-anak atau remaja.

2. Sekunder

Beda halnya dengan keringat berlebih sekunder. Jenis ini terjadi ketika keringat diakibatkan masalah kesehatan tertentu.

Ini bukanlah produksi keringat berlebih pada umumnya.

Contohnya, ketika kita sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memicu keringat berlebih.

Beberapa kondisi seperti diabetes, menopause atau memiliki tiroid yang overaktif pun salah satu pemicunya.

Keringat berlebihan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Karena kulit sering basah, infeksi kulit dapat berkembang.

Baca Juga: 6 Penyebab Bayi Keringat Dingin dan Langkah Awal Mengatasinya

Penyebab Keringat Berlebihan

Keringat Berlebih
Foto: Keringat Berlebih (Orami Photo Stocks)

Diketahui sebelumnya, keringat berlebihan ini dapat diakibatkan dari berbagai faktor.

Berikut penyebab keringat berlebihan yang dialami sejumlah orang, yakni:

1. Stres Berlebihan

Dikutip dari Mayo Clinic, bentuk paling umum dari hiperhidrosis disebut hiperhidrosis fokal primer (esensial).

Dengan tipe ini, saraf yang bertanggung jawab untuk memberi sinyal pada kelenjar keringat menjadi terlalu aktif.

Hal ini meskipun tidak dipicu oleh aktivitas fisik atau kenaikan suhu badan. Namun, ketika stres atau gugup, masalahnya menjadi lebih buruk.

Jenis ini biasanya memengaruhi telapak tangan dan telapak kaki dan terkadang wajah Moms.

2. Faktor Genetik

Jangan salah, penyebab keringat berlebihan juga bisa dipicu dari riwayat keluarga.

Kondisi ini mungkin didasari oleh faktor keturunan yang sudah ada dalam keluarga.

Genetik berperan cukup tinggi untuk seseorang bisa merasakan hiperhidrosis. Tak menutup kemungkinan, ini mungkin bisa diturunkan juga pada Si Kecil dalam kandungan.

3. Diabetes

Untuk jenis hiperhidrosis sekunder, menandakan ada suatu penyakit yang melatarbelakangi.

Salah satunya adalah diabetes yang terjadi pada anak atau orang dewasa.

Diabetes dapat membuang kemampuan alami tubuh untuk menyeimbangkan suhu tubuh.

Kadar gula darah yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan hiperhidrosis atau keringat berlebihan.

Karena hal ini, penderita diabetes perlu manajemen kadar gula yang lebih ketat. Tak jarang, ini pun bisa memicu anhidrosis atau kurang keringat.

Baca Juga: 4 Penyebab Autisme pada Anak yang Perlu Moms Tahu, Salah Satunya Faktor Genetik

4. Gangguan Tiroid

Gangguan Tiroid
Foto: Gangguan Tiroid (Orami Photo Stocks)

Sementara itu, hiperhidrosis sekunder terjadi ketika keringat berlebih disebabkan oleh kondisi medis. Ini adalah penyebab keringat berlebihan yang bisa saja dialami.

Gangguan tiroid membuat penderitanya berkeringat berlebih pada seluruh tubuh.

Akibatnya, ini juga memicu hipertiroidisme di mana kelenjar tiroid menghasilkan hormon berlebihan.

Ketika tiroid terlalu aktif, membuat suhu tubuh menjadi tinggi dan menghasilkan keringat. Hiperhidrosis akibat ini juga membuat penderitanya tidak nyaman.

5. Tanda Menopause

Hot flashes dan keringat berlebih pada malam dianggap sebagai perubahan normal yang terjadi selama menopause.

Perubahan hormonal pada wanita yang disebabkan oleh menopause yang terjadi pada wanita ketika bertambahnya usia.

Menopause ini terjadi ketika hormon estrogen menurun dalam tubuh.

Hormon ini pun yang mengatur siklus menstruasi dan kehamilan pada wanita di usia produktif.

Baca Juga: Waspada 5 Penyakit yang Ditandai dengan Keringat Dingin, Bahaya Moms!

Komplikasi Hiperhidrosis

Kulit Gatal
Foto: Kulit Gatal (Freepik.com/karlyukav)

Adanya keringat berlebih ini tak bisa disepelekan, lho.

Meski beberapa kasus adalah umum dan normal, ada pula yang menandakan sejumlah penyakit tertentu.

Hal ini karena terdapat beberapa komplikasi yang mungkin muncul apabila hiperhidrosis tak segera diobati.

Komplikasi dari keringat berlebihan tersebut dapat meliputi:

Orang yang berkeringat berlebihan akan lebih rentan terhadap penyakit kulit akibat infeksi bakteri atau jamur.

Mereka yang memiliki tangan lembap atau basah kuyup juga bisa memalukan, lho.

Kondisi ini pun dapat memengaruhi kestabilan mental dan psikis penderita yang merasakan.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Pembalut Kain vs Sekali Pakai

Cara Mendiagnosis Keringat Berlebih

Diagnosis Dokter
Foto: Diagnosis Dokter (Volusonclub.net)

Dalam mendiagnosis adanya keringat berlebih, dokter biasanya akan menanyakan tentang riwayat dan gejala medis yang Moms alami.

Moms mungkin juga memerlukan pemeriksaan fisik atau tes untuk mengevaluasi lebih lanjut penyebab keringat berlebih.

Adapun pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis hiperhidrosis, yakni:

  • Tes laboratorium

Dokter mungkin merekomendasikan tes darah, urin atau tes laboratorium lainnya.

Hal ini untuk melihat apakah keringat Moms disebabkan oleh kondisi medis lain. Ini seperti tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) atau gula darah rendah (hipoglikemia).

  • Tes keringat

Sejumlah tes tersedia untuk menentukan area yang berkeringat dan memperkirakan tingkat keparahan kondisi Moms.

Misalnya tes pati yodium, konduktansi kulit, dan tes keringat termoregulasi.

Baca Juga: Pahami Jenis dan Fungsi Melakukan Tes Darah untuk Kesehatan

Cara Mengatasi Keringat Berlebih

Cara mengobati hiperhidrosis atau keringat berlebih ini tergantung pada jenisnya dan di mana ini terjadi pada tubuh.

Dokter kulit juga akan mempertimbangkan kesehatan secara keseluruhan dan faktor-faktor lain.

Mengutip American Academy of Dermatology, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk dapat mengatasi keringat berlebih pada seseorang:

1. Gunakan Antiperspiran

mengatasi keringat berlebih-antiperspiran.jpeg
Foto: mengatasi keringat berlebih-antiperspiran.jpeg (earth911.com)

Ini mungkin perawatan pertama yang direkomendasikan dokter kulit.

Selain terjangkau, jika digunakan sesuai petunjuk, antiperspiran bisa menjadi cara mengatasi keringat berlebih yang efektif.

Dokter kulit dapat merekomendasikan antiperspiran reguler atau yang diracik khusus untuk penderita.

Biasanya, racikan yang menggunakan resep dokter ini mengandung aluminium klorida.

Antiperspiran yang diresepkan ini biasanya dioleskan pada kulit yang memiliki keringat berlebih sebelum tidur. Kemudian, dibilas ketika bangun tidur keesokan paginya.

Berhati-hatilah selama pemakaian agar tidak masuk ke mata karena dapat menyebabkan iritasi.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Deodorant untuk Memutihkan Ketiak, Yuk Coba!

2. Pakai Alat Iontophoresis

mengatasi keringat berlebih-iontophoresis.png
Foto: mengatasi keringat berlebih-iontophoresis.png (wikimedia.org)

Jika keringat berlebih terjadi pada daerah tangan, kaki, atau keduanya, cobalah cara ini, Moms.

Menggunakan iontophoresis bisa menjadi pilihan untuk mengatasi keringat berlebih. Moms bisa menggunakan perawatan ini di rumah.

Cukup dengan merendam tangan atau kaki dalam panci berisi air. Ketika direndam, akan digunakan perangkat medis yang mengirimkan arus tegangan rendah pada air.

3. Suntik Botox

mengatasi keringat berlebih-botox.jpg
Foto: mengatasi keringat berlebih-botox.jpg (medicalnewstoday.com)

Suntik botox (botulinum toxin) ternyata juga dapat menjadi cara mengatasi keringat berlebih.

Dokter kulit dapat menyuntikkan obat ini ke dalam ketiak dalam jumlah sangat sedikit. Hal ini ntuk memblokir sementara saraf yang menyebabkan keringat.

Dalam jurnal Deutsches Arzteblatt International, penggunaan botox merupakan perawatan yang konservatif atau tradisional, selain iontophoresis dan penggunaan antiperspiran.

Kulit yang berkeringat berlebih akan dibekukan atau dibius terlebih dahulu. Setiap area tubuh yang terkena akan membutuhkan beberapa suntikan.

Cara ini bisa memberikan sedikit rasa sakit atau ketidaknyamanan. Ini seperti kelemahan otot sementara pada pasien yang menjalani pengobatannya.

Jika Moms menjalani prosedur ini, efeknya dapat bertahan 6 hingga 12 bulan, dan kemudian perawatan perlu diulang.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 9 Cara agar Make Up Tidak Luntur Terkena Keringat

4. Memakai Perangkat Medis

mengatasi keringat berlebih-gadget.jpg
Foto: mengatasi keringat berlebih-gadget.jpg (medicalnewstoday.com)

Ini adalah perawatan yang paling baru yang telah disetujui oleh U.S Food and Drug Administration.

Mengatasi keringat berlebih dengan cara ini perlu dilakukan oleh dokter medis seperti dokter kulit.

Cara ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang memancarkan energi elektromagnetik. Energi ini kemudian menghancurkan kelenjar keringat pada ketiak, dalam 1-2 kali kunjungan.

Namun, terkait dengan keamanannya, pengobatan ini masih membutuhkan tinjauan lebih lanjut.

Itu dia cara mengatasi keringat berlebih yang bisa Moms lakukan.

Jika Moms merasa memiliki kondisi ini, segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat, ya!

  • https://medlineplus.gov/ency/article/007259.htm
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459227/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperhidrosis/symptoms-causes/syc-20367152
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperhidrosis/diagnosis-treatment/drc-20367173
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/182130
  • https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hyperhidrosis-treatment
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2695293/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb