12 April 2023

Melena, Penyebab Tinja Menghitam dan Cara Mengatasinya

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perdarahan saluran pencernaan bagian atas
Melena, Penyebab Tinja Menghitam dan Cara Mengatasinya

Apakah Moms familiar dengan kondisi melena? Ternyata, hal ini ada hubungannya dengan buang air besar, lho.

Buang air besar (BAB) adalah kegiatan rutin yang seharusnya dilakukan setiap hari.

Sebab, BAB yang lancar merupakan tanda bahwa proses pencernaan di dalam perut berjalan dengan baik.

Selain itu, BAB juga menyehatkan tubuh karena racun dan kotoran di dalam usus turut hilang terbawa BAB.

Namun, pernahkan Moms mengalami tinja berubah warna menjadi hitam pekat? Tentunya hal ini mengkhawatirkan, terlebih jika hal itu diiringi oleh bau yang menyengat.

Kondisi tinja berwarna hitam ini biasanya disebabkan oleh perdarahan saluran pencernaan bagian atas atau dikenal dengan istilah melena.

Melena mengacu pada tinja hitam yang terjadi sebagai akibat dari perdarahan gastrointestinal.

Mengutip dari tulisan oleh Jennifer Cheung, RN, pendarahan ini biasanya berasal dari saluran gastrointestinal (GI) bagian atas, yang meliputi mulut, kerongkongan, lambung, dan bagian pertama dari usus kecil.

Dalam beberapa kasus, perdarahan di kolon asendens dari usus besar, yang terletak di saluran GI bagian bawah, juga dapat menyebabkan melena.

Melena kerap disalahartikan sama dengan hematochezia, padahal keduanya berbeda.

Hematochezia mengacu pada pada darah segar di tinja yang menyebabkan tinja berwarna merah marun atau merah.

Darah ini biasanya berasal dari saluran pencernaan bagian bawah, paling sering dari pendarahan dubur, seperti wasir.

Nah, dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penyebab dan cara mengatasi melena. Yuk, Moms, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: 12 Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan Bawah Sampai ke Pinggang, Hati-hati!

Penyebab Melena

Penyebab Melena
Foto: Penyebab Melena (Freepik.com)

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami melena.

Berikut ini sejumlah penyebab melena yang penting untuk diketahui agar segera mendapatkan pengobatan atau perawatan kesehatan yang tepat.

1. Kerusakan Lapisan Gastrointestinal

Melansir dari jurnal Surgery of the Liver, Biliary Tract and Pancreas, melena sering terjadi akibat kerusakan pada lapisan saluran gastrointestinal (GI) bagian atas, pembuluh darah membengkak, atau gangguan perdarahan.

Namun, penyebab melena paling umum dari penyakit tukak lambung, di mana bisul atau luka yang menyakitkan berkembang di perut atau usus kecil.

Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori (H. pylori), sehingga mengakibatkan radang lambung yang dikenal sebagai gastritis.

Kondisi tersebut menjadikan sekresi asam tinggi akibatnya dapat merusak mukosa dan dapat menyebabkan perkembangan ulkus.

2. Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid

Demikian pula, penggunaan kronis aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya juga dapat menyebabkan gastritis dan ulkus yang dihasilkan pada saluran GI.

Kerusakan pada saluran GI dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lain, seperti robekan Mallory-Weiss, yang mengacu pada robekan atau laserasi dan akibat perdarahan di esofagus bagian bawah yang biasanya disebabkan oleh muntah yang berlebihan.

3. Tumor

Dalam beberapa kasus, perdarahan GI juga dapat menjadi indikasi perkembangan tumor, termasuk adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, tumor karsinoid, dan lipoma.

Baca Juga: Anak Sering Mengeluh Sakit Perut? Kenali 5 Penyebabnya Disini!

4. Pembengkakan Pembuluh Darah

Dalam jurnal yang diterbitkan oleh Esophageal, Gastric, and Duodenal Disorders, pembengkakan pembuluh darah, atau varises, juga dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian atas.

Ini paling sering terjadi dengan hipertensi portal, yang mengacu pada peningkatan tekanan darah di vena portal.

5. Penyakit Liver

Penyakit liver seperti sirosis, atau jaringan parut hati, dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah melalui hati.

Sehingga, menyebabkan darah kembali ke vena portal, yang kemudian menyebabkan peningkatan tekanan atau hipertensi portal.

Peningkatan tekanan dapat menyebabkan varises esofagus dan lambung yang rapuh dan mudah berdarah.

6. Kelainan Darah

Kelainan darah yang ditandai dengan perdarahan yang berlebihan dan sering memar, seperti hemofilia dan trombositopenia, juga dapat menyebabkan perdarahan pada saluran cerna.

Baca Juga: Buscopan (Obat Sakit Perut): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Gejala Melena

Anak Buang Air (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Buang Air (Orami Photo Stocks)

Menurut Mayo Clinic, gejala orang yang mengalami melena bervariasi tergantung pada jumlah kehilangan darah dan sumber perdarahan.

Kehilangan darah yang signifikan dapat menyebabkan gejala volume darah rendah, anemia, atau syok, seperti kelemahan, sesak napas, kulit pucat, kedinginan, pusing, kebingungan, dan takikardia atau detak jantung yang cepat.

Jika pendarahan terjadi di usus kecil, individu mungkin mengalami sakit perut.

Pendarahan dari mulut, kerongkongan, atau perut sering mengakibatkan nyeri menelan, gangguan pencernaan, atau muntah darah (juga disebut sebagai hematemesis).

Baca Juga: Ciri Sakit Perut pada Balita yang Harus Diwaspadai

Cara Mengatasi Melena

Anak Sakit Perut (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Sakit Perut (Orami Photo Stocks)

Ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan jika mengidap melena, berikut penjelasannya dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

1. Diagnosis

Diagnosis atau pengobatan dimulai dengan mengidentifikasi sumber perdarahan untuk menentukan dan mengobati penyebab yang mendasarinya.

Penilaian riwayat medis individu dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab terkait, seperti penggunaan NSAID kronis.

Bilas nasogastrik (juga dikenal sebagai pemompaan isi perut) dapat digunakan untuk menentukan tingkat keparahan kehilangan darah dan untuk mempersiapkan saluran pencernaan untuk endoskopi, yang merupakan prosedur invasif minimal yang digunakan untuk melihat ke dalam tubuh.

Endoskopi bagian atas akan sering dilakukan untuk menentukan sumber perdarahan yang tepat.

Baca Juga: Jangan Panik, Ini 7 Cara Menghilangkan Sakit Perut di Pagi Hari

2. Terapi Obat

Terapi obat dengan penghambat pompa proton, seperti esomeprazole atau pantoprazole, dapat membantu mengurangi produksi asam, yang mendorong penyembuhan tukak lambung dan dengan demikian mengurangi risiko perdarahan berulang.

Inhibitor pompa proton, bersama dengan antibiotik, juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi H. Pylori, yang merupakan penyebab potensial lain dari melena.

3. Terapi Endoskopi

Sementara itu, dalam studi berjudul Clinical methods: The history, physical, and laboratory examinations, 3rd edition, jika perlu, perdarahan dapat dikontrol melalui kombinasi terapi endoskopi.

Terapi endoskopi yang paling sering dilakukan adalah terapi injeksi, di mana obat disuntikkan langsung ke sumber perdarahan untuk mendorong koagulasi (penggumpalan darah).

Ini sering dikombinasikan dengan terapi endoskopi lainnya, seperti teknik termal yang menerapkan probe panas untuk membakar pendarahan, atau teknik mekanis yang menerapkan tekanan, menggunakan perangkat seperti klip atau ligasi karet gelang.

Baca Juga: 3 Cara Mengeluarkan ASI tanpa Harus Hamil, Salah Satunya dengan Terapi Hormon!

4. Embolisasi Angiografi

Dalam beberapa kasus, embolisasi angiografi dapat dilakukan, di mana obat atau gulungan ditempatkan ke kateter yang dipandu untuk memblokir aliran darah di lokasi perdarahan.

Terapi bedah juga dapat digunakan untuk menjahit borok atau laserasi. Akhirnya, kasus yang parah mungkin memerlukan transfusi darah.

Waktu Tepat Berobat ke Dokter

Konsultasi Dokter
Foto: Konsultasi Dokter (Coach.nine.com.au)

Pendarahan dubur yang parah dapat merupakan keadaan darurat medis. Kunjungi unit gawat darurat jika Moms mengalami salah satu gejala berikut:

  • Kulit dingin dan lembap
  • Kebingungan
  • Perdarahan rektal terus menerus
  • Pingsan
  • Kram perut yang menyakitkan
  • Pernapasan cepat
  • Nyeri dubur yang parah
  • Mual parah

Buat janji bertemu dengan dokter jika Moms mengalami pendarahan rektum yang tidak terlalu parah, seperti tetesan kecil darah dari rektum.

Namun, karena sejumlah kecil pendarahan dubur dapat dengan cepat menjadi jumlah yang besar, penting untuk mencari pengobatan pada tahap awal.

Baca Juga: Kenali 6 Tanda Sakit Perut Anak Butuh Penanganan Serius

Perbedaan Melena dan Hematochezia

Perut Melilit (Orami Photo Stocks)
Foto: Perut Melilit (Orami Photo Stocks) (shutterstock)

Meskipun hematochezia dan melena menyebabkan tinja berdarah, masing-masing memiliki kemungkinan penyebab yang berbeda.

1. Hematokezia

Hematokezia dimulai lebih rendah di saluran pencernaan, biasanya di usus besar.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah, antara lain:

  • Wasir dalam
  • Penyakit divertikular, seperti divertikulitis
  • Fisura anal
  • Kanker usus besar
  • Kolitis iskemik
  • Penyakit radang usus (IBD)
  • Polip neoplastik
  • Tumor jinak

Pada anak-anak, hematochezia umumnya disebabkan oleh IBD, divertikulum Meckel, atau polip remaja.

Dalam kebanyakan kasus, orang dapat mengobati dehidrasi dengan minum lebih banyak cairan bening, seperti air dan teh herbal.

Baca Juga: Ingin Lebih Sehat? Yuk Coba Konsumsi 5 Jenis Teh Herbal Ini!

2. Melena

Melena disebabkan oleh perdarahan yang terletak lebih tinggi di saluran pencernaan. Ini mungkin terjadi karena:

  • Tukak lambung
  • Varises lambung atau esofagus
  • Radang perut
  • Kanker perut
  • Sindrom Mallory-Weiss

Itu dia penjelasan mengenai melena yang perlu diperhatikan.

Jika mengalami gejalanya, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter, ya, Moms!

  • https://www.healthline.com/health/hematochezia-vs-melena#takeaway
  • https://teachmesurgery.com/general/presentations/melena/
  • https://www.osmosis.org/answers/melena
  • https://www.medicoverhospitals.in/symptoms/melaena
  • https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/melena
  • https://link.springer.com/article/10.1007/BF02212679
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastrointestinal-bleeding/symptoms-causes/syc-20372729
  • https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gastrointestinal-bleeding/symptoms-causes
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK411/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb