21 Mei 2019

Membongkar 4 Mitos Seputar Seafood

Udang menaikkan kadar kolesterol, mitos atau fakta?
Membongkar 4 Mitos Seputar Seafood

Selain daging merah, seafood menjadi salah satu bahan makanan hewani yang paling sering dihindari.

Salah satu alasan utamanya karena seafood dianggap berkolesterol tinggi.

Benar atau tidak, ya Moms?

Daripada bingung, lebih baik kita cek langsung, yuk, kebenarannya!

1. Mitos: Semua Ikan Mengandung Merkuri Dalam Jumlah Berbahaya

1-ikanmerkuri.jpg
Foto: 1-ikanmerkuri.jpg

Foto: qz.com

Fakta: Bisa jadi betul, tapi biasanya terkait ikan besar.

Sebab, tanaman laut dan hewan kecil yang mengandung merkuri dimakan ikan kecil, ikan kecil dimakan ikan sedang, dan ikan sedang dimakan ikan besar.

Kandungan merkuri jadi berakumulasi pada ikan besar.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi seafood jauh melebihi risiko kesehatan yang diakibatkannya.

Seafood kaya protein dan asam lemak omega 3.

Bagaimanapun juga, ibu hamil, bayi dan balita, serta lansia perlu membatasi konsumsinya.

2. Mitos: Udang Dapat Menaikkan Kolesterol

2-udang.jpg
Foto: 2-udang.jpg

Foto: manettas.com.au

Fakta: Kandungan kalori udang tak begitu tinggi, hampir sama dengan dada ayam, namun kadar kolesterolnya dianggap tinggi.

Meski demikian, ada kolesterol jahat dan kolesterol baik.

Udang rendah lemak jenuh (yang bisa menaikkan kadar kolesterol dalam darah), loh.

Bagaimanapun juga, Moms harus memperhatikan cara memasak dan jumlah konsumsinya untuk memperoleh manfaat secara maksimal serta meminimalisasi efek buruk udang.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Udang? Ketahui Faktanya!

3. Mitos: Omega-3 Hanya Didapat Dari Seafood

3-ikanomega3.jpg
Foto: 3-ikanomega3.jpg

Foto: iStock

Fakta: Omega-3 dipercaya baik untuk otak dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Lemak baik ini identik dengan minyak ikan.

Seafood memang salah satu sumber omega-3 terbaik, tapi bukan satu-satunya.

Ikan mendapatkan asam lemak omega-3 dari makanan mereka, yakni dari mikroalga dan rumput laut.

Hewan darat seperti sapi, domba, babi, dan ayam juga mengandung omega-3 dari dedaunan yang mereka makan, meski mungkin tak sebanyak dalam ikan.

Selain itu, omega-3 juga terdapat dalam sayuran hijau, flaxseed dan hemp oil, produk olahan susu, walnut, dan sebagainya.

Baca Juga: Makanan Sehat Kaya Omega 3 Untuk Ibu Hamil

4. Mitos: Seafood Segar Lebih Baik Daripada Seafood Beku

4-ikanbeku.jpg
Foto: 4-ikanbeku.jpg

Foto: ytimg.com

Fakta: Kita seringkali berpikir bahwa bahan makanan segar lebih baik daripada yang beku, termasuk untuk seafood.

Sebenarnya tidak selalu, lo, Moms.

Ketika seafood dibekukan di puncak kesegarannya yakni setelah ditangkap, rasa, kandungan gizi, serta teksturnya terjaga.

Bayangkan jika nelayan membiarkan ikan tangkapan begitu saja tanpa langsung disimpan di es, padahal mereka melaut dalam waktu lama.

Ikan laut, misalnya, sebaiknya langsung dibekukan setelah ditangkap untuk membunuh parasit.

Kepala udang juga akan menghitam dalam beberapa jam jika tidak dibekukan karena di dalamnya mengandung banyak bakteri.

Selain itu, kebanyakan tuna berkualitas top untuk sashimi dijual beku di pasar-pasar Tokyo.

Jadi, tak perlu lagi ragu memakan seafood, ya, Moms!

(EMA/CAR)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb