01 Agustus 2017

Mengajari Anak untuk Tidak Mudah Jijik

Ubah rasa jijik jadi keberanian!
Mengajari Anak untuk Tidak Mudah Jijik

Coba Mama perhatikan tingkah laku si buah hati, apakah ia termasuk anak yang mudah jijik?

Misalnya soal binatang-binatang seperti serangga, cicak, kecoa, dan ulat?

Atau mungkin anak punya indra penciuman yang sangat peka, sehingga ia mudah jijik kalau ada aroma yang kurang sedap?

Bisa juga si kecil sangat anti bermain di luar rumah karena takut kotor.  

Wah, kira-kira apa penyebabnya dan bagaimana cara mengajari anak supaya tidak mudah jijik? Simak penjelasan berikut ini ya, Moms!

Baca juga: 4 Hal yang Membuat Anak Menjadi Penakut

Pentingnya Mengajari Anak Supaya Lebih Berani

Pada dasarnya, rasa jijik muncul dari naluri anak untuk menghindari bahaya.

Akan tetapi, anak yang sangat mudah jijik mungkin melihat hal-hal di sekitarnya sebagai ancaman. Padahal hal yang membuatnya jijik tak berbahaya sama sekali.

Bila anak mudah jijik, ia akan kehilangan banyak kesempatan emas untuk belajar macam-macam.

Misalnya anak selalu menolak untuk berenang karena jijik dengan air kolam atau jalan di dekat kolam yang basah.

Anak juga akan kehilangan kesempatan untuk bermain di alam bebas karena ia merasa jijik dengan tanah, rumput, atau serangga.   

Pengalaman-pengalaman tersebut sangat penting untuk membangun karakter anak yang tahan banting dan terbuka terhadap hal-hal baru.

Maka meskipun kesannya sepele, sifat anak yang mudah jijik penting untuk diubah sejak dini.

Baca juga: Manfaat Berenang untuk Membentuk Kepribadian Anak

Mengapa Anak Mudah Jijik?

Menurut seorang psikolog dari Brown University di Amerika Serikat, Rachel Herz, Ph.D, rasa jijik mungkin muncul dari kurangnya empati.

Maksudnya semakin anak merasa asing dan tidak paham dengan hal-hal baru di sekitarnya, ia malah akan merasa jijik.

Kembali lagi karena anak punya naluri untuk melindungi dirinya dari bahaya.

Bisa juga anak mudah jijik karena Moms, ayahnya, atau pengasuhnya sendiri juga punya sifat mudah jijik.

Tanpa disadari, anak akan belajar berperilaku meniru sosok yang dekat dengannya.

Mengajari Anak untuk Tidak Mudah Jijik

Tenang saja, Moms. Sifat anak yang mudah jijik bisa diubah jadi lebih pemberani.

Salah satu caranya adalah mengajak anak untuk mengenal lebih dekat hal-hal yang membuatnya jijik.

Misalnya anak jijik kalau adiknya mengompol.

Coba jelaskan bahwa adik bayi memang belum bisa pergi ke kamar mandi sendiri.

Nanti ketika Moms melatih adik kecilnya untuk buang air kecil sendiri (potty training), ajak anak untuk ikut membantu adiknya.

Selain itu, Moms bisa mengajari anak untuk mengendalikan emosi dan reaksinya ketika dihadapkan dengan hal yang menjijikan.

Misalnya ketika ada kodok dan si kecil jadi heboh.

Bila Moms menanggapi kehebohan anak saat merasa jijik, ia akan merasa bahwa rasa jijiknya merupakan hal yang bisa diterima.

Jadi kalau anak sedang merasa jijik, Moms tak perlu bereaksi berlebihan juga.

Tetap tenang dan jangan buru-buru menjauhkan anak dari apa yang membuatnya jijik.

Nah, apalagi April Mop semakin dekat.

Jika anak mudah jijik, mungkin Moms akan berhadapan lagi dengan rengekan si kecil yang diusili teman-temannya berkat sifatnya yang mudah jijik.

Agar tidak dijahili, ajak saja anak Moms berpartisipasi dalam April Mop dengan cara yang menyenangkan. Untuk lebih lengkapnya, Moms bisa tengok promo April Mop Orami!

Itu dia serba-serbi menghadapi anak yang mudah jijik. Sudah siap mencoba cara-cara di atas belum, Moms?

<IA>

 

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb