16 July 2020

Mengajarkan Si Kecil Etika Bersin dan Menguap dalam Islam

Islam memiliki etika tersendiri dalam masalah bersin dan menguap. Apa saja?
Mengajarkan Si Kecil Etika Bersin dan Menguap dalam Islam

Islam memiliki aturan yang terkait dengan seluruh tingkah laku manusia, bahkan untuk hal yang dianggap sepele seperti bersin dan menguap. Adab bersin dan menguap menjadi salah satu yang diperhatikan karena berkaitan dengan proses bermasyarakat.

Bahkan, di sekolah-sekolah berbasis islam, sedari kecil anak diajarkan tentang etka bersin dan menguap. Ini diharapkan akan tertanam terus menerus dan menjadi kebiasaan yang akan melekat hingga dewasa.

Etika Bersin dalam Islam

Mengajarkan Si Kecil Etika Bersin dan Menguap dalam Islam -1.jpg
Foto: Mengajarkan Si Kecil Etika Bersin dan Menguap dalam Islam -1.jpg

Foto: Moms.com

Salah satu kewajiban seorang muslim adalah mendoakan, salah satunya menjadi etika bersin dalam islam adalah saling mendoakan. Nabi SAW Bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah mengucapkan “alhamdulillah.” Kemudian hendaknya saudaranya meresponnya dengan mengucapkan “yarhamukallah” [semoga Allah memberikan rahmat kepadamu]. Jika dia mendapatkan ucapan “yarhamukallah”, maka ucapkanlah “yahdikumullah wa yushlih balakum” [semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu].” (HR. Al-Bukhari no. 6224)

Ajarkan Si kecil etika bersin, yakni saat ada orang yang bersin dan orang tersebut mengucapkan “alhamdulillah”, maka balaslah dengan mengucapkan “yarhamukallah”. Jika orang yang bersin tidak mengucapkan “alhamdulillah”, maka kita tidak perlu mendoakannya.

Dari sahabat Anas bin Malik RA, beliau menceritakan bahwa ada dua orang di sisi Nabi SAW yang bersin. Nabi kemudian mendoakan salah satunya dan tidak mendoakan yang lainnya. Maka orang tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, Engkau mendoakan orang ini, namun tidak mendoakan aku?”

Nabi SAW bersabda; “Karena orang ini memuji Allah (yaitu dengan mengucapkan alhamdulillah), sedangkan Engkau tidak.” (HR. Bukhari no. 6225)

Para ulama berbeda pendapat tentang ketika ada seorang yang bersin, lalu tidak mengucapkan ‘alhamdulillah’. Bagaimanakah sikap kita kepada orang ini? Pendapat pertama, orang tersebut hendaknya diingatkan terlebih dahulu untuk mengucapkan ‘alhamdulillah’, baru kita doakan. Sedangkan pendapat kedua, tidak perlu diingatkan dan tidak perlu didoakan sebagai bentuk hukuman sosial kepadanya karena tidak mau memuji Allah Ta’ala ketika bersin.

Etika Menguap dalam Islam

Foto: Childrenandnature.org

Etika mengaupa dalam islam yang harus diajarkan kepada anak-anak adalah berusaha untuk menahan saat ingin menguap. Dan jika tidak kuasa menahannya, hendaknya menutup mulut dengan tangan ketika menguap agar tidak dimasuki setan.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap. Jika salah seorang dari kalian bersin dan memuji Allah maka wajib atas setiap muslim yang mendengar (ucapan “alhamdulillah” tersebut) untuk mengucapkan “yarhamukallah.” Adapun menguap, hanyalah berasal dari setan. Jika salah seorang dari kalian menguap, hendaklah menahannya (mencegahnya) semaksimal mungkin karena sesungguhnya jika kalian menguap, setan pun tertawa.” (HR. Al-Bukhari no. 6226)

Diriwayatkan dari sahabat Abu Sa’id al-Khudhri RA, Nabi SAW bersabda; “Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah menutup mulut dengan telapak tangannya, karena sesungguhnya setan akan memasukinya.” (HR. Muslim no. 2995)

Hikmah di Balik Etika Bersin dan Menguap dalam Islam

Mengajarkan Si Kecil Etika Bersin dan Menguap dalam Islam -3.jpg
Foto: Mengajarkan Si Kecil Etika Bersin dan Menguap dalam Islam -3.jpg

Foto:

Mengapa Allah menyukai bersin dan membenci menguap? Al-Khatthabi mengatakan, sifat suka dan ‎benci kembali kepada sebabnya. Bersin disebabkan oleh kondisi tubuh yang ringan, terbukanya ‎pori-pori, dan perut yang tidak kenyang. Sebaliknya, menguap terjadi karena kondisi tubuh yang ‎berat akibat konsumsi makanan yang banyak. Kondisi yang pertama ‎menjadikan pelakunya bersemangat dalam ibadah, sedangkan kondisi yang kedua sebaliknya.‎

Adapun menurut kedokteran modern, menguap terjadi karena otak dan tubuh memerlukan oksigen ‎dan nutrisi. Hal ini dipicu menurunnya kinerja sistem pernapasan dalam menyuplai oksigen ke otak ‎dan tubuh. Sama halnya dengan orang yang mengantuk, pingsan, dan sekarat.‎

Menguap adalah tarikan napas yang dalam melalui rongga mulut. Sedangkan mulut sendiri tidak ‎diciptakan sebagai alat pernapasan alami. Hal ini karena mulut tidak dilengkapi dengan sistem ‎penyaring udara sebagaimana pada hidung. Jika mulut terbuka lebar saat menguap, masuklah ‎berbagai mikroba, debu, dan polutan bersama udara yang terhirup. Jadi, pantaslah bila menguap ‎dinisbatkkan kepada setan, karena membawa madharat bagi manusia.‎

Sedangkan bersin adalah kebalikan dari menguap. Serangannya yang bersifat kuat dan mendadak, ‎menghembuskan udara bertekanan tinggi dari paru-paru melalui hidung dan mulut. Hembusan tadi ‎ikut menyeret mikroba, debu, dan polutan yang sempat masuk ke sistem pernapasan.

Manfaat lain ‎dari bersin ialah sebagai refreshing. Kejutan yang dirasakan saat bersin akan menyegarkan urat-urat ‎syaraf dan memulihkan konsentrasi. Pantas sekali jika bersin dinisbatkan kepada Allah, ‎karena mengandung manfaat bagi badan.‎

Karena mendidik tidak bisa mendadak, segera ajarkan etika bersin dan menguap dalam islam sejak dini ya Moms.

Sumber:

https://muslimah.or.id/10490-parenting-islami-46-mengajarkan-adab-ketika-bersin-dan-menguap.html

https://konsultasisyariah.com/22225-hikmah-di-balik-bersin-dan-menguap.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb