31 Mei 2022

Mengenal Penyakit Addison, Kondisi Langka yang Sering Terjadi di Rentang Usia 30 dan 50 Tahun

Penyakit ini memerlukan pengobatan seumur hidup
Mengenal Penyakit Addison, Kondisi Langka yang Sering Terjadi di Rentang Usia 30 dan 50 Tahun

Apakah Moms sudah pernah mendengar penyakit Addison?

Jika belum, Moms perlu memahami gejala dan penyebabnya. Sebab, penyakit ini merupakan kondisi langka yang membutuhkan pengobatan seumur hidup.

Menurut National Health Service penyakit Addison (Addison's disease) yang juga dikenal sebagai insufisiensi adrenal primer atau hipoadrenalisme adalah kelainan langka pada kelenjar adrenal.

Kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar kecil yang terletak di atas ginjal dan menghasilkan 2 hormon penting, yakni kortisol dan aldosteron.

Untuk diketahui, kortisol berperan untuk membantu tubuh merespons stres, termasuk stres karena penyakit, cedera, atau pembedahan.

Hormon ini juga membantu menjaga tekanan darah, fungsi jantung, sistem kekebalan tubuh dan kadar glukosa (gula darah).

Sementara aldosteron, mempengaruhi keseimbangan natrium dan kalium dalam darah.

Nah, hormon inilah mengontrol jumlah cairan yang dikeluarkan ginjal sebagai urin, yang memengaruhi volume darah dan tekanan darah.

Pada penderita penyakit Addison, kelenjar adrenal mereka rusak sehingga tidak menghasilkan cukup kortisol atau aldosteron.

Kondisi langka ini dapat memengaruhi semua orang dari segala usia, tetapi paling sering terjadi antara usia 30 dan 50 tahun. Penyakit Addison juga lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Baca Juga: Fakta Hormon Dopamin yang Punya Pengaruh Besar pada Kesehatan Mental dan Fisik

Gejala Penyakit Addison

gejala penyakit addison
Foto: gejala penyakit addison (shutterstock.com)

Foto: Orami Photo Stock

Dikutip dari Cleveland Clinic, kerusakan pada kelenjar adrenal terjadi secara perlahan dari waktu ke waktu, dan gejalanya terjadi secara bertahap.

Gejala yang paling umum meliputi:

  • Sakit perut
  • Periode menstruasi yang tidak normal
  • Mengidam makanan asin
  • Dehidrasi
  • Depresi
  • Diare
  • Sifat lekas marah
  • Pusing atau pusing saat berdiri
  • Kehilangan selera makan
  • Glukosa darah rendah
  • Tekanan darah rendah
  • Kelemahan otot
  • Mual
  • Bercak kulit gelap, terutama di sekitar bekas luka, lipatan kulit, dan persendian
  • Sensitivitas terhadap dingin
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Muntah
  • Kelelahan ekstrim

Dalam beberapa kasus, seperti cedera, penyakit, atau stres berat gejala dapat muncul dengan cepat dan menyebabkan peristiwa serius yang disebut krisis Addisonian atau insufisiensi adrenal akut.

Krisis Addisonian adalah keadaan darurat medis. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan syok dan kematian. Gejala krisis Addisonian meliputi:

  • Merasa gelisah, bingung, atau takut, atau perubahan mental lainnya
  • Dehidrasi
  • Kelemahan ekstrim
  • Mengalami kesulitan untuk tetap terjaga atau kehilangan kesadaran total
  • Demam tinggi
  • Pusing atau merasa ingin pingsan
  • Kepucatan
  • Muntah dan diare parah
  • Tiba-tiba merasa sakit yang dalam di punggung bagian bawah, perut atau kaki

Baca Juga: 9 Fakta dan Fungsi Hormon Kortisol untuk Tubuh, Wajib Tahu!

Penyebab Penyakit Addison

penyebab penyakit addison
Foto: penyebab penyakit addison (Summithealth.com)

Foto: Orami Photo Stock

Penyakit langka yang satu ini bisa terjadi oleh beberapa penyebab, berikut di antaranya yang dikutip dari Mayo Clinic:

1. Kelenjar Adrenal

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Addison's disease disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar adrenal yang mengakibatkan tidak cukupnya hormon kortisol dan, seringkali, juga tidak cukup aldosteron.

Perlu Moms ketahui, kelenjar adrenal adalah bagian dari sistem endokrin.

Kelenjar ini menghasilkan hormon yang memberikan instruksi ke hampir setiap organ dan jaringan di tubuh.

Kelenjar adrenal ini terdiri dari 2 bagian. Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon, seperti adrenalin. Sementara lapisan luar (korteks) menghasilkan sekelompok hormon yang disebut kortikosteroid.

Kortikosteroid meliputi:

  • Glukokortikoid: hormon-hormon ini meliputi kortisol, memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi, berperan dalam respons peradangan sistem kekebalan, dan membantu tubuh merespons stres.
  • Mineralokortikoid: hormon-hormon ini meliputi aldosteron yang dapat menjaga keseimbangan natrium dan kalium tubuh sehingga tekanan darah tetap normal.
  • Androgen: hormon seks pria ini diproduksi dalam jumlah kecil oleh kelenjar adrenal baik pada pria maupun wanita. Hormon tersebut menyebabkan perkembangan seksual pada pria, mempengaruhi massa otot, dorongan seks (libido), dan rasa sejahtera pada pria dan wanita.

Baca Juga: Mengenal Hormon Endorfin, Hormon "Pereda Nyeri" yang Bisa Kurangi Rasa Sakit dan Stres

2. Insufisiensi Adrenal Primer

Ketika korteks rusak dan tidak menghasilkan cukup hormon adrenokortikal, kondisi ini disebut insufisiensi adrenal primer.

Kondisi ini paling sering terjadi sebagai akibat dari tubuh yang menyerang dirinya sendiri (penyakit autoimun).

Untuk alasan yang tidak diketahui, sistem kekebalan bisa saja memandang korteks adrenal sebagai benda asing sehingga mereka diserang dan dihancurkan.

Biasanya, penderita Addison's disease memiliki kemungkinan menderita penyakit autoimun yang lebih tinggi dibanding orang normal lainnya.

Selain karena penyakit autoimun, penyebab lain dari kegagalan kelenjar adrenal bisa saja disebabkan oleh:

  • Tuberkulosis
  • Infeksi lain pada kelenjar adrenal
  • Penyebaran kanker ke kelenjar adrenal
  • Pendarahan ke kelenjar adrenal. Dalam hal ini, penderitanya mungkin mengalami krisis addisonian tanpa gejala sebelumnya

3. Insufisiensi Adrenal Sekunder

Insufisiensi adrenal sekunder terjadi ketika kelenjar pituitari yang terletak di otakmtidak dapat menghasilkan hormon adrenokortikotropik (ACTH).

ACTH pada gilirannya merangsang korteks adrenal untuk memproduksi hormon-hormonnya.

Selain itu, insufisiensi adrenal sekunder dapat terjadi jika seseorang tidak minum obat kortikosteroid yang diresepkan dokter. Kortikosteroid biasanya diberikan untuk membantu mengendalikan kondisi kesehatan kronis, seperti penyakit asma.

Ada juga banyak penyebab lain dari insufisiensi adrenal sekunder, seperti:

Kebanyakan gejala insufisiensi adrenal sekunder mirip dengan insufisiensi adrenal primer.

Namun, orang dengan insufisiensi adrenal sekunder tidak mengalami hiperpigmentasi dan cenderung tidak mengalami dehidrasi parah atau tekanan darah rendah. Mereka lebih cenderung memiliki gula darah rendah.

Baca Juga: Cari Tahu Ciri-Ciri Wanita Hormon Tinggi Estrogen dan Testosteron

Komplikasi Penyakit Addison

komplikasi penyakit addison
Foto: komplikasi penyakit addison

Foto: Orami Photo Stock

Addison's disease yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang disebut dengan krisis addisonian sebagai akibat dari stres fisik, seperti cedera, infeksi, atau penyakit.

Krisis addisonian adalah situasi yang mengancam jiwa yang mengakibatkan tekanan darah rendah, kadar gula darah rendah, dan kadar kalium darah tinggi.

Jika sudah demikian, pasien disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter dengan segera agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Dalam jurnal yang dikutip dari U.S National Center for Biotechnology Information, kondisi darurat dalam penyakit langka ini dapat berpotensi mengancam jiwa. Oleh karena itu, membutuhkan perawatan medis secepat mungkin.

Baca Juga: Hormon Prostaglandin: Fungsi dan Efeknya yang Diberikan pada Tubuh

Cara Mengobati Penyakit Addison

mengatasi penyakit addison
Foto: mengatasi penyakit addison (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Pilihan perawatan untuk penyakit langka yang satu ini bergantung pada kondisi setiap orang. Namun, biasanya terdiri dari:

1. Obat-obatan

Penderita Addison's disease mungkin perlu mengonsumsi kombinasi obat glukokortikoid, obat yang menghentikan peradangan untuk meningkatkan kesehatan tubuh mereka.

Obat-obatan ini akan diminum seumur hidup dan tidak boleh melewatkan satu dosis pun.

Selain itu, dokter biasanya akan menyediakan obat-obatan darurat yang berisi obat-obatan agar proses perawatan tak terlewat. Dokter juga mungkin dapat menulis resep kortikosteroid suntik untuk keadaan darurat.

Pasien penyakit Addison pun disarankan agar menyimpan kartu peringatan medis di dompet dan dalam bentuk gelang di pergelangan tangan untuk memberi tahu orang lain tentang kondisi yang dideritanya.

Pengobatan lainnya mencakup penggantian hormon yang diresepkan untuk menggantikan hormon yang tidak diproduksi oleh kelenjar adrenal.

2. Terapi Alternatif

Penderita Addison's disease disarankan untuk mengendalikan stres mereka. Hal ini karena stres bisa menurunkan efektivitas obat-obatan sehingga kondisi bisa saja semakin parah.

Oleh karena itu, terapi alternatif mungkin juga direkomendasikan bagi pasien agar lebih mudah dalam mengelola stres.

Biasanya, dokter akan memberitahu cara alternatif untuk menghilangkan stres, seperti yoga dan meditasi.

Itulah penjelasan mengenai penyakit Addison yang perlu Moms pahami. Semoga bermanfaat, ya.

  • https://www.nhs.uk/conditions/addisons-disease/
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15095-addisons-disease
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/addisons-disease/symptoms-causes/syc-20350293
  • https://www.healthline.com/health/addisons-disease
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441994/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb