01 November 2022

Mengenal Intususepsi, Kondisi saat Usus Terlipat ke Bagian Usus Lain di Dekatnya

Jangan disepelekan jika Si Kecil sering mengeluh sakit perut, Moms!
Mengenal Intususepsi, Kondisi saat Usus Terlipat ke Bagian Usus Lain di Dekatnya

Anak Moms sering menangis dan mengeluhkan sakit pada perutnya? Hati-hati, Moms, bisa jadi ini kondisi yang dinamakan intususepsi.

Ini adalah kondisi gawat medis yang memerlukan perawatan segera. Untuk lebih jauh memahaminya, yuk simak pembahasan berikut ini!

Apa Itu Intususepsi?

Ilustrasi Intususepsi pada Anak
Foto: Ilustrasi Intususepsi pada Anak (kidshealth.org)

Intususepsi adalah kondisi serius saat bagian usus bergeser atau masuk ke bagian usus lain yang berdekatan.

Usus kemudian melipat ke dalam dirinya sendiri seperti teleskop.

Akibatnya, kondisi ini membuat makanan atau cairan jadi sulit melewatinya hingga akhirnya tersumbat.

Selain itu, intususepsi juga memotong suplai darah ke bagian usus yang terpengaruh.

Kondisi ini dapat menyebabkan robekan pada usus (perforasi), infeksi, dan kematian jaringan usus.

Dilansir dari laman Stanford Children's Health, intususepsi adalah penyebab paling umum dari penyumbatan usus pada anak-anak antara usia 3 bulan hingga 3 tahun.

Kondisi ini jarang terjadi pada bayi baru lahir, tetapi kerap terjadi pada anak yang berusia balita, remaja, atau orang dewasa.

Kondisi yang juga dikenal dengan nama invaginasi ini adalah keadaan darurat medis.

Oleh karenanya, jika tidak segera diobati bisa menyebabkan infeksi bahkan kematian.

Baca Juga: 12 Rekomendasi Dokter Anak di Jakarta, Bisa Atasi Kelainan Penyakit

Gejala Intususepsi

Anak Mengalami Sakit Perut
Foto: Anak Mengalami Sakit Perut (Orami Photo Stock)

Gejala intususepsi biasanya berbeda pada anak dan orang dewasa. Yuk, cari tahu apa saja gejalanya!

1. Bayi dan Anak-anak

Tanda pertama intususepsi pada bayi yang sehat adalah menangis secara tiba-tiba yang disebabkan oleh sakit perut.

Bayi atau anak yang mengalami sakit perut biasanya cenderung menarik lututnya ke arah dada saat menangis.

Umumnya, gejala ini datang dan pergi, biasanya setiap 15-20 menit. Jika tak mendapat perawatan, rasa sakitnya akan terus muncul.

Adapun tanda dan gejala lain yang sering terjadi, meliputi:

Namun, tak semua orang dengan invaginasi mengalami gejala. Sebagian bayi tidak memiliki rasa sakit yang jelas.

Selain itu, beberapa anak tidak mengalami feses berdarah atau memiliki benjolan di perut.

2. Dewasa

Sementara itu, pada orang dewasa, gejala sering kali tumpang tindih dengan gejala gangguan lain sehingga lebih sulit mengenalinya.

Adapun gejala yang paling umum adalah sakit perut yang datang dan pergi. Mual dan muntah juga dapat terjadi.

Terkadang, gejalanya muncul selama berminggu-minggu sebelum diobati.

Intususepsi adalah kondisi serius, segera pergi ke dokter jika mengalami gejalanya.

Penyebab Intususepsi

Model Alat Pencernaan Manusia
Foto: Model Alat Pencernaan Manusia (verywellhealth.com)

Penyebab infeksi pada anak dan dewasa biasanya berbeda, berikut info jelasnya.

1. Penyebab pada Anak-anak

Pada anak-anak, sebagian besar penyebabnya tidak diketahui secara pasti.

Namun, karena penyakit ini biasanya lebih sering terjadi pada musim dingin, sebagian orang menduga infeksi virus mungkin berperan menyebabkannya.

2. Penyebab pada Orang Dewasa

Dalam beberapa kasus, pada orang dewasa, invaginasi disebabkan oleh pertumbuhan abnormal di usus, seperti polip atau tumor.

Namun, beberapa penyebab lainnya, yaitu:

  • Jaringan seperti bekas luka di usus
  • Operasi penurunan berat badan (bypass lambung) atau operasi lain pada saluran usus
  • Peradangan karena penyakit seperti Crohn

Namun secara umum, para ahli tidak tahu apa yang menyebabkan intususepsi.

Biasanya, risikonya meningkat jika memiliki keluarga dengan gangguan tersebut.

Baca Juga: 5+ Rekomendasi Vitamin Anak yang Bagus untuk Nafsu Makan, Yuk Coba!

Diagnosis Intususepsi

Konsultasi dengan Dokter
Foto: Konsultasi dengan Dokter (Freepik.com/pressfoto)

Dokter biasanya akan memeriksa riwayat kesehatan Si Kecil dan melakukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, beberapa tes yang mungkin dilakukan, yaitu:

1. Rontgen Perut

Tes diagnostik ini membantu menunjukkan penyumbatan usus. Dengan begitu, dokter akan mengetahui dengan persis lokasi dan kondisinya.

2. USG Perut

Teknik pencitraan diagnostik ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi dan komputer untuk melihat area dalam perut.

Dengan USG perut, dokter bisa melihat gambar pembuluh darah, jaringan, dan organ.

USG dilakukan untuk melihat organ saat sedang bekerja dan memeriksa aliran darah melalui pembuluh yang terlihat.

Pengobatan Intususepsi

Ilustrasi Operasi Intususepsi
Foto: Ilustrasi Operasi Intususepsi (expertinstitute.com)

Intususepsi tidak harus selalu melalui operasi, berikut pilihan pengobatan yang biasanya disarankan dokter.

1. Menelan Barium

Ini sebenarnya tes yang dilakukan untuk melihat organ-organ bagian atas sistem pencernaan.

Prosedur ini membantu memeriksa pipa makanan (kerongkongan), perut, dan bagian pertama dari usus halus (duodenum).

Anak akan menelan cairan logam yang disebut barium. Barium melapisi organ sehingga dapat dilihat pada sinar-X.

Baru setelah itu dilakukan rontgen untuk memeriksa organ pencernaan.

Namun, setelah prosedur ini invaginasi kerap sembuh dengan sendirinya.

2. Barium Enema

Ini adalah pemeriksaan sinar X dari rektum, usus besar, dan bagian bawah usus kecil. Anak akan diberikan cairan logam yang disebut barium.

Barium melapisi organ sehingga dapat dilihat pada sinar X. Barium ini akan dimasukkan ke dalam tabung dan dimasukkan ke dalam rektum anak sebagai enema.

Sinar X akan menunjukkan apakah ada area yang menyempit yang disebut striktur, penyumbatan, atau masalah lainnya.

Dalam sebagian kasus, intususepsi dapat sembuh dengan sendirinya selama tes ini. Biasanya 72 jam setelah prosedur.

Ini karena usus dapat kembali ke tempatnya dengan sendirinya. Ini bisa terjadi karena tekanan yang diberikan pada usus saat barium dimasukkan.

Kedua jenis enema ini sangat aman. Sebagian besar anak yang diobati dengan enema biasanya tidak memerlukan pembedahan.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Sakit Telinga pada Anak, Ini Cara Mengatasinya

3. Operasi

Seorang anak akan memerlukan pembedahan jika ususnya robek, enema tidak bekerja, atau anak terlalu sakit untuk melakukan enema.

Hal ini sering terjadi pada anak yang lebih besar. Kemudian, ahli bedah akan mencoba untuk memperbaiki sumbatan.

Namun, jika terlalu banyak kerusakan yang terjadi, dokter mungkin perlu membuang bagian usus itu.

Setelah perawatan, anak akan tinggal di rumah sakit dan mendapatkan makanan melalui infus sampai mereka bisa makan dan memiliki fungsi usus yang normal.

Dokter akan mengawasi anak untuk memastikan bahwa intususepsi tidak kembali.

Sebagian bayi juga mungkin mendapatkan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Itulah beragam informasi seputar intususepsi. Jika anak mengalami gejala yang mirip dengan penyakit ini, segera bawa ke dokter ya, Moms!

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10793-intussusception
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intussusception/symptoms-causes/syc-20351452
  • https://kidshealth.org/en/parents/intussusception.html
  • https://emedicine.medscape.com/article/930708-overview
  • https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=intussusception-90-P02002
  • https://www.chop.edu/conditions-diseases/intussusception

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb