07 Juli 2021

Mengenal Oximeter, Alat Pengukur Saturasi Oksigen, Penting untuk Pasien COVID-19!

WHO merekomendasikan pasien isolasi mandiri untuk menggunakan oximeter
Mengenal Oximeter, Alat Pengukur Saturasi Oksigen, Penting untuk Pasien COVID-19!

Foto: Freepik.com

Moms tentu sudah tidak asing dengan oximeter. Alat satu ini cukup populer di masa pandemi seperti sekarang ini. Seperti apa cara kerja alat ini? Simak ulasannya di bawah ini.

Pasien COVID-19 tanpa gejala dan bergejala ringan cukup melakukan isolasi mandiri di rumah dengan syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan tenaga kesehatan.

Meskipun tidak ada gejala atau gejalanya ringan, pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri tetap perlu dipantau secara ketat. Hal ini untuk mengidentifikasi tanda-tanda bahaya dan melakukan intervensi dengan cepat.

Salah satu tanda bahayanya adalah penurunan tingkat saturasi oksigen dalam sel darah merah yang disebut hipoksemia. Maka, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pasien COVID-19 untuk menggunakan oximeter secara berkala saat isolasi mandiri.

Baca Juga: WHO Umumkan Varian COVID-19 Lambda, Waspadai Gejalanya!

Apa yang Dimaksud dengan Oximeter?

apa itu oximeter.jpg
Foto: apa itu oximeter.jpg (Pexels/Stanley Ng)

Foto: Pexels/Stanley Ng

Oximeter (pulse oximeter) adalah alat pengukur saturasi oksigen dalam darah (arteri) yang digambarkan sebagai SpO2. Oximeter digunakan untuk mendeteksi hipoksia, yang didefinisikan sebagai kadar oksigen rendah yang tidak normal dalam tubuh.

Alat ini sering digunakan di rumah sakit dan klinik, tetapi juga dapat dibeli dengan bebas untuk digunakan di rumah.

Biasanya, oximeter digunakan dengan cara dijepit pada ujung jari pasien. Perangkat kemudian memancarkan sinar cahaya melalui kulit dan memperkirakan tingkat oksigen dengan mengukur persentase darah yang membawa oksigen. Monitor oximeter nantinya akan menampilkan tingkat saturasi oksigen (SpO2).

Ini adalah cara cepat dan sederhana untuk mempelajari informasi saturasi oksigen tanpa menggunakan jarum untuk mengambil sampel darah.

Baca Juga: Selain Demam, Sesak Napas, dan Diare, Ini Gejala COVID-19 Lain yang Tidak Biasa!

Mengapa Oximeter Digunakan di Rumah untuk Pasien COVID-19?

oximeter untuk isoman
Foto: oximeter untuk isoman

Foto: Orami Photo Stock

Biasanya tingkat oksigen darah yang rendah menyebabkan gejala, seperti kelelahan atau sesak napas. Namun pada pasien COVID-19, mereka mungkin tidak memiliki gejala dari tingkat oksigen yang rendah.

Jadi, dokter mungkin akan menyarankan untuk memeriksa kadar oksigen saat menjalani isolasi mandiri di rumah menggunakan oximeter.

Pemeriksaan saturasi oksigen dengan oximeter dapat membantu pasien COVID-19 mengetahui kapan mereka memerlukan perhatian medis meski jika tidak memiliki gejala.

Dilansir dari laman Minnesota Department of Health, hasil oximeter mungkin tidak seakurat pada orang dengan kulit yang lebih gelap. Tingkat oksigen mereka kadang-kadang dilaporkan lebih tinggi dari yang sebenarnya. Orang yang memeriksa kadar oksigen mereka sendiri, atau mereka yang memeriksanya, harus mengingat hal ini saat melihat hasilnya.

Kadar oksigen juga mungkin rendah jika seseorang merasa sesak napas, bernapas lebih cepat dari biasanya, atau merasa terlalu sakit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, bahkan jika oximeter mengatakan kadar oksigen mereka normal. Segera hubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan lain segera jika memiliki gejala-gejala ini.

Tips Menggunakan Oximeter Secara Mandiri

cara menggunakan oximeter.jpg
Foto: cara menggunakan oximeter.jpg (Unsplash/Syed Ali)

Foto: Unsplash/Syed Ali

Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat pada oksimeter pulsa, ada beberapa langkah sederhana, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):

1. Posisikan Alat Oximeter dengan Benar

Oximeter biasanya digunakan pada bagian jari tangan, jari kaki, atau daun telinga. Pastikan alatnya telah terpasang dengan baik, dan tidak dipaksakan.

Hal ini karena pemasangan alat yang terlalu longgar atau terlalu kencang dapat memungkinkan cahaya ekstraikut masuk sehingga akan mempengaruhi pembacaan oximeter.

2. Pastikan Duduk Diam Saat Menggunakan Oximeter

Tips menggunakan oximeter berikutnya adalah pastikan pasien duduk diam. Posisi tubuh yang gemetar atau menggigil akan mempengaruhi pembacaan, dan mungkin membuat hasil penggunaan oximeter tampak jauh lebih rendah daripada yang sebenarnya.

3. Hapus Cat Kuku Karena Bisa Memengaruhi Oximeter

Jika memakai cat kuku berwarna, ini mungkin memengaruhi pembacaan. Tato jari atau pewarna pacar juga dapat memengaruhi pembacaan. Oleh karena itu, hapus cat kuku atau pewarna pada jari tangan sebelum menggunakan oximeter.

Atau pilihlah jari tangan, jari kaki, atau daun telinga yang berbeda untuk menggunakan oximeter. Selain itu, jari tangan atau kaki yang dingin juga dapat menyebabkan pembacaan yang salah. Maka, perhatikan dengan baik cara penggunaannya agar hasilnya pun akurat, ya.

Cara Membaca Hasil Oximeter

cara membaca oximeter
Foto: cara membaca oximeter (newsroom.uw.edu)

Foto: newsroom.uw.edu

Menurut British Lung Foundation yang dikutip dari laman Which UK, tingkat saturasi oksigen darah normal untuk seseorang yang sehat adalah sekitar 95-100%.

Jika kadar oksigen di bawah angka tersebut, itu bisa menjadi indikator bahwa ada masalah pada paru-paru.

Sementara itu, tingkat kadar oksigen di bawah 92% (atau 88% untuk orang dengan penyakit paru obstruktif kronik – PPOK) akan menunjukkan bahwa seseorang sakit parah dan mungkin memerlukan oksigen tambahan atau dipantau di rumah sakit.

Pembacaan “SpO2” pada oximeter akan menunjukkan persentase oksigen dalam darah seseorang. Jika pembacaan SpO2 di rumah lebih rendah dari 95%, maka dianjurkan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan.

Itulah informasi terkait oximeter dan cara penggunaannya. Dengan rutin melakukan pemeriksaan kadar oksigen dalam darah, pasien COVID-19 bisa memonitor apakah tubuh telah mendapatkan oksigen yang cukup dan bisa segera ke dokter bila mengalami kekurangan oksigen.

Semakin cepat penanganan dilakukan, maka akan semakin rendah pula risiko terjadinya gejala COVID-19 yang berat atau komplikasi berbahaya.

  • https://www.afro.who.int/sites/default/files/Covid-19/Techinical%20documents/GUIDELINES%20FOR%20THE%20USE%20OF%20PULSE%20OXIMETRY%20IN%20MONITORING%20COVID-19%20PATIENTS%20IN%20HBIC.pdf
  • https://www.health.state.mn.us/diseases/coronavirus/pulseoximeter.html
  • https://www.uofmhealth.org/health-library/acl4222
  • https://www.which.co.uk/news/2021/01/pulse-oximeters-and-covid-19-what-you-need-to-know/
  • https://www.insider.com/what-is-a-pulse-oximeter

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb