01 Maret 2019

Menghadapi Anak yang Punya Teman Khayalan

Trik cerdas membesarkan anak dengan teman khayalan
Menghadapi Anak yang Punya Teman Khayalan

Tak perlu khawatir jika si kecil tampak asyik bermain dengan sosok teman khayalannya. Pasalnya, memiliki teman khayalan tak berarti ada yang salah dengan anak.

Justru anak-anak yang memiliki teman khayalan sangat kreatif dan punya daya imajinasi yang kuat. Biasanya mereka akan tumbuh jadi orang yang mudah berbaur dengan siapa saja.

Akan tetapi, kadang teman khayalan si kecil bisa menjadi tantangan tersendiri. Misalnya ketika anak mengatakan bahwa teman khayalannyalah yang memecahkan gelas atau anak jadi menolak untuk tidur siang gara-gara si teman khayalan.

Atau jika si kecil lebih memilih untuk bermain dengan teman dari imajinasinya tersebut daripada bermain dengan teman-teman sekolahnya. Maka, Moms juga harus menyikapi si kecil dan teman khayalannya dengan tepat. Silakan contek empat trik berikut untuk menghadapi anak dan teman khayalannya.

Biarkan anak mengembangkan imajinasinya

Semakin Moms mencoba menjauhkan anak dari si teman khayalan, anak akan semakin berpegang teguh pada imajinasinya. Akibatnya, anak jadi sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.

Sebaiknya, biarkan anak mengembangkan sendiri imajinasinya dalam sosok si teman khayalan. Seiring berjalannya waktu, sosok tersebut akan pergi sendiri. Namun, untuk sementara waktu Moms bisa berpartisipasi dalam imajinasi si kecil.

Tanyakan padanya apa warna kesukaan si teman khayalan atau di mana dia tinggal. Usahakan untuk tidak terlibat terlalu jauh dalam hubungan anak dengan teman khayalannya.

Misalnya dengan mengarang cerita soal si teman khayalannya. Lebih baik beri kesempatan anak untuk membangun identitas teman khayalan tersebut lewat ceritanya sendiri.

Mengajari anak untuk bertanggung jawab

Ketika si teman khayalan melakukan kesalahan, mintalah si kecil untuk ikut bertanggung jawab. Sebagai contoh, si kecil menuduh teman khayalannya memberantakkan mainan anak di kamar.

Katakan pada si kecil bahwa ia harus ikut membereskannya juga. Tegaskan bahwa apapun yang dilakukan oleh si teman khayalan, anak juga harus menanggung konsekuensinya.

Mendisiplinkan si teman khayalan

Moms juga perlu memberi batasan pada si teman khayalan ini. Caranya adalah dengan menerapkan peraturan yang sama, baik untuk anak maupun si teman khayalan.

Jika anak harus makan sayur, maka si teman khayalan juga harus makan sayur. Ini supaya anak tidak menggunakan teman khayalan sebagai senjata untuk menghindari aturan tertentu di rumah.

Mengenalkan anak pada dunia nyata

Seiring berjalannya waktu, ajak anak untuk mencoba berbagai pengalaman baru. Kenalkan anak dengan teman-teman seusianya, tawarkan aktivitas-aktivitas yang menarik seperti berenang atau bersepeda, dan bawa anak untuk jalan-jalan. Semakin sering anak menambah pengalaman menarik di dunia nyata, lama-lama ia akan lupa sendiri dengan teman khayalannya.

Apakah Moms punya trik lain dalam menghadapi si kecil dan teman khayalannya? Jangan lupa bagikan pengalaman Moms di bagian komentar, ya.

 

(IA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb