13 April 2018

Meningitis Bisa Terjadi Pada Bayi, Ini Gejalanya!

Ternyata bayi dan anak-anak paling rentan menderita meningitis
Meningitis Bisa Terjadi Pada Bayi, Ini Gejalanya!

Moms pasti sudah akrab dengan istilah meningitis ini. Penyakit yang merenggut nyawa presenter kocak Olga Syahputra beberapa tahun lalu ini disebabkan oleh berbagai organisme, seperti virus, bakteri dan jamur.  Siapa sangka, meningitis ternyata paling banyak menyerang bayi dan anak-anak. Dimana sekitar setengah dari sebagian besar kasus ini diderita oleh anak berusia di bawah 5 tahun! Maka, mengetahui gejala serta tanda-tanda meningitis secara umum, bisa mengurangi risiko si kecil dari bahaya penyakit yang satu ini.

Mengenal Meningitis dan Penyebabnya

Meningitis merupakan peradangan pada selaput yang mengelilingi dan melindungi otak serta sumsum tulang belakang. Banyak organisme berbeda yang dapat menyebabkan meningitis, akan tetapi yang paling umum yakni bakteri dan virus. Laporan pertama infeksi bakteri sebagai penyebab meningitis disampaikan oleh bakteriologis Austria, Anton Weichselbaum. Pada tahun 1887 Anton Wichselbaum mendeskripsikan infeksi bakteri tersebut sebagai meningokokus.

Meningitis menjadikan seseorang merasa tidak nyaman, tetapi jarang mengancam jiwa. Banyak orang dengan meningitis yang berhasil menjalani pemulihan dengan baik, kendati masih akan muncul efek seperti sakit kepala, kelelahan dan kehilangan memori. Bakteri meningitis sendiri dapat bersifat membunuh, sehingga perawatan medis sangat dibutuhkan.

Sebagian besar kasus meningitis di Inggris disebabkan oleh bakteri Septikemia Meningokokus. Bakteri tersebut bukan hanya menyebabkan meningitis, namun juga septikemia yang tidak lain adalah keracunan darah. Bahkan keduanya sering terjadi secara bersamaan. Untuk kelompok bakteri yang menjangki bayi baru lahir yakni hasil dari kelompok B. Streptococcus, Haemophilus influenza, bakteri E.coli atau Listeria (HiB). Bakteri meningitis neonatal juga menular melalui plasenta saat bayi masih berada di dalam rahim maupun selama proses persalinan.

Gejala dan Tanda-tanda Meningitis Pada Bayi dan Anak

Menurut Dr. Dwi Putro, Sp, A(K), M.Med., dari  RS Pondok Indah, terdapat 3 gejala khas yang menjadi tanda bayi dan balita terkena meningitis. 3 gejala tersebut adalah demam, kejang hingga penurunan kesadaran. Untuk tanda yang lebih detail adalah sebagai berikut:

  • Demam, tangan dan kaki dingin
  • Tidak mau makan dan sering muntah
  • Rewel dan tidak mau disentuh
  • Mudah mengantuk, lemah dan tidak bereaksi
  • Napas cepat atau mendengkur
  • Pucat, muncul bintik-bintik atau ruam pada kulit
  • Menangis yang tidak biasa, mengerang
  • Tegang, ubun-ubun menggembung
  • Leher kaku, tidak suka melihat cahaya
  • Kejang-kejang

 

Bagaimana Pengobatan Untuk Meningitis?

Jika Moms menemukan dugaan gejala meningitis, segera bawa bayi atau anggota keluarga ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan. Meningitis membutuhkan perawatan antibiotik dengan segera, mengingat tanpa penanganan serius bakteri meningitis akan menimbulkan efek yang serius hingga mengancam jiwa.

Prosedur pengobatan meningitis di rumah sakit berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien yang ditangani. Penggunaan antibiotik dianggap kurang efektif terhadap serangan virus ini. Pasien perlu terhidrasi dengan cairan, diberikan obat penghilang rasa sakit dan diperbolehkan untuk istirahat guna proses pemulihan.

Yuk, Cegah Penyakit Meningitis

Sebelum terlambat, lebih baik kita melakukan langkah pencegahan. Beberapa langkah ini bisa Moms lakukan untuk mencegah meningitis pada anak:

  • Hidup higienis
  • Mencuci tangan
  • Pola hidup sehat
  • Menutup mulut ketika batuk atau bersin
  • Berhati-hati dalam memilih makanan (khususnya saat hamil)

 

Beberapa kasus meningitis bakteri maupun virus dapat dicegah dengan berbagai macam vaksin. Konsultasikan dengan dokter jika Moms tidak yakin apakah vaksinasi yang didapatkan baru atau tidak. Adapun vaksin yang selama ini sudah tersedia diantaranya:

  • Vaksin MMR (gondongan, campak dan campak Jerman). Dapat diberikan pada bayi di bawah 12 bulan dengan vaksin ulangan pada usia 5-7 tahun.
  • Vaksinasi DtaP/HiB/IPV. Melindungi dari bakteri HiB, batuk, difteri, tetanus serta virus polio.
  • Vaksin pneumokokus (PCV) yang diberikan pada bayi di bawah 12 bulan. Diberikan dua bulan sekali atau sekali saat berusia di atas 2 tahun.

 

Meskipun vaksin meningitis belum termasuk ke dalam jadwal imunisasi anak, namun vaksin tersebut bisa Moms didapatkan di Indonesia. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika Moms ingin mendapatkan vaksin tersebut.

<RGW>

 

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb