04 Juli 2022

6 Penyebab Mood Swing dan Cara Mengatasi yang Tepat

Bisa disebabkan perubahan hormon atau penyakit mental serius.
6 Penyebab Mood Swing dan Cara Mengatasi yang Tepat

Foto: Orami Photo Stocks

Mood swing atau perubahan suasana hati adalah hal yang manusiawi dan normal dirasakan oleh siapa saja.

Sebetulnya apa saja penyebabnya dan kapankah harus waspada?

Apa itu Mood Swing?

Perasaan Sedih (Unsplash.com)
Foto: Perasaan Sedih (Unsplash.com)

Mood swing adalah istilah yang digunakan untuk perubahan suasana hati atau keadaan emosi seseorang yang sangat terlihat.

Mood swing dapat terjadi pada siapa saja dan menjadi bagian dalam kehidupan.

Moms dan Dads bisa saja merasa bersemangat, senang, dan positif di pagi hari, lalu tiba-tiba suasana hati menjadi mudah kesal setelah makan siang.

Perubahan suasana hati seperti ini normal terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja.

Namun, sebagian orang dapat mengalami mood swing yang ekstrem, serius, tidak dapat diprediksi, dan berubah sangat cepat, hingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Balita Mengamuk? Ketahui Perbedaan Tantrum dan Sensory Meltdown

Penyebab Mood Swing

Mood yang Berubah (Unsplash.com)
Foto: Mood yang Berubah (Unsplash.com)

Mood swing yang tidak disebabkan oleh kondisi atau kelainan tertentu, umumnya datang dan pergi secara alami dalam kehidupan manusia, atau menjadi bagian dari karakter seseorang.

Cara terbaik untuk mengidentifikasi pemicunya secara personal adalah menyadari kapan saja Moms dan Dads merasa adanya perubahan mood yang signifikan.

Lalu, ingat kembali apa saja yang Moms dan Dads telah konsumsi dan aktivitas apa saja yang telah dilakukan sebelum terjadinya mood swing.

Mencatat pola-pola tersebut dalam jurnal pribadi dapat membantu menemukan apa saja kemungkinan pemicu mood swing.

Dengan begitu, Moms dan Dads dapat menghindari pemicu-pemicu tersebut di kemudian hari untuk mencegah kondisi tersebut terulang kembali.

1. Sakit atau Cedera

Mood swing memang perubahan yang terjadi dalam diri secara emosional.

Namun, perubahan suasana hati ini juga ditemukan memiliki hubungan dengan penyakit kronis atau cedera akut yang berdampak pada otak, misalnya demensia, gegar otak, atau stroke.

Beberapa penyakit atau kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan mood swing adalah diabetes, sklerosis ganda, Parkinson, mengalami gangguan tidur, dan gangguan tiroid.

Penelitian di jurnal Diabetes Technology and Therapeutics, menunjukkan pasien diabetes dan depresi komorbid memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi, lebih sering marah, dan kualitas hidup lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki depresi.

Penelitian juga menemukan kaitan antara tingkat glikemik tinggi dengan kualitas hidup yang lebih rendah dan suasana hati yang negatif, serta adanya kemungkinan naik turunnya gula darah dapat mempengaruhi mood dan kualitas hidup.

2. Masa Pertumbuhan

Anak-anak dan remaja juga dapat mengalami perubahan mood dan mungkin mudah tantrum seiring mereka belajar mengatur emosinya.

Hal ini normal dan menjadi bagian dari pengembangan emosi yang dibutuhkan.

Namun mood swing dan tantrum yang tidak biasa juga perlu diwaspadai karena merupakan salah satu tanda Si Kecil mungkin mengidap kelainan yang belum teridentifikasi, misalnya Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Pada remaja, mood swing cenderung terjadi akibat perubahan hormon hingga mereka menginjak umur dewasa dan perlahan akan stabil.

Baca Juga: Cedera Otot: Gejala, Penyebab, dan Langkah Mengatasinya

3. Obat-Obatan Tertentu

Obat-obatan tertentu dapat memengaruhi mood seseorang, secara langsung atau tidak langsung (efek samping).

Diketahui dari hasil penelitian di jurnal Patient Preference and Adherence bahwa salah satu efek samping obat antidepresan adalah merasa mati rasa secara emosional.

Obat-obatan seperti antidepresan bertujuan membantu meregulasi emosi, ketika menghentikan pengobatan, mood swing dapat saja terjadi pada pasien.

Pengidap gangguan bipolar yang menderita mood swing dan mendapatkan salah diagnosis (misalnya depresi), lalu diberikan obat antidepresan jenis tertentu juga bisa mengalami efek samping mood swing dan memicu episode mania.

4. Hormon

Hormon estrogen juga berperan dalam menyebabkan mood swing.

Naik turunnya kadar hormon adalah hal yang normal dan telah diketahui menyebabkan perubahan mood, misalnya saja pada siklus menstruasi.

Mood swing juga bisa muncul saat hormon sedang mengalami perubahan, misalnya ketika terjadi kehamilan dan menopause.

Obat-obatan tertentu yang meregulasi hormon seperti pengontrol kehamilan, dapat meringankan mood swing akibat siklus menstruasi.

Namun, sebagian orang juga mengalami efek samping sebaliknya, yaitu malah mengalami mood swing.

Untuk mengetahui hubungan antara obat kontrasepsi dengan mood swing, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

5. Gangguan Kesehatan Mental

Beberapa gangguan kesehatan mental berkorelasi langsung dengan mood swing, contohnya:

  • Gangguan bipolar, yaitu gangguan emosi yang membuat pengidapnya merasa sangat senang hingga sangat sedih. Namun mood swing akibat gangguan bipolar umumnya hanya terjadi beberapa kali dalam setahun.
  • Gangguan Cyclothymia, pengidapnya juga mengalami emosi yang naik turun mirip dengan gangguan bipolar, namun dengan intensitas yang lebih ringan dibandingkan dengan gangguan bipolar yang ekstrem.
  • Depresi, yang salah satu gejalanya adalah mengalami perasaan sedih yang ekstrem dalam kurun waktu yang lama.
  • Dysthymia, yaitu bentuk depresi yang lebih kronis.

Kondisi kesehatan mental lainnya juga dapat menyebabkan mood swing, misalnya ADHD atau schizophrenia.

Segala kondisi gangguan kesehatan mental dapat diatasi dan dikelola dengan kombinasi pengobatan, perubahan gaya hidup, dan terapi yang tepat.

6. Pemicu Umum Lainnya

Terkadang beberapa faktor umum lainnya yang terjadi dalam hidup Moms dan Dads juga dapat memicu mood swing, misalnya:

  • Stres dari pekerjaan, masalah di rumah, dan lain sebagainya.
  • Terjadi perubahan yang signifikan dalam hidup, misalnya kematian seseorang yang dekat, mengalami pemutusan hubungan kerja, atau lainnya.
  • Konsumsi makanan dan minuman yang kurang sehat dan seimbang.
  • Kebiasaan tidur yang tidak berkualitas atau kurang tidur.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Stres saat Pandemi, Mudah Dicoba!

Mengatasi Mood Swing

Mengatasi Mood Swing (Unsplash.com)
Foto: Mengatasi Mood Swing (Unsplash.com)

Sama seperti stres, mood swing yang alami terjadi sekalipun dapat mengganggu produktivitas dan hubungan dengan orang lain jika tidak dikelola dengan baik.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk meminimalisir, mengatasi, dan mengelola mood swing agar tidak menyebabkan dampak negatif lebih jauh dalam kehidupan sehari-hari.

1. Buatlah Jadwal Rutinitas Setiap Hari

Tujuan utamanya yaitu Moms dan Dads mendapatkan waktu makan dan tidur yang teratur setiap hari.

2. Olahraga Rutin

Tidak hanya untuk mengatasi mood swing, namun juga manfaat lain olahraga membawa dampak positif terhadap kesehatan secara keseluruhan.

3. Tidur yang Cukup

Kekurangan tidur dapat memengaruhi mood.

4. Konsumsi Makanan yang Sehat dan Seimbang

Tubuh yang sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya mampu mengelola mood lebih baik.

5. Berlatih Relaksasi

Seperti latihan yoga dan meditasi, dapat membantu menenangkan diri dan mengelola emosi lebih baik.

6. Berlatih Mengelola Stres

Pada kenyataannya stres adalah bagian dari kehidupan yang dapat terjadi kapan saja dan sulit diprediksi.

Berlatih mengelola dan mengatasi stres mendatangkan banyak manfaat kesehatan, termasuk terhindar dari mood swing.

7. Mengekspresikan Diri

Lewat media tertentu, Moms dan Dads dapat menumpahkan perasaan negatif dengan melakukan kegiatan yang disukai seperti menggambar, menulis, bermain musik, bernyanyi, dan lain sebagainya yang dapat membuat Moms dan Dads merasa lebih baik setelahnya.

8. Bercerita kepada Orang Lain atau Curhat

Ini juga termasuk ke dalam kegiatan yang dapat meringankan perasaan negatif.

Jika perlu, Moms dan Dads dapat melakukan konsultasi dengan profesional untuk mendapatkan saran yang lebih tepat secara umum maupun secara medis.

Baca Juga: Jika Bertengkar dengan Suami, Sebaiknya Curhat ke Siapa?

Kapan Harus Konsultasi?

Konsultasi Emosi (Freepik.com)
Foto: Konsultasi Emosi (Freepik.com) (Orami Photo Stocks)

Walaupun merasakan emosi negatif sehari-hari adalah hal yang biasa, Moms dan Dads perlu mewaspadai mood swing yang mengganggu produktivitas dan berdampak negatif terhadap hubungan sosial dengan sekeliling.

Jika Moms dan Dads sedang dalam pengobatan tertentu, maka konsultasikan dan laporkan kepada dokter mengenai mood swing yang terjadi.

Orang yang mengalami mood swing selama seminggu atau lebih dan telah berdampak serius terhadap hubungan sosial dan produktivitasnya, ada baiknya berkonsultasi dengan tenaga profesional untuk mendapatkan bantuan dan solusi.

Psikolog atau psikiater dapat membantu mendiagnosis masalah kesehatan yang mungkin sedang terjadi dalam tubuh Moms dan Dads yang sebelumnya tidak diketahui.

Baca Juga: Fobia Ketinggian, Bisakah Diatasi?

Moms dan Dads tidak perlu merasa bersalah karena mengalami mood swing, apalagi jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu.

Mood swing yang dibiarkan begitu saja, mungkin tidak akan membaik seiring waktu, sehingga diperlukan bantuan profesional untuk mengatasinya.

Pada dasarnya Moms dan Dads tidak perlu terlalu khawatir jika mood swing terjadi hanya sejenak dan dapat diatasi dengan beberapa langkah.

Jangan sampai emosi dan perasaan berubah drastis terlalu sering ya, Moms dan Dads!

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22324383
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27528803

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb