17 Agustus 2023

Penyebab Anak Muntah Terus-Menerus, Jangan Panik Moms!

Muntah darah yang paling berbahaya, Moms
Penyebab Anak Muntah Terus-Menerus, Jangan Panik Moms!

Melihat anak muntah tentu membuat orang tua cemas dan khawatir.

Oleh sebab itu, Moms dan Dads perlu memahami bagaimana langkah-langkahnya untuk mengatasi anak muntah.

Banyak penyebab berbeda yang dapat membuat anak muntah.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), muntah merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh anak untuk mengeluarkan racun yang tertelan.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak muntah:

Namun, dalam sebagian besar kasus, anak muntah disebabkan oleh masalah gastroenteritis atau infeksi saluran pencernaan.

Gastroenteritis, sering disebut "flu perut", biasanya disebabkan oleh virus umum yang bersentuhan dengan kita setiap hari.

Selain menyebabkan anak muntah, flu perut juga bisa menyebabkan mual, sakit perut, dan diare.

Muntah-muntah biasanya didului dengan rasa mual. Saat mual, anak akan terlihat pucat, berkeringat, dan tidak nafsu makan.

Dalam laman IDAI disebutkan, mual merupakan suatu mekanisme perlindungan untuk mencegah sesuatu yang tertelan lebih masuk ke dalam tubuh.

Yuk, kita kenali anak muntah lebih lanjut, Moms!

Baca Juga: Segudang Manfaat Ikan Bandeng untuk Kesehatan Tubuh, Tidak Main-Main!

Penyebab Anak Muntah

Anak Alergi (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Alergi (Orami Photo Stocks)

Ada sejumlah kemungkinan penyebab anak muntah, yang akan dijelaskan secara detail di bawah ini, dikutip dari National Health Service.

1. Gastroenteritis

Seperti dijelaskan di atas, gastroenteritis ini merupakan penyebab umum dari anak muntah.

Gastroenteritis adalah infeksi pada usus, yang biasanya bisa berlangsung selama beberapa hari.

Gejala dapat timbul pada 12-48 jam pasca paparan kuman pada tubuh. Selain muntah, Si Kecil dapat mengalami diare dan kram perut.

"Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan anak muntah dan dehidrasi," jelas dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A (K) Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Infeksi gastroenteritis biasanya tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya.

Namun, anak-anak (terutama bayi) yang tidak cukup minum dan juga mengalami diare bisa mengalami dehidrasi.

Ini berarti tubuh mereka kehilangan nutrisi dan air, yang menyebabkan penyakit lebih lanjut.

Penting untuk Moms agar tetap tenang ketika mengalami anak muntah dan diare.

Muntah memang menakutkan bagi anak kecil dan melelahkan bagi anak-anak dari segala usia.

Mencegah dehidrasi adalah kunci agar anak bisa pulih dengan cepat.

2. Alergi Makanan

Alergi makanan dapat menyebabkan anak muntah, serta gejala lainnya.

Seperti timbulnya ruam kulit merah, gatal (urtikaria) dan pembengkakan pada wajah di sekitar mata, bibir, lidah atau langit-langit mulut.

Sekitar 9 dari 10 reaksi alergi terkait dengan makanan-makanan berikut:

  • Kacang kacangan
  • Kacang pohon (almond, kacang mete, atau kenari, misalnya)
  • Ikan
  • Kerang (udang, misalnya)
  • Telur
  • susu
  • Gandum
  • Kedelai

Bayi dengan usia dini yang mengonsumsi susu, kedelai, biji-bijian tertentu untuk pertama kalinya berisiko mengalami sesuatu yang disebut “sindrom enterokolitis yang diinduksi protein makanan” (FPIES).

Kondisi ini muncul 2 hingga 6 jam setelah mereka makan dan muntah berkali-kali.

Mereka mungkin juga mengalami diare yang berdarah. Segera bawa anak muntah ke dokter jika curiga Si Kecil mengidap FPIES.

Waspadai makanan yang dapat menyebabkan anak muntah dan temui dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Jika benar anak alergi makanan, dokter mungkin akan meresepkan obat yang dibutuhkan.

Baca Juga: 9 Obat Alami Sakit Tenggorokan, Mulai dari Minyak Kelapa hingga Madu!

3. Infeksi lainnya

Muntah terkadang bisa menjadi tanda infeksi selain gastroenteritis.

Ini seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi telinga tengah, pneumonia, meningitis, hingga stres dan kecemasan.

Hubungi dokter anak jika mereka muntah dan mengalami gejala infeksi tambahan, seperti suhu tubuh yang tinggi (demam) dan mudah marah atau rewel.

4. Radang Usus Buntu

Radang usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan penderitanya mengalami muntah, demam, dan nyeri perut di sekitar pusar hingga ulu hati.

Rasa sakit ini biasanya akan bertambah parah dan berpindah ke perut bagian kanan bawah.

"Radang usus buntu termasuk kondisi darurat dan memerlukan perawatan medis," kata dr. Frieda.

Apendisitis adalah pembengkakan usus buntu yang menyakitkan, kantong seperti jari yang terhubung ke usus besar.

Ini menyebabkan sakit perut parah yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Jika anak Moms mengalami sakit perut yang semakin parah, hubungi dokter anak ya, Moms.

Mungkin perlu menggunakan ambulans juga jika Si Kecil mengalami nyeri yang memburuk dengan cepat dan menyebar ke seluruh perut mereka.

Dalam sebagian besar kasus radang usus buntu, usus buntu tersebut perlu diangkat dengan operasi sesegera mungkin.

5. Keracunan Makanan

Anak Muntah (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Muntah (Orami Photo Stocks)

Kuman menempel pada makanan yang dimakan anak, ada kemungkinan mereka bisa terkena penyakit yang ditularkan melalui makanan (keracunan makanan).

Keracunan makanan terjadi akibat adanya kontaminasi bakteri dari bahan makanan, seperti daging, makanan laut, atau telur.

"Khususnya yang pengolahannya tidak higienis, tidak dimasak hingga matang, atau tidak disimpan dengan benar," kata dr. Frieda.

Beberapa bakteri yang biasanya bersembunyi di dalam makanan adalah:

  • Salmonella
  • Listeria
  • Campylobacter
  • E. coli

Anak bisa terkena keracunan makanan dari hampir semua makanan, terutama jika tidak dimasak atau disimpan dengan benar.

Penyebab paling umum adalah:

  • Daging
  • Unggas
  • Telur
  • Sayuran yang belum dicuci, seperti selada

Anak mungkin akan mulai muntah dalam beberapa jam setelah makan makanan yang terkontaminasi.

Terkadang perlu satu atau dua hari sampai gejala muncul.

Biasanya anak muntah juga akan mengalami mual, diare berair, dan sakit perut.

Gejala dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.

Baca Juga: 6 Tingkat Penurunan Kesadaran, Mulai dari Kesulitan Mengenali Sekitar, hingga Koma

Anak-anak sering kali melukai atau membenturkan kepala mereka, terutama saat mereka berjalan atau...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb