18 Februari 2023

Mengenal Oliguria, Kondisi Saat Urine Terlalu Sedikit, Apa Gejalanya?

Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak!
Mengenal Oliguria, Kondisi Saat Urine Terlalu Sedikit, Apa Gejalanya?

Pernahkah Moms merasa ketika buang air kecil urine terlalu sedikit atau bahkan tersendat-sendat? Ini bisa jadi indikasi oliguria, lho.

Untuk orang dewasa, itu berarti kurang dari 400 mililiter urine sehari. Jumlah ini tentu berbeda pada anak-anak dan juga balita.

Lantas, apa penyebab dan gejala yang bisa dirasakan dari oliguria ini? Yuk, cari tahu!

Gejala Oliguria, Seperti Apa?

Gejala Oliguria
Foto: Gejala Oliguria (https://www.franciscanhealth.org/news-and-events/news/bladder-leakage-isnt-normal-part-aging-women)

Tentu ini yang menjadi pertanyaan kita, seperti apa gejala oliguria ini? Apakah seperti anyang-anyangan?

Mengutip dalam Medline Plus, gejala utama oliguria adalah memproduksi urine lebih sedikit dari biasanya.

Seseorang mungkin mengalami gejala lain juga, tergantung pada penyebab dan pemicunya. Tanda dan gejala utama oliguria adalah:

  • Buang air kecil lebih jarang atau keluar lebih sedikit dari biasanya.
  • Urine berwarna lebih gelap dari biasanya (umumnya warna kuning tua). Jika ada darah merah atau merah tua dalam urine, ini adalah jenis masalah lain yang disebut hematuria.

Penyebab Oliguria

Penyebab Oliguria
Foto: Penyebab Oliguria

Penyebab oliguria adalah karena kondisi kesehatan tertentu. Faktornya tak hanya satu tapi bermacam-macam.

Ada yang gejala ringan sehingga tak membutuhkan perawatan, namun ada juga yang cukup kronis.

Berikut ini beberapa penyebab oliguria, antara lain:

1. Dehidrasi

Penyebab oliguria adalah salah satunya yang paling umum karena dehidrasi.

Mengutip dalam National Center for Biotechnology Information, dehidrasi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup air atau cairan tubuh.

Umumnya karena kehilangan lebih banyak air dan tidak ada cairan yang tergantikan.

Hal ini dapat terjadi saat banyak berkeringat di terik matahari, muntah, ataupun diare.

Tak hanya itu, seseorang dengan kondisi kulit luka bakar parah dapat memicu tubuh alami dehidrasi dan mengurangi kadar urine.

Jenis trauma lain yang dapat menyebabkan oliguria termasuk kehilangan darah (perdarahan), syok anafilaksis akibat alergi yang buruk, dan syok septik setelah infeksi atau pembedahan.

Baca Juga: Sudah Tahu Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2? Yuk Simak

2. Ada Penyumbatan dalam Tubuh

Keluaran urine yang menurun dan sedikit juga dapat terjadi ketika ada sesuatu yang secara fisik menghalangi saluran kemih.

Dalam Medscape, penyebab oliguria juga bisa karena pembesaran prostat atau batu ginjal, sehingga membatasi aliran urine.

Penyumbatan ini dapat terjadi di mana saja di sepanjang saluran kemih, termasuk ginjal, ureter (saluran yang menguras ginjal, kandung kemih, dan uretra, yang mengalirkan kandung kemih).

Kasus ini lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak.

3. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa obat dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi atau mengeluarkan urine.

Sehingga ini menjadi penyebab oliguria selanjutnya yang perlu Moms ketahui.

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi keluaran urine antara lain:

  • Antikolinergik

Digunakan untuk memblokir gerakan otot yang tidak disengaja dan fungsi tubuh lainnya.

Antikolinergik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti penyakit Parkinson dan gangguan gastrointestinal, serta kandung kemih yang terlalu aktif.

  • Obat Anti-inflamasi Non-steroid (NSAID)

Obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi pembengkakan atau meredakan nyeri. Contohnya termasuk ibuprofen dan aspirin.

  • Diuretik

Zat yang mendorong tubuh untuk memproduksi dan mengeluarkan lebih banyak urine.

Jika digunakan secara berlebihan atau terlalu lama, diuretik dapat menyebabkan dehidrasi atau cedera ginjal (atau masalah kesehatan lainnya), yang akhirnya menyebabkan penurunan produksi urine.

  • Antibiotik

Penggunaan beberapa antibiotik dapat merusak ginjal, dan dapat mempengaruhi pengeluaran urine. Ini lebih sering terjadi pada anak-anak atau mereka yang memiliki masalah kesehatan kronis.

Tidak bisa mendiagnosis sendiri untuk produksi urien yang menurun.roduksi urinee. Termasuk kehilangan darah dalam jumlah banyak, infeksi kesehatan serius, trauma fisik serta syok.

Baca Juga: Kolesterol Jahat yang Terlalu Rendah Ternyata Bisa Sebabkan Stroke

Diagnosis Oligoria

Diagnosis Oligoria
Foto: Diagnosis Oligoria

Kondisi ini memerlukan perhatian medis untuk mengenali penyebabnya dan memberikan perawatan yang paling tepat.

Nah, biasanya dokter akan menanyakan sejumlah pertanyaan sebelum membuat diagnosis.

Mereka mungkin ingin tahu kapan penurunan kadar urine dimulai, apakah terjadi secara tiba-tiba, dan apakah semakin buruk sejak dimulai.

Ada baiknya untuk Moms mengetahui kira-kira berapa banyak cairan yang diminum setiap harinya.

Beberapa tes yang mungkin dokter jalani untuk mendiagnosis kondisi ini adalah:

  • Tes urine: Untuk memeriksa infeksi, termasuk urinalisis dan kultur urin. Tes tambahan fungsi ginjal termasuk tes urin 24 jam dimana urin dikumpulkan dan dianalisis selama satu periode.
  • Ultrasonografi atau CT scan perut: Untuk memeriksa adanya obstruksi, seperti pelebaran ginjal (hidronefrosis).
  • Tes darah: Untuk memeriksa elektrolit, hitung kadar darah, atau fungsi ginjal.
  • Sistoskopi: Prosedur oleh ahli urologi yang melibatkan penggunaan teropong kamera kecil untuk melihat ke dalam kandung kemih.

Baca Juga: Ini Kebiasaan yang jadi Penyebab Alzheimer dan Cara Mencegahnya, Yuk Pelajari!

Pengobatan Tepat untuk Kondisi Oliguria

Pengobatan Tepat untuk Kondisi Oliguria
Foto: Pengobatan Tepat untuk Kondisi Oliguria

Cara pengobatan oliguria bergantung pada beberapa faktor penyebabnya, termasuk kesehatan individu secara keseluruhan, serta riwayat penyakit yang diderita.

Secara umum, dokter biasanya merekomendasikan untuk meningkatkan asupan cairan, dan menghentikan pengobatan yang mungkin menjadi penyebab dari kadar urine semakin berkurang.

Ada beberapa langkah dan upaya dalam mengatasi kondisi ini.

1. Meningkatkan Asupan Cairan

Cara sederhana untuk mengobati oliguria adalah dengan meningkatkan jumlah cairan yang dikonsumsi.

Hal ini sering kali dapat dilakukan di rumah secara alami dengan meminum lebih banyak air atau larutan rehidrasi yang mengandung elektrolit.

Dalam kasus dehidrasi parah atau di mana masalah kesehatan lain, dokter mungkin akan merekomendasikan cairan intravena (IV) atau cairan infus, serta kemungkinan rawat inap.

Baca Juga: Mengenal Tes Urine HCG dalam Kehamilan dan Risikonya

2. Asupan Obat

Tak cukup hanya minum air, bagi beberapa kasus membutuhkan asupan obat-obatan.

Jika rehidrasi tidak cukup, ada masalah kesehatan lain yang memengaruhi keluaran urine, dokter mungkin menyarankan penggunaan obat untuk mengobati oliguria atau penyebab yang mendasarinya.

Obat yang digunakan untuk mengobati oliguria meliputi:

  • Antibakteri: Untuk mengobati infeksi, seperti yang menyebabkan diare atau muntah yang serius.
  • Diuretik: Obat untuk memaksa tubuh memproduksi lebih banyak urine. Dalam jumlah kecil, diuretik dapat membantu meningkatkan pengeluaran urine, tetapi terlalu banyak dapat menjadi bumerang dan memperburuk oliguria.
  • Dopamin : Obat untuk memaksa tubuh memproduksi lebih banyak urine. Dalam jumlah kecil, diuretik dapat membantu meningkatkan pengeluaran urine, tetapi terlalu banyak dapat menjadi bumerang dan memperburuk oliguria.

Baca Juga: 8 Obat Sakit Kepala Alami, Yuk Coba Moms!

Karena banyak kasus oliguria disebabkan oleh dehidrasi, salah satu cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan minum cukup cairan ya Moms.

Jumlah cairan yang perlu diminum akan bergantung pada seberapa banyak tubuh kehilangan cairan melalui keringat atau penyakit, serta pola makan secara keseluruhan.

MenurutInstitute of Medicine of the National Academie adapun ketentuan untuk tubuh agar tetap terhidrasi, seperti:

  • Wanita harus tercukupi 2,7 liter cairan (atau sekitar 11,4 cangkir) per hari.
  • Pria harus tercukupi 3,7 liter (atau sekitar 15,6 cangkir) cairan per hari.

Jadi, mulai sekarang jangan malas minum air putih lagi ya Moms.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436022/
  • https://emedicine.medscape.com/article/983156-overview
  • https://medlineplus.gov/ency/article/003147.htm
  • https://www.nal.usda.gov/sites/default/files/fnic_uploads/water_full_report.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb