18 Mei 2020

Ini Pantangan untuk Bayi Kuning, Wajib Tahu!

Kenali juga penyebab bayi terlahir kuning ya, Moms
Ini Pantangan untuk Bayi Kuning, Wajib Tahu!

Penyakit kuning sangat umum pada bayi baru lahir. Biasanya mudah dikenali karena kulit bayi dan putih mata berubah warna menjadi kuning. Bayi menjadi penyakit kuning ketika mereka memiliki terlalu banyak bilirubin dalam darah mereka.

Bilirubin adalah pigmen normal yang dibuat ketika sel darah merah terurai di dalam tubuh. Ini biasanya diproses oleh hati, didaur ulang dan dihilangkan. Ketika bayi menderita penyakit kuning, itu berarti tubuhnya membuat terlalu banyak bilirubin atau hati tidak cukup cepat membuangnya.

Baca Juga: Bayi Terkena Kuning, Kapan Harus ke Dokter?

Pantangan untuk Bayi Kuning

Pantangan untuk Bayi yang Terlahir Kuning
Foto: Pantangan untuk Bayi yang Terlahir Kuning

Foto: Orami Photo Stock

Penjelasan ahli di laman Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat, penyakit kuning tidak berbahaya bagi kehidupan bayi. Kondisi kuning biasanya muncul selama 3 sampai 5 hari pertama kehidupan bayi. Kemudian menghilang ketika tubuh bayi belajar menangani bilirubin.

Dari laman tersebut, dapat dirangkum sejumlah pantangan bayi kuning. Berikut ulasannya.

1. Jangan Berhenti Menyusui

Pantangan untuk Bayi yang Terlahir Kuning
Foto: Pantangan untuk Bayi yang Terlahir Kuning

Foto: Orami Photo Stock

Jika Moms dapat mengeluarkan ASI dengan optimal di hari kelahiran. Teruslah memberikan ASI pada bayi kuning.

Menyusui dengan sering di jam-jam pertama dan hari-hari setelah kelahiran membantu mengurangi risiko penyakit kuning. Bayi akan mengeluarkan lebih banyak feses dan ASI memberi hati bayi energi yang diperlukan untuk memproses bilirubin.

Susuilah bayi 8-12 kali. Jika tidak dapat diberikan langsung, Moms bisa memerahnya dan meminta perawat menyusukannya dengan botol.

Jangan berkecil hati jika belum dapat menyusuinya dengan ASI. Bayi Moms juga bisa terhindar dari dehidrasi jika meminum lebih sering susu formula mereka.

Baca Juga: Tanda Bayi Kuning Sudah Memasuki Fase Berbahaya

2. Jangan Menjemur Bayi Kuning

Pantangan untuk Bayi yang Terlahir Kuning
Foto: Pantangan untuk Bayi yang Terlahir Kuning

Foto: Orami Photo Stock

Sebelum tiba pada pantangan kedua, yakni menjemur untuk mengobati, perlu diketahui bahwa bayi yang berisiko paling tinggi terkena penyakit kuning adalah bayi prematur (bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu).

Selain itu, bayi yang tidak mendapatkan ASI atau susu formula yang cukup, baik karena mereka kesulitan menyusui atau karena air susu belum bisa keluar.

Kemudian, bayi yang golongan darahnya tidak cocok dengan golongan darah ibu mereka.

“Seorang bayi yang golongan darahnya tidak cocok dengan ibu mereka dapat mengembangkan penumpukan antibodi yang dapat menghancurkan sel darah merah mereka dan menyebabkan peningkatan kadar bilirubin secara tiba-tiba,” demikian dilansir Healthline.

Nah, umumnya dokter akan mendiagnosa bayi kuning selang beberapa jam ia lahir. Namun, tidak sedikit yang baru terperiksa saat jadwal kontrol 3 hari atau 5 hari usai melahirkan.

Ketika diketahui kuning, dokter biasanya merekomendasikan penyinaran atau dikenal dengan fototerapi.

Nah, tidak sedikit Moms yang menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung, untuk menggantikan fototerapi karena dianggap efektif untuk mengatasi penyakit kuning. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

Dalam fototerapi, bayi akan ditempatkan di tempat tidur khusus di bawah sinar spektrum biru dengan hanya mengenakan popok dan kacamata pelindung khusus.

Selimut serat optik juga dapat diletakkan di bawah bayi Anda. Hal ini tentu tidak didapatkan dari menjemur Si Kecil di bawah matahari.

Dalam kasus yang sangat parah, transfusi mungkin diperlukan di mana bayi menerima sejumlah kecil darah dari donor atau bank darah.

Baca Juga: Penyakit Kuning Pada Bayi Baru Lahir dan Penanganannya

Nah, itulah dua pantangan untuk bayi kuning yang harus Moms ketahui. Untuk perawatan bayi kuning, Moms harus selalu berkonsultasi dengan dokter ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb