07 Mei 2019

Pengaruh Perubahan Iklim pada Program Hamil

Sebelum bikin jadwal program hamil, baca ini dulu, Moms
Pengaruh Perubahan Iklim pada Program Hamil

Dari sekian banyak faktor yang memengaruhi peluang terjadinya kehamilan, ternyata ada satu yang mungkin belum banyak diketahui oleh calon Moms dan Dads: perubahan iklim.

Ya, ternyata ada hubungan antara perubahan iklim dan kesuburan serta perubahan iklim dan program hamil, Moms!

Sejak lama, para ahli menduga ada hubungan antara iklim dan reproduksi manusia. Salah satunya disampaikan dalam artikel yang ditulis oleh Dr. Amos Grunebaum, M.D. di situs web Babymed.

Pembuahan Lebih Banyak Terjadi di Bulan-Bulan dengan Suhu Rendah

couple-336655_1920.jpg
Foto: couple-336655_1920.jpg

Foto: pixabay.com

Dr Grunebaum menuliskan bahwa studi yang dilakukan oleh Engle dan Shelesnyak pada 1934 melaporkan bila frekuensi perempuan mengalami gangguan menstruasi lebih tinggi pada bulan-bulan musim panas.

Sementara, survei lain melaporkan jumlah perempuan yang keguguran mengalami peningkatan juga pada bulan-bulan musim panas, namun saat suhunya lebih hangat.

Studi lebih baru dengan tema serupa di Hong Kong menemukan bahwa pembuahan lebih banyak terjadi pada bulan-bulan dengan suhu rendah, yaitu Desember hingga Februari. Sementara, tingkat pembuahan pada bulan-bulan lainnya sekitar 30 persen lebih rendah.

Berdasarkan berbagai temuan penelitian tersebut, dr Grunebaum meyakini peluang terjadinya kehamilan lebih besar bila pasangan mempertimbangkan antara perubahan iklim dan program hamil.

Baca Juga: Seberapa Penting Moms Mengonsumsi Susu untuk Ibu Hamil?

Udara Panas Menurunkan Produksi Sperma

couple-1812777_1920.jpg
Foto: couple-1812777_1920.jpg

Foto: richmondsair.com

Penelitian lain tentang hubungan antara perubahan iklim dan kesuburan juga dilakukan oleh Alan Barreca, ahli ekonomi lingkungan dari UCLA dan anggota UCLA Institute of the Environment and Sustainability.

Ia menganalisis pola dan tren cuaca di Amerika Serikat dan menemukan bahwa suhu udara yang panas berdampak terhadap menurunnya aktivitas reproduksi.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Barreca, jumlah kelahiran bayi cenderung menurun pada April dan Mei, sembilan bulan setelah suhu paling panas dalam setahun.

Namun, Barreca menyatakan, cuaca yang panas bukanlah faktor yang menyebabkan pasangan tidak atau mengurangi frekuensi bereproduksi.

Cuaca yang panas mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap penurunan produksi sperma pria yang dianggap mempersulit terjadinya kehamilan.

Temuan penelitian Barreca juga menemukan efek rebound, yaitu tingkat kelahiran bayi meningkat pada beberapa bulan pascapenurunan tajam akibat cuaca panas.

Baca Juga: Agar Cepat Hamil, Yuk Perhatikan Cara Menghitung Masa Subur!

Cuaca Panas Pengaruhi Kesehatan Janin

yay-13294198-digital.jpg
Foto: yay-13294198-digital.jpg

Foto: pixabay.com

Barreca mengatakan bahwa pemanasan global akan memperburuk pola ini dan berpotensi mendorong lebih banyak pasangan untuk hamil di bulan-bulan dengan suhu lebih rendah.

Efek dari perubahan iklim dan program hamil adalah menggeser lebih banyak kelahiran dari musim semi ke musim panas.

Implikasi dari pergeseran ini antara lain pada kesehatan prenatal karena banyak penelitian menunjukkan bahwa menjalani trimester ketiga dalam cuaca panas dapat mempengaruhi kesehatan janin.

(AN/AND)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb