14 Juli 2021

Smiling Depression, Saat Seseorang Berpura-Pura Bahagia Padahal Merasa Depresi

Penderita cenderung menyembunyikan depresi dengan menunjukkan kebahagiaan
Smiling Depression, Saat Seseorang Berpura-Pura Bahagia Padahal Merasa Depresi

Pernahkah Moms mendengar istilah smiling depression? Melansir laman WebMD, smiling depression adalah kondisi ketika seseorang mengalami depresi atau cemas, tetapi terlihat dan tetap bertindak bahagia.

Meski smiling depression bukanlah diagnosis klinis yang sesungguhnya, tetapi masalah yang memengaruhi kesehatan mental ini nyata adanya.

Jika Moms mengalami smiling depression, Moms mungkin akan memberi tahu orang lain bahwa merasa baik-baik saja dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Padahal, Moms mungkin membutuhkan bantuan dari keluarga dan orang lain.

Faktor Risiko Smiling Depression

faktor risiko smiling depression
Foto: faktor risiko smiling depression

Foto: Orami Photo Stock

Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya smiling depression pada seseorang.

1. Perubahan Besar dalam Hidup

Seperti jenis depresi lainnya, smiling depression dapat dipicu oleh suatu situasi atau adanya perubahan besar dalam hidup, seperti hubungan yang gagal atau kehilangan pekerjaan.

2. Penilaian orang lain

Adanya penilaian orang lain juga bisa saja membuat seseorang mengalami smiling depression.

Apalagi, jika penilaian yang diberikan cenderung menyepelekan keadaan yang sedang dialami.

Seseorang yang merasa bahwa mereka akan dihakimi karena gejala depresi, akan lebih mungkin untuk memasang 'topeng' atau kepura-puraan.

Tak hanya itu, ia juga cendeurng menyimpan perasaan atau depresinya untuk diri mereka sendiri.

Baca Juga: Mengenal Enosimania, Kondisi Ketakutan Seseorang Akan Kritikan Orang Lain

3. Media Sosial

media sosial berisiko menyebabkan depresi
Foto: media sosial berisiko menyebabkan depresi

Foto: Orami Photo Stock

Media sosial juga bisa menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya smiling depression pada seseorang.

Hal ini karena kemajuan teknologi membuat banyak orang mungkin tidak mau atau tidak dapat mengunggah gambar saat mereka sedang dalam kondisi terburuknya.

Jadi, mayoritas orang memilih untuk hanya membagikan momen baik mereka kepada dunia.

Kondisi ini akhirnya dapat menciptakan kekosongan realitas yang memberikan lebih banyak ruang untuk smiling depression.

4. Memiliki harapan yang terlalu tinggi

Terkadang, Moms memiliki harapan yang tidak realistis tentang diri sendiri untuk menjadi lebih baik atau lebih kuat.

Moms juga mungkin dipengaruhi oleh ekspektasi dari luar, seperti dari rekan kerja, orang tua, saudara kandung, anak-anak, atau teman.

Sayagnya, ketika harapan ini tidak terwujud tetapi Moms gengsi untuk mengakuinya, smiling depression menjadi solusinya.

Terlebih jika Moms termasuk orang yang bersifat perfeksionisme. Adanya standar yang sangat tinggi akan lebih berisiko menyebabkan smiling depression.

Baca Juga: 8 Jenis Penyakit Psikologi atau Gangguan Mental yang Perlu Dipahami

Gejala Smiling Depression

gejala smiling depression
Foto: gejala smiling depression (elitedaily.com)

Foto: Orami Photo Stock

Penderita smiling depression memiliki beberapa tanda atau gejala yang sama dengan depresi pada umumnya, yakni:

  • Merasa sedih, kehilangan gairah, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Perubahan nafsu makan, berat badan, dan pola tidur.
  • Kelelahan atau kelesuan.
  • Perasaan putus asa, kurang menghargai diri, dan harga diri yang rendah.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan hal-hal yang pernah dinikmati.
  • Sering mengalami sakit punggung atau sakit kepala.
  • Kurang banyak teman atau orang kepercayaan.
  • Mengalihkan perasaan stres pada penggunaan alkohol atau obat-obatan lain.

Namun, gejala smiling depression sering kali tidak terlihat atau ditunjukkan.

Orang lain mungkin tidak menyadari bahwa Moms sedang mengalami depresi dan Moms sendiri juga mungkin tidak menyadarinya.

Itulah salah satu alasan depresi tersenyum terkadang bisa lebih berbahaya daripada bentuk depresi "klasik" karena bisa memicu penderitanya untuk bunuh diri.

Baca Juga: Fakta Hormon Dopamin yang Punya Pengaruh Besar pada Kesehatan Mental dan Fisik

Orang lain mungkin tidak tahu bahwa Moms membutuhkan bantuan tanpa tanda-tanda umum depresi seperti menarik diri, energi rendah, atau kurang senang.

Hal ini karena penderita smiling depression akan menutupi semua perasaan itu dengan baik.

Moms juga memiliki energi untuk merencanakan dan menindaklanjuti rencana untuk mati karena bunuh diri.

Selain itu, jenis depresi ini mungkin membuat Moms sangat sulit untuk menghadapi peristiwa atau perubahan besar, seperti perceraian atau kehilangan pekerjaan.

Jika keluarga, kerabat, atau Moms sendiri menderita smiling depression dan khawatir akan melakukan percobaan bunuh diri, cobalah lakukan pencegahan dengan cara:

  • Hubungi nomor 119 untuk layanan psikologis darurat dan panggilan ambulans.
  • Tetap bersama orang tersebut sampai bantuan datang.
  • Singkirkan senjata api, pisau, obat-obatan, atau benda lain yang dapat membahayakan.
  • Dengarkan, tetapi jangan menghakimi, membantah, mengancam, atau berteriak.

Pengobatan Smiling Depression

pengobatan smiling depresion
Foto: pengobatan smiling depresion (Scmp.com)

Foto: Orami Photo Stock

Seseorang dengan smiling depression mungkin secara resmi didiagnosis dengan depresi dengan ciri-ciri atipikal. Misalnya, terlihat bahagia bukanlah tipikal seseorang yang merasa tertekan.

Sama dengan jenis depresi lainnya, smiling depression juga dapat diobati. Perawatan mungkin termasuk pengobatan, terapi bicara, dan perubahan gaya hidup, seperti diet dan olahraga.

Jika Moms merasa depresi, bicarakan dengan dokter. Jelaskan beberapa gejala yang dialami.

Dokter akan dapat mengesampingkan masalah kesehatan fisik yang memicu gejala dan dapat membantu dengan rujukan ke penyedia perawatan lain, seperti psikoterapis atau psikiater.

Banyak orang dengan smiling depression tetap berpura-pura pada orang lain, bahkan dengan terapis. Padahal, kepura-puraan tersebut akan mempersulit dirinya untuk mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Jadi, sangat penting untuk terbuka dan ​​mengungkapkan perasaan dengan jujur. Dokter atau terapis akan membantu memutuskan apakah obat antidepresan dapat membantu meredakan gejala.

Itulah informasi terkait smiling depression, beserta penjelasan gejala, faktor risiko, dan pengobatannya. Semoga bermanfaat ya, Moms!

  • https://www.webmd.com/depression/smiling-depression-overview
  • https://www.verywellmind.com/what-is-smiling-depression-4775918
  • https://www.healthline.com/health/smiling-depression#symptoms

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb