11 Februari 2023

Penyempitan Tulang Belakang: Gejala hingga Cara Mengobatinya

Bisa jadi disebabkan oleh stenosis spinal
Penyempitan Tulang Belakang: Gejala hingga Cara Mengobatinya

Tak banyak yang mengenal stenosis spinal, atau sering juga disebut penyempitan tulang belakang.

Stenosis spinal adalah penyempitan satu atau lebih area tulang belakang.

Penyempitan ini dapat memberi tekanan pada sumsum tulang belakang atau saraf yang bercabang dan paling sering terjadi pada punggung bawah atau leher.

Biasanya, orang dengan kondisi ini mengeluh sakit parah di kaki, betis, atau punggung bawah saat berdiri dan berjalan.

Rasa sakit akibat penyempitan tulang belakang bisa datang lebih cepat ketika berjalan naik atau turun bukit dan menaiki atau menuruni anak tangga.

Biasanya, pasien akan merasa sakitnya akan sedikit mereda kala duduk atau membungkuk.

Berikut ini adalah informasi seputar penyempitan tulang belakang. Jangan sampai di-skip ya, Moms!

Baca Juga: 3 Kelainan Bentuk Tulang Belakang pada Balita, Yuk Cari Tahu!

Gejala Penyempitan Tulang Belakang

Gejala Penyempitan Tulang Belakang
Foto: Gejala Penyempitan Tulang Belakang

Penyempitan tulang belakang pada tahap awal perkembangan kerap kali tidak menimbulkan tanda dan gejala.

Proses penyempitan memang lambat sehingga akan memburuk dalam waktu yang lama.

Melansir John Hopkins Medicine, gejala yang bisa jadi tanda kalau Moms mengidap stenosis spinal, antara lain:

1. Nyeri Punggung Bawah, Bokong, Hingga Kaki

Gejala penyempitan tulang belakang yang paling umum adalah rasa nyeri badan bagian belakang.

Rasa nyeri dapat muncul secara mendadak dan menghilang dengan sendirinya, namun berulang.

Selain pada punggung, rasa nyeri juga muncul pada bokong dan dapat menyebar hingga ke kaki.

Rasa nyeri pada punggung, bokong hingga ke kaki ini biasanya memburuk ketika berdiri dalam waktu lama, berjalan, dan menuruni tangga.

Rasa nyeri akan sedikit membaik ketika bersandar, berdiri sedikit membungkuk ke depan, berjalan menanjak atau menaiki tangga, dan duduk.

2. Masalah Otot dan Saraf

Gejala penyempitan tulang belakang lain yang umumnya menyertai adalah mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada anggota gerak.

Kondisi ini membuat penderitanya kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, contohnya susah untuk menulis, berjalan, atau mengancingkan kemeja.

3. Gejala Lain

Pada kasus parah, orang dengan kondisi ini juga mengalami masalah dalam mengendalikan kandung kemih dan libido menurun.

Baca Juga: Mengalami Nyeri Tulang Belikat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Penyempitan Tulang Belakang

Penyebab Penyempitan Tulang Belakang
Foto: Penyebab Penyempitan Tulang Belakang (freepik.com)

Tulang belakang berawal dari leher hingga ke punggung bawah.

Tulang inilah yang akan membentuk kanal tulang belakang yang melindung sumsum tulang belakang termasuk seluruh saraf.

Beberapa orang dilahirkan dengan kanal tulang belakang kecil.

Tetapi kebanyakan stenosis tulang belakang terjadi ketika ruang terbuka di dalam tulang belakang menyempit.

Seperti yang dilansir dari Mayo Clinic, penyebab penyempitan tulang belakang meliputi:

  • Pertumbuhan tulang yang berlebihan
  • Saraf kejepit
  • Ligamen yang menebal
  • Tumor
  • Cedera tulang belakang
  • Mengidap tumor pada saraf tulang belakang, ruas tulang belakang, atau pada membran yang melapisi saraf tulang belakang
  • Skoliosis

Tidak semua pasien dengan penyempitan tulang belakang mengalami gejalanya.

Karena itu, menurut American College of Rheumatology, istilah "stenosis spinal" sebenarnya mengacu pada gejala nyeri dan bukan pada penyempitan itu sendiri.

Terlebih, beberapa orang memang dilahirkan dengan kanal tulang belakang yang kecil.

Walau begitu, penyempitan tulang belakang paling sering disebabkan oleh perubahan terkait usia yang terjadi seiring waktu.

Siapa pun yang berusia di atas 50 tahun berisiko bisa terkena stenosis spinal.

Baca Juga: Kartilago atau Tulang Rawan, Jaringan Ikat Padat yang Kenyal dan Elastis

Tidak hanya itu saja Moms, peradangan pada tulang, seperti osteoarthritis dapat merusak tulang rawan di persendian termasuk tulang belakang.

Saat tulang rawan melemah, tulang mulai bergesekan satu sama lain sehingga tubuh merespons untuk menumbuhkan tulang baru.

Tulang baru ini tumbuh berlebihan (taji tulang) yang terjadi di sekitar tulang belakang.

Taji tulang dapat meluas dan mempersempit ruang pada tulang belakang serta menjepit saraf pada area tersebut.

Penyakit paget pada tulang juga dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada tulang belakang yang akhirnya bisa menekan saraf.

Baca Juga: Tulang Rawan: Ketahui Fungsi, Jenis, dan Gangguan yang Terjadi Jika Tulang Ini Mengalami Kerusakan

Pengobatan Penyempitan Tulang Belakang

stenosis spinal - pengobatan - freepik.jpg
Foto: stenosis spinal - pengobatan - freepik.jpg (freepik.com)

Berikut beberapa cara untuk mengobati penyempitan tulang belakang dari American College of Rheumatology:

1. Olahraga

Olahraga teratur dapat membantu kita membangun dan mempertahankan kekuatan otot-otot lengan dan kaki bagian atas. Gunanya untuk:

  • Meningkatkan keseimbangan
  • Kemampuan untuk berjalan
  • Membungkuk dan bergerak
  • Mengendalikan rasa sakit

Saat nyeri punggung, lebih baik digunakan berolahraga dibanding terlalu banyak berbaring.

Alih-alih mencegah rasa nyeri kambuh, tidak aktif bergerak malah membuat otot jadi lebih lemah, bahkan memperparah rasa nyeri.

Selian itu, Moms jugsa bisa mengimbangi dengan terapi fisik.

Tujuannya tidak hanya mengurangi gejala, tapi membantu membangun ketahan tulang, mempertahankan fleksibilitas dan stabilitas tulang.

Alhasil, penyempitan tulang belakang akan teratasi, Moms.

2. Suntikan Kortison (Suntikan Kortikosteroid)

Suntikan langsung ke daerah sekitar sumsum tulang belakang (dikenal sebagai suntikan epidural) dapat memberikan banyak bantuan permanen.

Baca Juga: 6 Cara Meminimalisir Nyeri Tulang Kemaluan Sebelah Kiri saat Hamil

3. Operasi

Adapun beberapa jenis operasi yang digunakan untuk mengobati penyempitan tulang belakang, yaitu:

  • Laminektomi

Ini merupakan jenis operasi yang paling umum untuk kondisi penyempitan tulang belakang.

Dokter akan mengangkat bagian tulang belakang untuk memberi lebih banyak ruang bagi saraf.

  • Foraminotomy

Foraminotomy adalah operasi yang dilakukan untuk memperluas bagian tulang belakang.

  • Fusi Tulang Belakang

Operasi ini umumnya dilakukan pada kasus yang sangat parah, terutama ketika beberapa bagian tulang belakang terpengaruh.

Cangkok tulang atau implan logam pun digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian tulang belakang yang terpengaruh tersebut.

Hal ini bertujuan untuk mencegah ketidakstabilan tubuh.

Walau begitu, operasi memiliki risikonya sendiri. Beberapa risiko ini termasuk:

  • Pembekuan darah di otak dan/atau kaki
  • Sobek di jaringan sekitar sumsum tulang belakang
  • Infeksi
  • Cedera pada akar saraf

4. Minum Obat-obatan

Dilansir dari situs Mayo Clinic, beberapa obat yang diresepkan dokter untuk mengobati spinal stenosis adalah:

  • Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen
  • Obat antikejang seperti gabapentin (Neurontin) dan pregabalin (Lyrica) untuk mengurangi rasa nyeri akibat saraf rusak
  • Obat opioid seperti (Oxycontin, Roxicodone) dan hydrocodone (Norco, Vicodin) dapat digunakan dalam jangka pendek

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Tulang, Kenali 3 Fungsi Vitamin K Berikut Ini

Walaupun pembedahan dapat meredakan nyeri, obat tidak akan menyembuhkan penyempitan tulang belakang.

Sementara, gejala-gejalanya pun dapat muncul kembali, Moms.

Semua cara pengobatan untuk stenosis spinal harus melalui rangkaian tes medis dan dilakukan oleh tenaga ahli ya, Moms.

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spinal-stenosis/symptoms-causes/syc-20352961
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17499-spinal-stenosis
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/lumbar-spinal-stenosis
  • https://www.rheumatology.org/I-Am-A/Patient-Caregiver/Diseases-Conditions/Spinal-Stenosis
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441989/
  • https://www.webmd.com/back-pain/ss/slideshow-spinal-stenosis

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb