21 Maret 2020

Sleepwalking atau Tidur Berjalan, Ini Pengertian dan Penyebabnya

Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak
Sleepwalking atau Tidur Berjalan, Ini Pengertian dan Penyebabnya

Saat tidur, seseorang bisa mengalami kondisi sleepwalking, atau tidur sambil berjalan. Ini merupakan kondisi di mana seseorang berjalan atau melakukan aktivitas lainnya sambil tidur.

Dalam dunia medis, sleepwalking dikenal sebagai somnabulisme. Orang yang sleepwalking bisa melakukan aktivitas lain selain berjalan, seperti makan, membuka dan menutup lemari, bahkan keluar rumah secara tidak sadar.

Fenomena tidur berjalan ini cenderung lebih sering terjadi pada anak-anak. Tetapi, Moms tidak perlu khawatir karena kondisi ini tidak berbahaya, dan biasanya berlangsung sebentar saja.

Tetapi, bila terjadi cukup lama, seseorang dapat berisiko mengalami cedera atau kecelakaan. Misalnya, bila ia menyetir sambil tidur. Ketahui lebih lanjut tentang informasi mengenai sleepwalking berikut ini.

Baca Juga: Terkena Gangguan Tidur Karena Menopause? ini Jawabannya!

Apa yang Terjadi Saat Sleepwalking atau Tidur Berjalan?

tidur berjalan-1.jpg
Foto: tidur berjalan-1.jpg (latimes.com)

Foto: latimes.com

Tidur berjalan biasanya terjadi selama periode tidur NREM (non-rapid eye movement), yakni sekitar 1-2 jam setelah seseorang tidur.

Gejala tidur berjalan berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang hanya duduk di kasur dan melihat sekeliling dengan wajah bingung.

Sementara penderita lainnya dapat berjalan, makan, menyetir, dan melakukan kegiatan lainnya.

Jika seseorang mengalami sleepwalking, ia biasanya hanya memandang lurus dan tampak seperti tidak mengenali orang-orang terdekatnya. Matanya akan terbuka, padahal ia sebenarnya masih tertidur.

Bila Moms mengajak seseorang berbicara, orang tersebut akan merespons dengan jawaban yang tidak jelas atau meracau.

Para ahli menyarankan agar tidak membiarkan orang yang sedang tidur sambil berjalan. Mereka justru harus dibangunkan dengan cara yang pelan dan tidak mengagetkan.

Walau demikian, pengidap tidur berjalan umumnya cukup sulit untuk dibangunkan. Meski bangun pun, mereka akan kebingungan dan tidak ingat dengan apa yang terjadi.

Baca Juga: Perbedaan Gangguan Tidur dan Kebiasaan Tidur yang Buruk, Tidak Sama Lho!

Kenapa Seseorang Bisa Tidur Sambil Berjalan?

tidur berjalan-2.jpg
Foto: tidur berjalan-2.jpg (wellandgood.com)

Foto: wellandgood.com

Sayangnya, masih belum ada penyebab pasti dari sleepwalking. Akan tetapi, kondisi ini seringkali dipengaruhi oleh faktor genetik.

Dengan kata lain, jika Moms memiliki orang tua, adik, atau kakak kandung yang sering berjalan saat tidur, maka ada kemungkinan untuk mengalaminya.

Tidur berjalan juga dapat dipicu oleh hal-hal berikut ini:

  • Kurang tidur
  • Stres dan gangguan kecemasan
  • Infeksi yang disertai demam, terutama pada anak-anak
  • Terlalu banyak minum alkohol
  • Mengonsumsi obat-obatan terlarang
  • Efek samping dari obat-obatan sedatif
  • Saat tidur nyenyak, terbangun mendadak karena mendengar suara yang keras atau tiba-tiba ingin buang air kecil
  • Mengalami gangguan tidur, seperti obstructive sleep apnea dan restless legs syndrome

Baca Juga: Para Istri, Jangan Lakukan 4 Hal Ini di Tempat Tidur!

Apakah Sleepwalking Bisa Disembuhkan?

tidur berjalan-3.jpg
Foto: tidur berjalan-3.jpg (mattressonline.co.uk)

Foto: mattressonline.co.uk

Umumnya, tidur sambil berjalan tidak memerlukan pengobatan khusus. Jika terjadi sesekali dan tidak disebabkan oleh kondisi medis tertentu, Moms cukup membantu orang tersebut untuk kembali tidur.

Namun, bila tidur berjalan muncul karena gangguan kesehatan lainnya, penyakit tersebut harus diatasi terlebih dulu guna meminimalkan terjadinya tidur berjalan.

Pastikan tidak ada kondisi medis yang melatarbelakangi sleepwalking dengan menjalani pemeriksaan medis.

Obat-obatan seperti benzodiazepine atau antidepresan mungkin bisa diresepkan oleh dokter apabila frekuensi tidur berjalan terbilang sering atau penderita berisiko mencederai dirinya maupun orang lain.

Pada beberapa pasien, hipnosis bisa menjadi terapi yang cukup membantu. Terapi ini akan membantu penderita agar lebih rileks, dengan dibantu terapis yang akan memberikan sugesti-sugesti positif.

Guna membantu mencegah atau mengurangi terjadinya sleepwalking, penting juga bagi pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup. Berikut langkah-langkahnya:

  • Usahakan untuk tidur malam pada waktu yang sama setiap hari
  • Ciptakan suasana kamar yang nyaman agar bisa tidur lebih nyenyak, misalnya dengan meredupkan lampu dan mematikan gawai maupun alat elektronik lain
  • Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol menjelang tidur
  • Buang air kecil dulu sebelum tidur
  • Lakukan aktivitas yang membuat rileks sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca buku yang ringan, atau meditasi

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele, Ini 5 Cedera yang Bisa Dialami Saat Makan

Bagaimana Cara Mencegah Cedera Akibat Sleepwalking?

tidur berjalan-4.jpg
Foto: tidur berjalan-4.jpg (siestio.com)

Foto: siestio.com

Jika Moms atau ada anggota keluarga yang sering tidur sambil berjalan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya tidak ada yang mengalami cedera atau kecelakaan akibat kondisi ini.

  • Pastikan jendela dan pintu rumah selalu terkunci rapat pada malam hari
  • Simpan benda-benda tajam dan berbahaya di tempat tersembunyi agar sulit dijangkau ketika ada yang tidur berjalan
  • Jika Si Kecil sering tidur berjalan, jangan biarkan mereka tidur di tempat tidur tingkat
  • Jika hendak bepergian lama dan meninggalkan anak-anak, informasikan pada pengasuh atau kerabat yang menjaga anak mengenai kebiasaan tidur berjalannya serta apa yang harus dilakukan jika itu terjadi

Tidur berjalan umumnya bukan hal yang berbahaya. Tetapi, Moms patut waspada jika frekuensinya cukup sering dan penderita berisiko mencelakakan diri sendiri maupun orang lain ketika tidur berjalan.

Moms perlu menghubungi dokter untuk mengetahui ada tidaknya gangguan medis di balik kondisi tidur berjalan tersebut. Dengan ini, dokter juga bisa menganjurkan langkah-langkah penanganan yang sekiranya efektif.


Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Sumber: sehatq.com

Konten ini merupakan kerja sama yang bersumber dari SehatQ

Isi konten di luar tanggung jawab Orami Parenting

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb