22 Januari 2018

Pro Kontra 2 Jenis Imunisasi dan Efeknya Pada Tubuh Si Kecil

Ketahui dulu faktanya
Pro Kontra 2 Jenis Imunisasi dan Efeknya Pada Tubuh Si Kecil

Pro kontra imunisasi dari pandangan masyarakat mungkin pernah membuat Moms ragu untuk memberikan imunisasi pada Si Kecil. Pihak yang pro mengungkapkan pentingnya imunisasi untuk mencegah beragam penyakit berbahaya demi menunjang kesehatan jangka panjang buah hati.

Namun, di sisi lain muncul kontroversi mengenai imunisasi, salah satunya seperti adanya anggapan bahwa pemberian vaksin MMR menyebabkan autisme. Apakah benar demikian? Dari sekian banyak jenis imunisasi, dua jenis imunisasi berikut kerap juga menuai pro kontra. Seperti apa penjelasannya?

Imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Terdapat kontroversi yang menyatakan bahwa imunisasi MMR dapat menyebabkan autisme. Adapun kontroversi tersebut muncul sehubungan dengan hasil studi Dr. Andrew Wakefield pada tahun 1998.

Dalam studi yang dipublikasikan di The Lancet tersebut Dr. Wakefield mengklaim bahwa ada kaitan antara vaksin MMR dengan autisme dan/atau penyakit usus. Namun, hasil studi tersebut dianggap mendiskreditkan dan sejak saat itu Dr. Wakefield dipecat sebagai dokter di Inggris.

Sementara itu, studi yanng dilakukan selama sembilan tahun terakhir menemukan bahwa tidak ada kaitan antara vaksin MMR dengan autisme atau pun penyakit usus. Selain itu, disampaikan pula bahwa imunisasi MMR sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit gondong, campak, dan rubela.

Meskipun tidak menyebabkan autisme, apakah jenis imunisasi ini memiliki efek samping? Pada dasarnya dalam imunisasi MMR ada tiga vaksin terpisah yang diberikan melalui satu injeksi. Jadi, ada efek samping berbeda mungkin terjadi pada waktu yang berbeda. Umumnya efek samping yang muncul tergolong ringan. Jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan potensi komplikasi rubela, gondong dan campak.

Baca Juga : 11 Jenis Imunisasi yang Disarankan untuk Bayi 0-12 Bulan dan Jadwal Pemberiannya

Adapun efek samping yang umumnya ditimbulkan dari imunisasi MMR yaitu:

  • Mengembangkan campak ringan yang berlangsung selama 2-3 hari (tidak menular).
  • Mengembangkan gondong ringan yang berlangsung selama 1-2 hari (tidak menular).

Baca Juga: Manfaat Vaksin untuk Bayi yang Perlu Mama Tahu

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, ruam berupa bintik-bintik kecil seperti memar mungkin muncul beberapa minggu setelah imunisasi. Jika si kecil mengalami ruam semacam ini atau jika Moms merasa khawatir dengan kondisi si kecil setelah imunisasi MMR, segera temui dokter.

Baca Juga : Si Kecil Mau Disuntik Vaksin? Cek Dulu 5 Tips Berikut Ini!

Imunisasi Difteri, Tetanus, Pertusis (DTP)

Bukan hanya imunisasi MMR, imunisasi difteri nyatanya juga tidak lepas dari kontroversi. Tidak sedikit pihak yang percaya bahwa vaksin kombinasi difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus dapat menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS).

Namun, dijelaskan bahwa tidak ada kaitan sebab-akibat antara vaksinasi dengan kematian bayi mendadak. Kendati demikian, vaksinasi dilakukan pada masa dimana bayi dapat mengalami SIDS.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kejadian SIDS hanya kebetulan menyertai vaksinasi dan masih mungkin terjadi tanpa adanya vaksinasi. Sangat penting diingat bahwa difteri, tetanus dan pertusis adalah penyakit yang mengancam jiwa.

Bayi-bayi yang tidak mendapat vaksinasi berisiko tinggi mengalami cacat berat hingga kematian. Namun, efek samping ringan dari imunisasi DTP bisa dikenali dengan mudah. Antara lain:

  • Demam
  • Rasa sakit pada tempat suntikan (biasanya terjadi pada vaksinasi ke-4 dan ke-5, efek ini berlangsung selama 1-7 hari)
  • Kemerahan hingga agak bengkak pada tempat suntikan
  • Rewel
  • Muntah
  • Nafsu makan berkurang

Baca Juga: Mengapa Anak Perlu Imunisasi Ulang?

Efek samping berat yang jarang terjadi meliputi reaksi alergi berat yang terjadi pada 1 diantara 1 juta dosis. Termasuk kejang berulang, koma atau penurunan kesadaran.

Bagaimana pun efek imunisasi yang selama ini ditunjukkan umumnya lebih ringan dibandingkan dengan risiko komplikasi penyakit saat bayi tidak mendapatkan vaksin.

Jika ragu, lebih baik langsung tanyakan pada ahlinya seputar imunisasi yang ingin Moms tahu. Dengan begitu Moms tentunya mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya untuk mendukung kesehatan Si Kecil agar terjauh dari risiko penyakit. Bukankah itu yang kita harapkan?

(RGW)

Sumber: naturodoc.com, vaccines.procon.org, idai.or.id, nhs.uk

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb