28 Mei 2021

9+ Macam-macam Puasa Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW dan Waktu Pelaksanaannya, Catat!

Ketahui juga keutamaan dari setiap puasa sunnah
9+ Macam-macam Puasa Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW dan Waktu Pelaksanaannya, Catat!

Jika saat bulan Ramadan umat Islam diwajibkan untuk puasa, maka di bulan-bulan lain juga terdapat beberapa puasa sunnah yang bisa dilakukan. Ditinjau dari hukumnya, puasa dalam ajaran islam diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu puasa wajib, puasa sunnah, puasa makruh, serta puasa haram.

Puasa sunnah adalah puasa yang tidak diwajibkan untuk dilakukan bagi umat Islam. Tetapi jika puasa tersebut dilakukan, maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Ini juga mendapatkan contoh dari Rasulullah SAW. Ini akan menjadi pahala lainnya saat Moms dan keluarga melaksanakannya.

Baca Juga: Cegah Bau Mulut Saat Puasa, Begini Cara Menjaga Kesehatan Gigi yang Benar?

Puasa Sunnah dalam Islam

Puasa Sunnah -1
Foto: Puasa Sunnah -1

Foto: Orami Photo Stock

Seseorang akan menemukan berbagai manfaat dalam menjalankan ibadah puasa, salah satunya saat melaksanakan puasa sunnah. Misalnya dapat menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat yang berujung datangnya siksa dari Allah SWT.

Selain itu, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan. Selama menjalankan puasa, seseorang dilatih untuk dapat menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehkan dan juga mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.

Journal of Nutrition Fasting and Health mencatat, beberapa manfaat kesehatan utama dari puasa adalah penurunan berat badan, pelemahan penanda metabolism, pencegahan masalah kronis, penyakit kardiovaskular, dan kanker, dan sebagainya.

Dalam Islam, terdapat macan-macam puasa sunnah, yaitu:

1. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji. Rasulullah SAW bersabda: “Tiada amal yang soleh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bln Dzulhijjah).” (HR Bukhari).

Al-Imam As-Syafie’i berpendapat bahwa bagi orang yang sedang beribadah haji di Arafah, akan lebih baik tidak melakukan puasa. Imam Ahmad RA mengatakan: “Jika ia sanggup berpuasa maka boleh berpuasa, tetapi jika tidak hendaklah ia berbuka, sebab hari ‘Arafah memerlukan kekuatan (tenaga).”

Adapun niat dalam melakukan puasa arafah adalah “Nawaitu ashoumul arafah lilyaumil ghoddi lillahi Ta’ala.” artinya “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”

2. Puasa di Sembilan Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Di sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti berdzikir, istigfar, berdo’a, bersedekah, serta yang paling ditekankan adalah melakukan puasa sunnah.

Rasulullah SAW bersabda: ”Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah di mana seorang hamba beribadah di dalam hari-hari itu daripada ibadah yang dilakukannya di dalam 10 hari Zulhijah.

Puasa sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiamulail (menghidupkan malam) di dalam hari itu seumpama qiamulail setahun.”

3. Puasa Tasu’a

Ini adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharram. Karena pada 10 Muharram, orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.

Ini untuk membedakan puasa orang Islam dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dari Ibnu Abbas RA berkata saat Rasulullah SAW sedang berpuasa Asyura, beliau memerintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu juga.

Ada beberapa sahabat yang berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani.”

Lalu Rasulullah menjawab: “Jika datang tahun depan, insya Allah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram)”. Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai Muharam tahun depan, Rasulullah SAW sudah wafat.” (HR Muslim).

Baca Juga: 9 Tips Mempersiapkan Tubuh Agar Tak Kaget Saat Puasa

4. Puasa Asyura (10 Muharram)

Ini adalah puasa sunnah yang dilakukan pada keesokan hari setelah melakukan puasa sunnah Tasu’a. Imam As-Syafii, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan bahwa dianjurkan menjalankan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh bulan Muharram secara berurutan.

Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Seutama-utama puasa setelah Ramadlan ialah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu, ialah shalat malam.” (HR Muslim).

Dari Abu Qatadah Al Anshari RA berkata: “Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR Muslim).

5. Puasa Syawal

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada enam hari di bulan Syawal yang merupakan sunnah Rasulullah SAW. Untuk pelaksanaannya bisa dilakukan secara berurutan maupun secara terpisah namun dengan jumlah yang sama.

Menurut fatawa Ibni Utsaimin dalam kitab ‘Ad-Da’wah’ menyatakan: “Boleh melaksanakan puasa sunnah secara berurutan atau terpisah-pisah. Namun, mengerjakannya dengan berurutan lebih utama karena menunjukkan sikap bersegera dalam melaksanakan kebaikan, dan tidak menunda-nunda amal yang bisa menyebabkan tidak jadi beramal.”

Terkait dengan keutamaannya, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah puasa satu tahun.” (HR Ahmad dan Muslim).

6. Puasa Senin-Kamis

Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunnah yang paling sering dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Dari Abu Harrairah RA, dia berkata: “Bahwasanya Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berpuasa pada hari Senin dan Kamis.”

Dan ketika ditanya alasannya, beliau bersabda: “Sesungguhnya segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan.”

Maka Allah pun berfirman: “Tangguhkan keduanya." (HR Ahmad).

Baca Juga: 7 Tips Diet Sehat Selama Bulan Puasa

7. Puasa Daud

Ini adalah puasa sunnah yang dilakukan secara selang-seling, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka atau tidak berpuasa. Hal ini sesuai dengan keterangan dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Amru RA, saat Rasulullah SAW bersabda:

“Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa Daud ‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal. Lalu aku berkata, sesungguhnya aku mampu untuk puasa lebih dari itu, maka Rasulullah SAW berkata: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari itu." (HR Bukhari).

Dalam hadist lain, Rasulullah SAW juga bersabda: “Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud.

Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR Bukhari Muslim).

8. Puasa Sya’ban

Puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW yang lainnya adalah puasa di bulan Sya’ban. Dari Aisyah RA, beliau berkata: “Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa.

Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata: “Saya berkata: ‘Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban,’. Beliau bersabda:

“Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR Nasa’i).

9. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa ini dikenal juga dengan sebutan puasa Ayyamul Bidh, yang dilaksanakan 3 hari setiap pertengahan bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Ada beberapa keutamaan yang akan diberikan pada orang yang melaksanakan puasa ayyamul Bidh, di antaranya:

Puasa ini juga dianjurkan oleh Rasulullah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR Ahmad, An-Nasai, dan at-Tirmidzi).

Selain itu, Abu Hurrairah RA berkata: “Kekasihku yaitu Rasulullah SAW mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari).

10. Puasa di Bulan-bulan Haram (Asyhurul Hurum)

Ini merupakan puasa sunnah yang dilakukan di bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rajab. Ini karena bulan bulan tersebut dimaksudkan untuk melepas sesuatu yang haram dan mengamalkan puasa dan ibadah-ibadah lain pada bulan-bulan tersebut.

Dari Abi Bakrah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab.” (HR Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

Setelah mengetahui berbagai puasa sunnah ini, diharapkan dapat menjadi referesi dan mulai melaksanakannya sesuai waktu yang telah ditentukan demi mendapatkan pahala yang melimpah.

  • https://www.researchgate.net/publication/326319570_Health_Benefits_of_Islamic_Intermittent_Fasting
  • https://dalamislam.com/puasa/macam-macam-puasa-sunnah
  • https://blog.kitabisa.com/macam-macam-puasa-sunnah-manfaat-dan-keutamaannya/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb