12 Oktober 2017

Saat Balita Memasuki Tahap 'Aku Duluan', Apa yang Harus Kita Lakukan?

Jangan panik apalagi kesal bila buah hati mulai terlihat seperti balita egois
Saat Balita Memasuki Tahap 'Aku Duluan', Apa yang Harus Kita Lakukan?

Mama baru, bersiaplah. Akan tiba saatnya seorang balita merasa seperti pusat dunia dan semua orang harus menuruti kemauannya, apapun itu. Namun, jangan panik apalagi kesal bila buah hati mulai terlihat seperti balita egois karena selalu ingin 'aku duluan' setiap diberikan sesuatu.

Perilaku balita seperti itu sebenarnya wajar dan merupakan tahap perkembangan psikologis balita yang harus dilewati. Hanya saja, banyak orang tua yang tak tahu cara menghadapi situasi ini, sehinga akhirnya terus membiarkan buah hati tumbuh dengan sifat egois hingga dewasa.

Agar tahap perkembangan psikologis balita ini bisa dilalui dengan baik, coba lakukan 4 hal berikut, ya, Ma:

  1. Berbicara 4 Mata

saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 1
Foto: saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 1

Foto: huffingtonpost.com

Kurangnya komunikasi empat mata antara orang tua dan buah hati bisa menjadi salah satu faktor penyebab balita egois. Biasanya ini terjadi pada orang tua yang langsung mengabulkan kemauan anak, karena tak mau ribet atau tak mau pusing mendengarkan tangisan dan rengekan buah hati. Tentu saja, hal ini tidak sehat bagi perkembangan psikologis balita.

Saat si kecil terus menangis dan meminta barang dengan hingga tantrum, Mama bisa merendahkan tubuh dan menyejajarkan mata dengan si kecil, lalu tanya apa yang menjadi masalah. Selain untuk mendorong balita berkomunikasi, cara ini juga akan membuatnya sadar kalau perilaku seperti itu tak akan membuatnya mendapatkan apa yang dia inginkan.

  1. Tetapkan Peraturan

saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 2
Foto: saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 2

Foto: rd.com

Selanjutnya, Mama bisa menjelaskan peraturan sebagai pengingat buah hati saat ia mulai berlaku egois. Misalnya: Harus bersabar dan menunggu gilirannya untuk bermain atau belajar berbagi dan bergantian saat sedang bermain dengan orang lain.

Jangan lupa, jelaskan bahwa aturan tersebut dibuat untuk kebaikannya sendiri agar ia tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan seperti bertengkar dengan temannya bila perilaku balita egois.

  1. Awasi dan Antisipasi

saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 3
Foto: saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 3

Foto: rd.com

Tentu saja, ada kalanya balita lupa atau mencoba mendobrak aturan yang sudah ditetapkan. Sebenarnya, proses ini tidak sepenuhnya jelek, lho, Ma.

Balita yang mencoba mendobrak atau melanggar peraturan sebenarnya sedang melatih otaknya untuk bekerja menggunakan kemampuan pemecahan masalah untuk mengalahkan sistem yang Mama ciptakan.

Nah, disinilah Mama tidak boleh kalah cerdas dan kreatif dengan si kecil. Lebih baik arahkan kemampuan pemecahan masalahnya ke arah yang lebih positif. Misalnya, mengajaknya bermain catur.

  1. Biarkan Dia Belajar Kecewa

saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 4
Foto: saat balita memasuki tahap aku duluan apa yang harus kita lakukan 4

Foto: netdna-ssl.com

Wajar jika balita merasa kecewa atau jadi marah karena permintaannya tidak dituruti. Bila hal ini terjadi, berikan dia waktu sendiri untuk merenungkan apa yang telah dilakukannya. Setelah ia tenang, datangi buah hati dengan senyuman sambil memberikan pengertian bahwa dalam hidup tak semua hal bisa kita dapatkan.

Jadikan momen ini sebagai pelajaran hidup untuk balita, agar ia bisa belajar dari rasa kecewa sekaligus kesalahannya. Dengan begitu, kemampuan psikologis balita bisa lebih berkembang dan perilaku balita egois bisa terkikis.

Melewati fase ‘aku duluan’ memang tidak mudah, tapi dengan dukungan dan pengertian dari Mama, perilaku balita egois pasti akan segera mereda dengan sendirinya. Apa buah hati kesayangan Mama sudah bisa berbagi dengan orang lain?

(WA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb