20 December 2022

Dilema Sandwich Generation, Moms dan Dads Juga Salah Satunya?

Merasa frustrasi menjadi sandwich generation? Moms dan Dads tidak sendirian
Dilema Sandwich Generation, Moms dan Dads Juga Salah Satunya?

  • https://www.newyorklife.com/content/dam/nyl/newsroom/docs/pdfs/New_York_Life_Sandwich_Gen_White_Paper.pdf
  • https://www.griswoldhomecare.com/blog/2019/june/the-sandwich-generation-stress-and-other-issues/
  • https://www.pewresearch.org/fact-tank/2018/11/29/more-than-one-in-ten-u-s-parents-are-also-caring-for-an-adult/
  • https://www.nytimes.com/2020/02/11/parenting/sandwich-generation-costs.html
  • https://arborsassistedliving.com/family-caregiving-challenges-for-the-sandwich-generation/
  • https://www.lifeworks.com/blog/step-step-guide-starting-parent-support-group-office/
  • https://www.aplaceformom.com/caregiver-resources/articles/what-is-the-sandwich-generation
  • https://www.forbes.com/sites/jeffbevis/2020/04/22/3-secrets-for-avoiding-sandwich-generation-stress/?sh=71d0ddc67872
  • https://www.moneycrashers.com/sandwich-generation-tips-reduce-caregiver-stress/
  • https://www.thebalance.com/how-to-prepare-for-the-sandwich-generation-4153027

Saat ini, banyak orang dewasa mengalami kesulitan ekonomi dan frustasi akibat dituntut untuk memenuhi kebutuhan anak dan orang tuanya. Situasi tersebut dikenal dengan sandwich generation.

Sandwich generation memberikan dampak pada pengeluaran yang besar dan harus diseimbangkan dengan pengaturan keuangan yang baik.

Bagaimana caranya bisa bertahan dengan situasi tersebut?

Pengertian Sandwich Generation

Sandwich Generation
Foto: Sandwich Generation (goodlifefamilymag.com)

Sandwich generation adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang dewasa yang terhimpit beban membiayai kebutuhan merawat secara fisik, emosional, dan ekonomi baik orang tua dan anaknya sekaligus.

Dinamakan sandwich karena ini layaknya daging, sayuran, dan telur yang diapit oleh roti tawar.

Berdasarkan jenisnya, dikutip dari laman Griswold Homecare, sandwich generation terbagi atas dua, yakni:

  • Sandwich Generation Tradisional

Ini merupakan orang dewasa berusia 40 hingga awal 50-an yang merasa memiliki kewajiban merawat orang tuanya yang membutuhkan dukungan fisik, emosional, dan finansial.

  • Sandwich Generation Club

Merupakan individu yang berusia 30 hingga 40-an tahun dengan anak yang masih berusia kanak-kanak, namun merasa memiliki kewajiban untuk mendukung orang tua atau kakek dan neneknya secara fisik, emosional, dan finansial.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh The New York Times Parenting bekerjasama dengan YouGov menjelaskan bahwa 800 dari 5.000 partisipan bahwa mereka juga menjadi sandwich generation.

Sekitar 32% dari partisipan mengatakan bahwa mereka mengorbankan penghasilan, 28% dari partisipan mengorbankan karir untuk orang-orang yang disayanginya baik pasangan, anak-anak dan orang tua.

Secara rata-rata, responden dari survei ini menerangkan bahwa generasi yang merawat orang tua dan anaknya telah menghabiskan lebih dari $10.000 Dollar AS atau sekitar Rp146 juta.

Di sisi lain, mereka juga harus melakukan hal-hal seperti mengurangi jam kerja, memperbesar pengeluaran, atau meninggalkan pekerjaannya dikarenakan tanggung jawab tersebut.

Baca Juga: 6 Tips Mencegah Masalah Keuangan Rumah Tangga

Tantangan yang Dihadapi Sandwich Generation

Tantangan Sandwich Generation
Foto: Tantangan Sandwich Generation

Banyak perencana keuangan menyebut bahwa sandwich generation adalah kelompok masyarakat yang paling banyak ditemui di negara berkembang.

Namun, laporan terbaru menyebutkan bahwa setelah pandemi awal tahun 2020, generasi ini juga berkembang cukup pesat di negara maju seperti Amerika Serikat.

Laporan dari New York Life pada 2020 menunjukkan bahwa pandemi telah menggeser demografi sandwich generation di Amerika Serikat.

Ini menyebabkannya kelompok umur pada angkatan ini semakin muda dan beragam, mengimplikasikan perbedaan yang cukup kompleks sehingga membutuhkan solusi jangka panjang untuk bisa bertahan hidup.

Dalam survei yang dilakukan pada Maret hingga Juli tahun lalu, temuan ini menunjukkan bahwa 60% sandwich generation adalah wanita dengan beban ekonomi yang lebih beragam.

Artinya tidak sebatas membiayai kebutuhan sehari-hari orang tua dan keluarga intinya.

Banyaknya wanita yang masuk ke dalam sandwich generation disebabkan wanita lebih banyak menghabiskan waktu 45 menit daripada laki-laki dalam memberikan perawatan kepada anak atau orang tuanya.

Temuan tersebut juga menunjukan bahwa 53% sandwich generation diisi oleh kelompok usia 30 sampai 44 tahun.

Baca Juga: Tabungan Khusus untuk Dana Pendidikan Anak, Penting atau Tidak?

Dilansir dari laman Arbors Assisted Living, tantangan yang umumnya dihadapi sandwich generation setiap hari adalah:

1. Merawat Diri Sendiri

Kesibukan untuk merawat keluarga membuat sandwich generation lalai dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

Mulai dari lupa janji rutin dengan dokter, melewatkan waktu berolahraga, atau sekadar membuat makanan sehat untuk diri sendiri.

Dalam jangka pendek, mungkin fokus merawat anggota keluarga terlihat baik.

Namun, efek yang dihasilkan dalam waktu yang panjang akan membuat tenaga terkuras, sakit, stres, hingga depresi.

2. Menyeimbangkan Kehidupan Pekerjaan dan Personal

Sandwich generation umumnya mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan pekerjaan rumah dengan pekerjaan kantor.

Hal ini bisa membuat pikirannya terpecah dan tidak bisa fokus pada satu pekerjaan.

Stres dapat timbul apabila sandwich generation tidak bisa memprioritaskan kehidupan personal dan profesional dalam satu waktu.

3. Masalah Finansial

Memenuhi kebutuhan rumah tangga seringkali memberikan tantangan. Hal ini ditambah dengan kebutuhan perawatan kesehatan dari anggota keluarga, bahan makanan, hingga kebutuhan lainnya.

Semua kebutuhan ini dapat memberikan tekanan secara finansial. Apalagi riset menunjukkan bahwa tidak semua orang siap secara finansial dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Di Amerika Serikat, sepertiga penduduknya tidak mempersiapkan keuangan dalam menghadapi pandemi.

Akibatnya untuk dapat bertahan dalam krisis, sandwich generation harus bekerja lembur, mencari pekerjaan tambahan, atau berbagi biaya dengan saudara.

Semua ini bertujuan demi menjaga kestabilan keuangan hingga harus menjual sebagian besar asetnya untuk tetap bertahan hidup.

Baca Juga: Pertimbangan Finansial Sebelum Memutuskan Menjadi Freelancer

Beban Sandwich Generation

Beban Sandwich Generation
Foto: Beban Sandwich Generation

Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi memberikan beban kepada sandwich generation.

Hal ini membuat sandwich generation mudah terserang rasa bersalah apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Mengurus orang tua dan anak sekaligus dapat memicu stres sehingga membebankan pikiran yang dapat menimbulkan kesulitan, seperti:

  • Kesulitan mencapai keseimbangan kerja dan hidup
  • Merasa tidak dihargai
  • Menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk orang tua dan anak-anak mereka, meninggalkan sedikit anggaran untuk diri mereka sendiri
  • Mengabaikan hobi dan minat
  • Kecemasan dan depresi
  • Perasaan kesal terhadap orang yang mereka sayangi
  • Kesulitan mengelola hubungan

Baca Juga: Ini Gejala Fisik Depresi yang Terlihat, Segera Konsultasi Moms!

Tips Mengurangi Stres Sandwich Generation

Tips Mengurangi Stres Sandwich Generation
Foto: Tips Mengurangi Stres Sandwich Generation

Sandwich generation tidak mengenal jenis kelamin ataupun usia.

Banyaknya peran membuat mereka harus membagi waktu, perhatian, perlindungan, dan banyak aspek lainnya, untuk orang tua, anak, pasangan, dan diri sendiri.

Mengutip dari lifeworks, untuk mengurangi kesulitan akibat stres berlebih, generasi ini dapat memperbaiki keadaan dengan beberapa cara, misalnya:

1. Buat Perencanaan yang Matang

Biaya kesehatan orang tua dan tumbuh kembang anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga banyak keperluan lain yang harus ditunda.

Cara yang dapat membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut sebenarnya adalah dengan membuat rencana sedini mungkin.

Moms bisa menggunakan konsultan keuangan untuk membantu membuat rencana keuangan masa depan.

Dengan adanya rencana yang matang, situasi dadakan yang terjadi di masa depan akan bisa terkendali.

2. Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri

Merawat anggota keluarga adalah sumber kecemasan yang paling besar.

Luangkanlah waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai sehingga dapat memberikan kesempatan untuk merefleksikan perasaan sendiri.

Dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri, maka akan tercipta keseimbangan antara merawat diri sendiri dan anggota keluarga lainnya.

Baca Juga: 3 Jenis Investasi Jangka Pendek yang Aman Bagi Pemula

3. Mencari Dukungan dari Komunitas atau Orang Terdekat

Memikirkan sendiri semua jalan permasalahan tentu akan menambah beban pikiran.

Mengutip dari Forbes, mintalah bantuan anggota keluarga lain untuk membantu merawat orang tua yang lanjut usia dan anak.

Buat jadwal sehingga waktu untuk merawat bisa lebih efektif dan efisien.

Hal ini membantu memberikan rasa tanggung jawab kepada masing-masing anggota keluarga dan membantu anggota keluarga lain yang merasa memiliki permasalahan yang sama.

Spesialis Kedokteran Jiwa dari Rumah Sakit Pondok Indah dr. Zulvia Oktanida Syarif , mengatakan pertemuan keluarga juga dapat digunakan untuk mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi dan bersam fokus mencari solusi. 

Cara ini juga dapat meningkatkan kedekatan antar anggota keluarga dan memperkuat dukungan sosial bagi generasi sandwich.

"Menurut sebuah penelitian Kusumaningrum tahun 2018, semakin tinggi persepsi dukungan sosial, semakin rendah beban pengasuhan yang dirasakan oleh generasi sandwich," jelasnya.

4. Jangan Mudah Menyerah

Menjaga karier, keuangan, dan mengurus anggota keluarga akan sangat mudah membuat diri sendiri merasa kesal dan kewalahan.

Namun, menyerah pada keadaan ini, mungkin tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik untuk semua pihak, tetapi justru sebaliknya.

Setiap hari, tanamkan dalam diri sendiri bahwa alasan untuk berada dalam posisi ini adalah karena merasa diri sendiri merupakan sosok yang kuat.

Menjadi sandwich generation memang berat, tetapi bukan berarti halangan tersebut tidak bisa diatasi. Melakukan rencana jangka panjang dapat membantu meringankan tekanan hidup.

Baca Juga: 8 Desain Rumah Kayu Minimalis yang Instagrammable

5. Pertahankan Komunikasi

dr. Zulvia juga menjelaskan bahwa saat lelah dan stres, pola komunikasi dapat sangat terpengaruh dan cenderung mengarah pada pola komunikasi yang lebih emosional.

Ketika pola komunikasi diwarnai ketidaknyamanan dan konflik, tingkat stres cenderung meningkat. 

“Pelajarilah cara komunikasi yang asertif dan baik untuk tetap menjaga suasana tenang dan nyaman dalam menjalankan peran sebagai generasi sandwich,” sarannya.

6. Lepaskan Kendali

Tak ada salahnya lepaskan kendali terhadap segala sesuatu. Perfeksionisme justru dapat menghasilkan stres yang lebih tinggi.

Pelajari cara untuk tidak selalu mengatur semua hal di kehidupan. Lakukan delegasi atau menyerahkan tugas tertentu pada orang lain.

7. Nikmati Momen

Nikmati peran dalam merawat anak dan melihat pertumbuhan serta perkembangan anak.

Selain itu, nikmati peran dalam merawat orang tua sebagai wujud kasih sayang dan bakti pada orang tua.

Buatlah setiap momen menjadi berharga di kehidupan kamu dan keluarga.

dr. Zulvia menambahkan apabila berbagai cara meredakan stres di atas telah dilakukan, tetapi Moms tetap merasa tertekan atau depresi, sebaiknya lakukan konsultasi dengan profesional di bidang kesehatan mental seperti psikolog klinis atau psikiater. 

Baca Juga: 10 Jenis Sepatu Wanita, Nyaman dan Tetap Gaya!

Tips Perencanaan Keuangan untuk Sandwich Generation

Tips Perencanaan Keuangan untuk Sandwich Generation
Foto: Tips Perencanaan Keuangan untuk Sandwich Generation

Perencanaan keuangan sandwich generation memang menantang, terutama di saat kondisi finansial sedang tak pasti akibat pandemi COVID-19.

Namun, bukan berarti Moms tidak bisa merencanakannya. Berikut ini tips perencanaan keuangan untuk sandwich generation:

1. Memiliki Lebih dari Satu Sumber Pendapatan

Sandwich generation secara tidak langsung menanggung beban bagi dua keluarga.

Karenanya, Moms tidak bisa mengandalkan pendapatan dari satu sumber saja.

Disinilah pentingnya memiliki dua sumber pendapatan. Carilah sumber pendapatan yang tidak akan mengganggu pekerjaan utama.

Salah satu contoh pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan adalah berjualan online.

2. Buatlah Perencanaan Keuangan dengan Hati-Hati

Moms bisa membuat rencana keuangan jangka pendek 1-2 tahun, jangka menengah 3-5 tahun, jangka panjang lebih dari 10 tahun, termasuk apa saja yang ingin dicapai secara finansial dalam jangka tersebut.

Dengan bantuan perencanaan keuangan, Moms dapat membuat target penghasilan yang harus didapatkan serta membantu bijak dalam mengatur cash flow keluarga.

Dalam peluncuran ALIVE powered by Generali dilakukan secara virtual, pada Kamis (26/8/2021), Edy Tuhirman selaku Chief Executive Officer mengatakan bahwa sudah saatnya masyarakat mulai membuat rencana keuangan.

"Masa depan kita ada pada diri kita sendiri. Jadi, kita harus displin dalam mengatur keuangan dengan menata arus kas keuangan yang positif," ucap Edy.

Baca Juga: 13 Manfaat Rebusan Daun Salam, dari Ujung Kaki hingga Ujung Rambut

3. Memiliki Asuransi

Asuransi bermanfaat bagi sandwich generation yang memiliki dilema finansial terkait simpanan masa depan dan proteksi.

Edy Tuhirman mengatakan asuransi dapat membantu dalam manajemen risiko dan keuangan keluarga di masa pandemi COVID-19.

“Dengan memiliki asuransi dapat terlindungi di tengah risiko hidup yang semakin tinggi dan bisa memiliki kepastian dana cadangan di masa depan,” ujarnya.

Asuransi ini nantinya bisa dipakai ketika tiba-tiba ada anggota keluarga yang jatuh sakit atau bahkan ketika Moms kehilangan pekerjaan.

Nana Mirdad juga menambahkan memiliki asuransi memudah perencanaan keuangan masa depan anak-anaknya.

"Menurut saya pribadi penting sekali memiliki asuransi khususnya bagi yang berkeluarga dan memiliki anak, karena memiliki banyak rencana di masa depan," ucap Nana.

4. Komunikasikan dengan Pasangan

Jika Moms menjadi sandwich generation sebaiknya komunikasikan dengan pasangan.

Hal ini karena dapat membangun komunikasi dan komitmen yang baik, serta memperlakukan pasangan dan anak secara adil.

Baca Juga: 8 Desain Ruko Minimalis dan Nyaman, Bisa Dijadikan Bisnis sekaligus Hunian

Nah, Moms dan Dads sudah mendapat gambaran untuk bisa keluar dari mata rantai sandwich generation.

Jika stres tidak dapat dibendung, Moms atau Dads dapat berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

  • https://www.newyorklife.com/content/dam/nyl/newsroom/docs/pdfs/New_York_Life_Sandwich_Gen_White_Paper.pdf
  • https://www.griswoldhomecare.com/blog/2019/june/the-sandwich-generation-stress-and-other-issues/
  • https://www.pewresearch.org/fact-tank/2018/11/29/more-than-one-in-ten-u-s-parents-are-also-caring-for-an-adult/
  • https://www.nytimes.com/2020/02/11/parenting/sandwich-generation-costs.html
  • https://arborsassistedliving.com/family-caregiving-challenges-for-the-sandwich-generation/
  • https://www.lifeworks.com/blog/step-step-guide-starting-parent-support-group-office/
  • https://www.aplaceformom.com/caregiver-resources/articles/what-is-the-sandwich-generation
  • https://www.forbes.com/sites/jeffbevis/2020/04/22/3-secrets-for-avoiding-sandwich-generation-stress/?sh=71d0ddc67872
  • https://www.moneycrashers.com/sandwich-generation-tips-reduce-caregiver-stress/
  • https://www.thebalance.com/how-to-prepare-for-the-sandwich-generation-4153027

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb