27 Juli 2020

Mengenal Gangguan Seksomnia, Tindakan Hubungan Seks Saat Tidur

Kebiasaan orang melakukan kegiatan hubungan seks dalam kondisi tidur bisa disebut seksomnia
Mengenal Gangguan Seksomnia, Tindakan Hubungan Seks Saat Tidur

Foto: Orami Photo Stocks

Seksomnia atau tidur seks terjadi ketika seseorang melakukan tindakan seksual saat tidur. Sebagian besar penelitian telah menemukan bahwa episode seksomnia terjadi selama non-rapid eye movement (NREM), tahap siklus tidur tanpa mimpi.

Dalam hal ini dilansir dari jurnal Sexsomnia: A Specialized Non-REM Parasomnia?, mimpi seksual tidak dianggap sebagai perilaku seksomnia karena tidak melibatkan tindakan fisik atau perilaku selain gairah dan ejakulasi.

Seksomnia termasuk jenis parasomnia, yakni aktivitas abnormal, perilaku atau pengalaman yang terjadi selama tidur nyenyak. Tetapi, penyebab, variasi gejala dan pravelensinya sulit dipahami.

Kasus pertama seksomnia dilaporkan pada tahun 1986. Menurut studi tahun 2015, tercatat hanya ada 94 kasus tidur seks atau seksomnia yang didokumentasikan di seluruh dunia.

Seksomnia juga sulit dipelajari dalam jangka panjang karena terjadi secara acak pada malam hari. Kondisi ini juga bisa terjadi bersamaan dengan aktivitas parasomnia lainnya, seperti tidur sambil berjalan atau berbicara.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Seks Sebaiknya Dilakukan di Pagi Hari

Gejala Seksomnia

seksomnia - 1  (pixabay).jpg
Foto: seksomnia - 1 (pixabay).jpg (Pixabay.com)

Foto: pixabay.com

Adapun gejala seksomnia bisa meliputi, serangan, pernapasan berat, berkeringat, masturbasi, cumbuan, menyodorkan panggul, hubungan seksual, orgasme spontan hingga memulai foreplay dengan orang lain.

Selain gejala fisik yang terjadi selama episode, seksomnia juga bisa memiliki konsekuensi emosional, psikososial hingga kriminal yang berbahaya.

Sebenarnya, para peneliti belum tahu persis penyebab seksomnia. Namun, ada teori tentang penyebab potensial seksomnia.

Menurut Masyarakat Internasional untuk Pengobatan Seksual (ISSM), orang yang mengalami seksomnia juga sering mengalami masalah tidur lainnya.

Dalam sebuah tinjauan pustaka 2016 dan studi Opini Terkini dalam Pengobatan Paru-paru, para peneliti menemukan bahwa 73 persen dari 41 pasien yang didiagnosis dengan seksomnia antara 2008 dan 2014 di Pusat Gangguan Tidur Guy dan St Thomas di Inggris memiliki riwayat parasomnia lainnya, seperti berjalan dalam tidur.

Selain itu, mereka juga membangkitkan kebingungan, seperti orang bertindak aneh atau melakukan kegiatan aneh seperti hubungan seksual ketika bangun tidur.

Berdasarkan ulasan tersebut, peneliti menduga adanya hubungan antara seksomnia dan sleep apnea, yakni suatu kelainan yang terjadi ketika seseorang berulang kali berhenti dan mulai bernapas dalam waktu singkat saat tidur.

Menurut penelitian dalam Journal of Missouri State Medical Association 2018, kurangnya kualitas tidur juga bisa berkontribusi pada NREM parasomnia, seperti seksomnia.

Bahkan konsumsi alkohol juga bisa menjadi salah satu pemicu seksomnia pada orang dengan gangguan tidur gelombang lambat.

Baca Juga: Catat, Ini 3 Posisi Seks yang Tepat setelah Melahirkan

Kondisi Medis yang Bisa Memicu Seksomnia

seksomnia - 2 (pixabay).jpg
Foto: seksomnia - 2 (pixabay).jpg (pixabay.com)

Foto: pixabay.com

Ada pula kondisi medis yang bisa memicu seksomnia seperti yang dilansir dari healthline.com, antara lain:

  1. Gangguan tidur simultan, termasuk tidur sambil berbicara atau berjalan.
  2. Sindrom kaki gelisah
  3. Apnea tidur obstruktif
  4. Epilepsi terkait tidur
  5. Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)
  6. Cedera kepala
  7. Migrain

Satu studi menemukan laki-laki hampir tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan ini dibandingkan perempuan. Sementara itu, wanita dengan seksomnia juga lebih cenderung melakukan masturbasi.

Baca Juga: Pantaskah Membicarakan Aktivitas Seks Pasutri pada Sahabat? Pahami Batasannya!

Bila Moms masih memerlukan informasi tambahan seputar seks dan pernikahan, Moms bisa bergabung dengan komunitas dan mengikuti Kuliah WhatsApp (KulWAP) dengan expert di WhatsApp Group Orami Moms Community.

Selain mengikuti KulWAP, di WhatsApp Group Orami Moms Community, Moms bisa berkonsultasi dengan para ahli, seperti psikolog, dokter kandungan, dokter anak, konselor laktasi, konselor pernikahan, dan lain sebagainya.

orami wag
Foto: orami wag

Moms juga bisa saling bertukar cerita dengan ibu-ibu lainnya, lho! Jadi Moms akan mendapatkan banyak teman, sekaligus informasi baru.

Moms bisa langsung add WhatsApp di nomor 0811-8852-250 atau klik link ini untuk informasi lebih lanjut.

Yuk gabung WhatsApp Group Orami Moms Community untuk mendapatkan berbagai keuntungan!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb