28 Oktober 2022

Mengenal Sindrom Koroner Akut dari Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Simak penjelasannya berikut ini
Mengenal Sindrom Koroner Akut dari Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Sindrom koroner akut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi yang terkait dengan penurunan aliran darah ke jantung secara tiba-tiba. Salah satu kondisi tersebut adalah serangan jantung (infark miokard).

Ketika kematian sel mengakibatkan jaringan jantung rusak atau hancur.

Bahkan ketika sindrom koroner akut tidak menyebabkan kematian sel, aliran darah yang berkurang mengubah cara kerja jantung dan merupakan tanda risiko tinggi serangan jantung.

Sindrom koroner akut sering menyebabkan nyeri dada yang parah atau ketidaknyamanan. Ini adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan diagnosis dan perawatan.

Tujuan pengobatan termasuk meningkatkan aliran darah, mengobati komplikasi dan mencegah masalah di masa depan.

Dilansir dari Jurnal Anestesiologi Indonesia, sindrom koroner akut adalah suatu kondisi terjadinya pengurangan aliran darah ke jantung secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat berbentuk sebagai berikut.

  • Penyakit jantung iskemik: Kondisi ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan oksigen miokard yang menghasilkan hipoksia dan akumulasi hasil metabolit, kondisi ini sering disebabkan aterosklerosis arteri koroner.
  • Angina pectori: Sensasi tidak nyaman pada dada dan organ sekitar karena iskemia miokardium.
  • Stable angina: nyeri dada sementara yang terjadi selama kerja berat atau stres emosi.
  • Variant angina: Salah satu tipe sesak dada yang tidak nyaman karena muncul pada saat istirahat, muncul karena spasme arteri koroner bukan karena kebutuhan oksigen miokard meningkat.
  • Silent angina: Episode asimptomatik (kondisi tanpa gejala) iskemia miokardium, kondisi ini dapat dideteksi dengan EKG dan pemeriksaan laboratorium.
  • Unstable angina: mengalami nyeri dada saat aktivitas berat namun kemudian masih tetap berlangsung saat istirahat.
  • Infark miokard (serangan jantung): biasanya disebabkan kurangnya aliran darah yang cukup lama, banyak disebabkan oleh trombus akut pada sisi atherosclerotic stenosis yang mengakibatkan iskemia miokardium.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Klinefelter, Adanya Kelebihan Kromosom pada Balita

Penyebab Sindrom Koroner Akut

Ilustrasi Wanita Mengalami Sindrom Koroner Akut
Foto: Ilustrasi Wanita Mengalami Sindrom Koroner Akut (Orami Photo Stock)

Penyebab utama dari sindrom koroner akut adalah penumpukan zat lemak yang disebut plak pada arteri yang merupakan jalur darah yang kaya oksigen menuju ke jantung.

Plak terdiri dari kolesterol, lemak, sel, dan zat lainnya. Setidaknya terdapat dua skenario plak penyebab sindrom koroner akut dapat memicu sindrom koroner akut.

  • Keberadaan plak pada arteri membuat jalur aliran darah menjadi sangat sempit yang lama kelamaan menyumbat aliran darah.
  • Plak tiba-tiba robek dan membentuk gumpalan darah di sekitar arteri yang membuat arteri menjadi sempit bahkan menyumbat arteri.

Melansir dari MedlinePlus Medical Encyclopedia, dijelaskan bahwa terdapat dua jenis faktor resiko yang menyebabkan sindrom koroner akut, yakni:

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah:

  • Usia, semakin tua usia maka resiko terkena sindrom koroner akut akan semakin besar.
  • Jenis kelamin, pria memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dibandingkan wanita yang masih mengalami menstruasi. Akan tetapi setelah menopause, wanita akan memiliki resiko yang tingginya mendekati resiko pria.
  • Keturunan, jika memiliki orang tua yang memiliki penyakit jantung maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan tinggi pula.

Faktor Risiko yang Dapat Diubah:

  • Merokok, dapat dihindari dengan berhenti merokok.
  • Mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol, dapat dihindari dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi kolesterol.
  • Tekanan darah yang tinggi, dengan rutin mengontrol tekanan darah.
  • Diabetes, dengan mengurangi konsumsi gula berlebih.
  • Kurang olahraga, dengan merutinkan olahraga ringan.
  • Obesitas, dengan menurunkan berat badan.
  • Stress, dengan berlatih memanajemen stress.
  • Konsumsi alkohol berlebih, mengurangi konsumsi alkohol dan alangkah baiknya berhenti mengkonsumsi alkohol.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Tourette pada Anak

Gejala Sindrom Koroner Akut

Memeriksakan Diri ke Dokter
Foto: Memeriksakan Diri ke Dokter (adventhealth.com)

Gejala sindrom koroner akut yang paling umum adalah nyeri pada bagian dada.

Nyeri dada yang dirasakan datang secara tiba-tiba, datang dan pergi, atau terasa memburuk dengan istirahat.

Gejala lain dapat meliputi:

  • Nyeri pada bagian bahu, lengan, leher, rahang, punggung, atau perut
  • Ketidaknyamanan dada yang terasa seperti sesak, ditindih, ditekan, terbakar, tersedak, atau sakit
  • Ketidaknyamanan dada yang terjadi saat istirahat dan tidak dapat hilang dengan sendirinya meskipun sudah minum obat
  • Sesak napas
  • Kecemasan
  • Mual
  • Berkeringat
  • Merasa pusing atau pusing
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur

Baca Juga: Mengenal FODMAP Diet untuk Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)

Bahaya Sindrom Koroner Akut

Pemeriksaan Jantung
Foto: Pemeriksaan Jantung (Orami Photo Stock)

Dalam beberapa kasus, sindrom koroner akut dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Berikut adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh sindrom koroner akut yang paling umum dialami oleh seseorang.

  • Kematian
  • Irama jantung yang tidak normal
  • Serangan jantung
  • Gagal jantung, yang terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah
  • Pecahnya bagian otot jantung yang menyebabkan tamponade atau kebocoran katup yang parah
  • Stroke

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger, Sindrom yang Dialami Han Geu-ru di Serial 'Move to Heaven'

Pencegahan Sindrom Koroner Akut

Nyeri di Dada
Foto: Nyeri di Dada (georgiafamily.com)

Setelah mengetahui gejala hingga bahaya sindrom koroner akut, seperti kata pepatas ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’.

Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan di rumah hingga berkonsultasi dengan dokter.

Beberapa langkah berikut dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa membutuhkan alat dan keterampilan khusus.

  1. Memakan makanan yang menyehatkan jantung. Cobalah untuk memperbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan daging tanpa lemak. selain itu, cobalah untuk membatasi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh, karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh dapat menyumbat saluran darah ke jantung.
  2. Berolahraga ringan. Lakukan olahraga ringan setidaknya 30 menit dalam sehari. Usahakan olahraga ini dilakukan setiap hari, apabila tidak memungkinkan lakukan serutin mungkin dalam seminggu. Olahraga ringan yang dapat dicoba seperti bersepeda keliling rumah, jalan kaki, hingga aktivitas mengurus rumah tangga.
  3. Menurunkan berat badan. jika memiliki berat badan yang tidak ideal berdasarkan kriteria body mass index tidak ada salahnya untuk menurunkan berat badan tersebut.
  4. Berhenti merokok. Kita semua sudah tahu bahwa merokok dapat merusak jantung. oleh karenanya usahakan untuk berhenti merokok. apabila dirasa sulit untuk berhenti merokok maka cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter ataupun psikolog untuk merencanakan program berhenti merokok.
  5. Lakukan pemeriksaan kesehatan preventif. Jika dimungkinan lakukan medical check up secara rutin, khususnya tes kolesterol dan tekanan darah serta belajar untuk mengontrol kondisi tersebut.
  6. Kelolalah kondisi kesehatan dengan baik, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes.

Baca Juga: Shaken Baby Syndrome, Sindrom Bayi Terguncang yang Berbahaya

Itulah serba serbi mengenai sindrom koroner akut yang penting untuk Moms ketahui.

Sindrom koroner akut adalah keadaan darurat medis. Nyeri dada atau ketidaknyamanan dapat menjadi tanda dari sejumlah kondisi yang mengancam jiwa.

Mintalah bantuan darurat untuk diagnosis yang cepat dan perawatan yang tepat. Jika Moms mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih tepat.

  • https://doi.org/10.14710/jai.v6i3.9127
  • https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000106.htm
  • https://medlineplus.gov/ency/article/007639.htm

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb