24 Juli 2023

Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk yang Perlu Moms Ketahui

Mengenal stres baik dan stres buruk, sebenarnya apa yang menjadi perbedaan keduanya?
Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk yang Perlu Moms Ketahui

Stres baik dan stres buruk ternyata memiliki sejumlah perbedaan.

Berbicara tentang stres, pasti yang terlintas dalam pikiran Moms adalah sesuatu yang buruk dan harus segera dihilangkan.

Stres memang menjadi bagian dalam kehidupan manusia, yang mau tidak mau pasti akan selalu dialami.

Namun, hal yang sering luput dari perhatian, bahwa ada dua jenis stres yang bisa Moms alami, yaitu stres baik (good stress) dan stres buruk (bad stress).

Dua jenis stres ini tentunya saling bertolak belakang. Stres baik bisa membangun kehidupan Moms menjadi lebih baik.

Sedangkan stres yang buruk bisa menjadi bumerang bagi kehidupan Moms apabila tidak dikelola dengan baik.

Lantas, apa sebenarnya perbedaan stres baik dan stres buruk? Yuk, simak penjelasannya satu-persatu berikut ini.

Baca Juga: 12+ Penyebab Depresi yang Jarang Disadari, Waspada!

Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk

Stres adalah bagian alami dari kehidupan kita. Tidak semua stres itu buruk. Bahkan, beberapa stres bisa baik bagi kita, lho.

Berikut adalah perbedaan antara stres baik dan stres buruk yang perlu Moms ketahui.

1. Stres Baik Meningkatkan Kualitas Hidup

Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk
Foto: Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk (Freepik.com/cookie_studio)

Stres baik atau eustress, merujuk pada stres yang membantu menginspirasi, memotivasi, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Bisa juga dikatakan sebagai sebuah tantangan yang menegangkan.

Menurut American Institute of Stress, stres baik adalah jenis stres yang Moms rasakan ketika sedang bersemangat.

Denyut nadi terasa lebih cepat dan hormon juga melonjak, tapi bukan sebuah perasaan ancaman atau ketakutan.

Menurut Summa Health, stres yang baik sangat penting untuk hidup yang lebih sehat dan dapat membuat Moms menjadi orang yang lebih cerdas, lebih bahagia, dan lebih sehat.

Contohnya saja, ketika seseorang naik roller coaster, bersaing untuk mendapatkan promosi dalam pekerjaan, atau kencan pertama dengan pasangan.

“Stres yang baik berkaitan dengan peristiwa positif dalam hidup kita. Stres yang baik juga mendorong dan memotivasi diri kita untuk lebih berguna, berkualitas, dan berfungsi dengan baik untuk mencapai tujuan kita,” ungkap Dr. Jason W. Hunziker, psikiater dari Salt Lake City.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan stres baik agar semakin berkualitas dan bukannya menjadi stres buruk.

Nyatanya, stres baik bisa berkembang menjadi stres buruk apabila tidak dikelola dengan tepat.

“Cara untuk mengembangkan stres baik bisa dengan melakukan hobi atau hal lainnya yang belum pernah dicoba, mengambil tanggung jawab yang lebih sulit di tempat kerja atau bepergian ke tempat yang belum pernah dikunjungi,” ungkap Kimberly Hershenson, ahli terapi dari New York.

Baca Juga: 10+ Manfaat Journaling, Redakan Cemas dan Picu Kreativitas!

2. Stres Buruk Dapat Berdampak Negatif

Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk
Foto: Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk (Freepik.com/freepik)

Stres buruk, bisa dibedakan menjadi stres akut dan stres kronis.

Melansir dari American Institute of Stress, stres akut memicu respons tubuh namun pemicunya bukan hal yang membahagiakan atau mengasyikan.

Stres kronis justru bisa berdampak parah, karena hal ini dipicu oleh keadaan yang buruk, seperti masalah pada rumah tangga.

Pada dasarnya, stres buruk terjadi ketika Moms tidak mampu mengontrol diri sehingga hasil yang didapatkan adalah perasaan gelisah, khawatir, marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya.

“Stres yang buruk dapat berdampak negatif atau mengganggu hidup kita. Jika tidak mendapatkan kesempatan untuk mencapai tujuan, maka stres ini bisa bertambah parah,” ungkap Dr. Jason, menjelaskan.

WebMD menjelaskan, stres kronis yang tidak ditangani bisa mengakibatkan komplikasi pada kesehatan tubuh seperti penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, serangan jantung hingga stroke.

Stres kronis juga memicu gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian.

Namun, stres yang buruk bisa dikelola agar menjadi stres yang baik.

Menurut Dr. Jason, ketika seseorang mampu mengelola stres dengan cara yang tepat, maka stres yang buruk bisa menjadi stres yang baik.

Fokusnya adalah semua pilihan pribadi. Cara mengelola stres adalah melakukan hal-hal yang disukai untuk membantu diri sendiri lebih fokus dan tenang.

Moms bisa mencoba berbagai cara, seperti menonton TV, mendengarkan musik, berolahraga atau sekadar berjalan-jalan santai.

Baca Juga: Postpartum Depression, Gangguan Mental setelah Melahirkan

Setelah mengetahui stres baik dan stres buruk, Moms juga perlu mengetahui cara terbaik mengatasi...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb