06 April 2020

3 Tips Menghadapi Anak yang Banyak Bertanya, Moms Perlu Tahu!

Ini tips agar orang tua tidak kebingungan.
3 Tips Menghadapi Anak yang Banyak Bertanya, Moms Perlu Tahu!

Anak banyak bertanya sampai bikin Moms dan Dads bingung? Hal itu wajar, kok.

Pada usia balita, rasa ingin tahu anak memang sedang tinggi-tingginya. Ia akan bertanya tentang hal-hal yang belum ia pahami sampai alasan ia harus melakukan tindakan yang Moms suruh.

Contoh pertanyaan anak: “Kenapa kalau malam gelap?”, “Kenapa Ibu harus ke kantor?”, “Kenapa aku harus makan sayur?”, “Kenapa aku harus sikat gigi?”, dan sebagainya.

Menurut Elliott Cortez, psikolog anak dan pendiri Elliott’s Classes di New York City, rentetan pertanyaan yang diajukan Si Kecil sebenarnya adalah bentuk dari percakapan.

Namun, karena kosa kata dan kemampuan komunikasi anak masih terbatas, ia menyampaikannya dalam bentuk pertanyaan.

“Biasanya, fase ‘kenapa’ (banyak bertanya) terjadi setelah fase ‘enggak’ (banyak menolak),” kata Cortez.

Tips Menghadapi Anak yang Banyak Bertanya

Nah, agar Moms dan Dads tidak kewalahan menghadapi anak banyak bertanya, cobalah tips berikut.

1. Jawab dengan Pertanyaan

shutterstock-567624058.jpg
Foto: shutterstock-567624058.jpg

Foto: theindependent.com

Saat anak bertanya, “Kenapa ada bulan di langit?”, Moms atau Dads bisa menjawabnya dengan pertanyaan agar percakapan dengan anak terus berlangsung.

Misalnya, Moms menimpali dengan “Kalau menurut Adik, kira-kira kenapa?”.

Tentu, ia tidak akan tahu jawaban sebenarnya. Tetapi, melihatnya mencoba berpikir dan mengajukan jawaban dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitifnya.

Moms juga kemudian dapat merespons jawaban yang ia berikan, sehingga terjadilah percakapan yang seru dan edukatif dengan Si Kecil.

Baca Juga: Normalkah Sikap Balita Yang Selalu Ingin Tahu?

2. Mencari Jawabannya Bersama-Sama

talking-to-kids-467x267.jpg
Foto: talking-to-kids-467x267.jpg

Foto: see.com

Bila Moms kebingungan menghadapi anak banyak bertanya, Cortez menganjurkan agar Moms bilang saja tidak tahu jawabannya.

Hindari memberi jawaban yang tidak benar. Lalu, ajak Si Kecil mencari tahu jawabannya bersama-sama, misalnya dari buku atau internet.

Atau, bisa juga dengan mempraktikkan hal yang ditanyakan Si Kecil.

Misalnya, ia bertanya “Apa yang akan terjadi bila air panas dicampur air dingin?”.

Ajak anak mencari tahu jawabannya dengan mencampur air panas dengan air dingin.

3. Jadikan Permainan

102516_LS_autism_main.jpg
Foto: 102516_LS_autism_main.jpg

Foto: sciencenews.com

Bila Moms atau Dads sedang sibuk, tetapi Si Kecil terus-terusan mengajukan pertanyaan, ubahlah tindakannya itu menjadi permainan.

Misalnya, katakan anak boleh mengajukan maksimal dua pertanyaan tiap Moms bilang “Mulai!”.

Bila Moms belum bilang “Mulai!”, maka anak harus menyimpan dulu pertanyaan yang ingin ia ajukan.

Saat anak banyak bertanya, padahal orang tua sedang sibuk dengan hal lain, Moms atau Dads bisa jadi emosi.

Ingatlah untuk menahan diri dan tidak memarahi anak.

Orang tua justru perlu mensyukuri Si Kecil melalui fase anak banyak bertanya, karena itu tandanya kemampuan kognitifnya berkembang dengan baik.

Baca Juga: 4 Kiat Ajarkan Anak Tentang Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb