10 Juni 2022

Pengertian tentang Tonus Otot dan Cara Pemeriksaannya

Pemeriksaan tonus otot dapat dilakukan dengan tiga cara berikut ini
Pengertian tentang Tonus Otot dan Cara Pemeriksaannya

Tonus otot adalah jumlah ketegangan atau resistensi terhadap gerakan pada otot.

Tonus otot membantu untuk menahan tubuh Moms tegak ketika kita duduk dan berdiri.

Perubahan tonus otot ini yang memungkinkan Moms untuk bergerak.

Tonus otot juga berkontribusi pada kontrol, kecepatan, dan jumlah gerakan yang dapat dicapai.

Nah, agar semakin mengerti mengenai tonus otot, simak penjelasannya dalam artikel berikut ini yuk Moms.

Baca juga: Mengenal Hipertrofi Otot dan Cara Membentuknya

Pemeriksaan Tonus Otot

Pemeriksaan Tonus Otot.jpg
Foto: Pemeriksaan Tonus Otot.jpg

Foto: shapesense.com

Secara umum, pemeriksaan tonus otot terdiri dari inspeksi dan palpasi.

Pada awal pemeriksaan, dokter akan melakukan anamnesis mengenai keluhan pasien setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan.

Mengutip dari Biomechanics and Motor Control, pemeriksaan ini dilakukan pada kedua sisi ekstemitas atas maupun bawah.

Meskipun, hanya ada satu keluhan pada satu sisi.

Pemeriksaan ini terbilang cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus.

Nantinya, dokter akan meminta pasien duduk di atas meja pemeriksaan dengan pemeriksa di sebelah kanan pasien.

Perlu diingat, pemeriksaan ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman, tetapi tidak memperparah penyakit pasien.

Sebelum memulai pemeriksaan Moms akan diminta untuk mengangkat lengan baju setinggi siku atau celana diangkat setinggi lutut.

Dokter juga nantinya akan meminta Moms untuk selalu rileks selama pemeriksaan di lakukan.

Berikut ini prosedur pemeriksaan tonus otot yang perlu Moms ketahui.

1. Inspeksi

Pada tahap anamnesis, perhatikan adanya kelainan termasuk keterbatasan gerakan ekstremitas, hypokinesis dan hyperkinesis.

Dalam tahapan ini, akan diamati massa otot dan fasikulasinya.

Saat inspeksi akan dilihat apakah terdapat tanda-tanda atrofi dan simetrisitas ekstremitas.

Jika terdapat kakeksia mengindikasikan penyakit sistemik.

Atrofi pada area tertentu dapat disebabkan oleh denervasi otot.

2. Palpasi

Palpasi dilakukan pada extremitas atas dan bawah, serta dilakukan pada kedua sisi.

Jika saat dilakukan gerakan pasif tidak ditemukan kondisi otot tidak terkulai, maka tandanya tonus dalam keadaan normal.

Jika terdapat resistensi selama gerakan, tandanya tonus meningkat

Hal ini ditemukan pada lesi traktus piramidal upper motor neuron (UMN) yang dikenal dengan istilah spastik; serta lesi pada traktus ekstrapiramidal yang dikenal dengan rigiditas atau kekakuan.

Jurnal PM & R menjelaskan bahwa tonus menurun jika saat dilakukan gerakan otot teraba lembek yang disebabkan oleh lesi lower motor neuron (LMN) yang dikenal dengan istilah flaksid.

Langkah-langkah pemeriksaan tonus otot ekstremitas atas, yaitu:

  1. Letakkan siku pasien pada tangan kiri pemeriksa.
  2. Tangan kanan pemeriksa memegang tangan pasien seperti posisi berjabat tangan.
  3. Lakukan gerakan supinasi dan pronasi pada tangan secara cepat, kemudian amati tonus.
  4. Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada siku, amati tonus.
  5. Gunakan teknik yang sama dengan sisi bersebelahan.
  6. Jika tonus normal maka tidak terdapat tahanan saat dilakukan gerakan tersebut.

Sementara untuk pemeriksaan tonus otot ekstremitas bawah adalah:

  1. Minta pasien santai, kemudian tangan pemeriksa memegang paha pasien.
  2. Lakukan gerakan menjauhi dan mendekati pada sisi tungkai yang bersebelahan.
  3. Observasi gerakan pada tungkai.
  4. Jika tonus normal, maka range of movement (ROM) tungkai akan sama dengan rotasi kaki.
  5. Alternatif lain: lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada lutut. Jika tonus normal, maka tidak terdapat tahanan saat melakukan gerakan tersebut.

3. Intrepretasi

Interpretasi tonus otot dapat dilihat menggunakan modified Ashworth scale (MAS), seperti berikut ini.

  • 0: tidak ada peningkatan tonus otot
  • 1: sedikit peningkatan tonus otot, dengan catch dan release atau resistensi minimal pada akhir ROM fleksi atau ekstensi area yang diperiksa
  • 1+: sedikit peningkatan tonus otot, manifestasi berupa catch atau spastisitas, yang diikuti resistensi minimal pada kurang dari separuh gerakan ROM
  • 2: peningkatan bermakna tonus otot pada sebagian besar ROM, namun bagian yang terkena masih dapat digerakkan dengan mudah
  • 3: peningkatan bermakna tonus otot, gerakan pasif sulit dilakukan
  • 4: area yang diperiksa terasa rigid saat fleksi atau ekstens

Baca juga: Ini Beberapa Contoh Latihan Otot Lengan yang Bisa Dads Lakukan di Rumah

Tonus Muscle Rendah

Tonus Muscle Rendah
Foto: Tonus Muscle Rendah (shutterstock.com)

Foto: Orami Photo Stock

Tonus otot rendah digunakan untuk menggambarkan otot yang floppy, yang juga dikenal sebagai hipotonia.

Anak-anak dengan tonus otot yang rendah mungkin perlu berusaha lebih keras untuk membuat otot-otot mereka bergerak dengan baik ketika mereka melakukan suatu aktivitas.

Mereka mungkin juga mengalami kesulitan mempertahankan postur tubuh yang baik saat duduk atau berdiri.

Banyak anak dengan tonus otot rendah mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar, seperti duduk atau berjalan.

Tonus otot yang rendah mungkin disebabkan oleh masalah pada saraf atau otot.

Sering kali tonus otot yang rendah bersifat idiopatik, yang artinya penyebabnya tidak diketahui.

Baca juga: Kram Otot, Kontraksi Otot yang Kerap Mengganggu Aktivitas

Gejala Tonus Otot Rendah

Gejala Tonus Otot Rendah.jpg
Foto: Gejala Tonus Otot Rendah.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Tonus otot rendah dapat terlihat sejak bayi lahir.

Kondisi ini bisa terlihat ketika otot-otot mereka terlihat lemas saat diangkat.

Kemudian, mereka dengan tonus otot rendah juga memiliki postur yang buruk dan mudah lelah.

Selain itu, anak dengan tonus rendah mungkin memiliki keterlambatan dalam mencapai tonggak motorik kasar.

Di antaranya adalah anak yang memiliki hambatan saat berguling, duduk, merangkak, atau berjalan.

Baca juga: 7+ Jenis Penyakit Kelainan Otot, Waspadai Penyebabnya Moms

Cara Mengatasi Tonus Otot Rendah

Cara mencegah tonus otot rendah
Foto: Cara mencegah tonus otot rendah (Freepik.com/freepik)

Foto: Orami Photo Stock

Sebagian besar anak dengan tonus otot rendah idiopatik secara alami akan meningkat seiring waktu, tanpa dampak jangka panjang pada kekuatan dan kemampuan fisik mereka.

Namun, beberapa orang mungkin mengalami kelemahan otot hingga dewasa.

Seorang fisioterapis atau terapis okupasi dapat menawarkan strategi dan saran untuk membantu anak memaksimalkan tonus otot mereka.

Kegiatan pemanasan dapat meningkatkan daya tahan anak dengan membantu mengaktifkan otot-ototnya.

Penting untuk mendorong anak untuk melakukan aktivitas pemanasan setiap hari.

Meskipun aktivitas ini tidak akan menyebabkan perubahan permanen pada tonus otot anak, namun akan membantu anak mengetahui bagaimana rasanya melakukan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan postur yang lebih stabil.

Jadikan kegiatan tersebut menyenangkan dan mengasyikkan karena membantu meningkatkan tingkat kewaspadaan dan tonus otot anak.

Baca juga: 9 Manfaat Daun Kelapa, Salah Satunya Bisa Menghilangkan Nyeri Otot!

Demikian mengenai artikel tonus otot dan cara pemeriksaannya yang perlu Moms ketahui.

Semoga memberikan manfaat lebih untuk kesehatan Moms dan keluarga.

  • https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Low_muscle_tone/
  • https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/dmcn.13668
  • https://www.alomedika.com/tindakan-medis/muskuloskeletal/pemeriksaan-tonus-otot/teknik
  • https://www.sciencedirect.com/topics/veterinary-science-and-veterinary-medicine/muscle-tone
  • https://gustinerz.com/cara-penilaian-skala-kekuatan-otot/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb