07 Juli 2023

Mengulik Sejarah Monas, Destinasi Wisata Ikonik di Jakarta

Ketahui juga daya tarik wisata dan tiket masuknya
Mengulik Sejarah Monas, Destinasi Wisata Ikonik di Jakarta

Salah satu bangunan ikonik Indonesia, tepatnya di Ibu Kota adalah Tugu Monas Jakarta.

Monumen Nasional (Monas) adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Sebelum menggunakan nama Monumen Nasional, bangunan ini memiliki nama awal yaitu Tugu Peringatan Nasional.

Monas didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Dilansir dari laman Cagar Budaya Kemdikbud, Tugu Monas Jakarta dibangun pada tanggal 17 Agustus 1961-1975, yang peletakkan batu pertamanya dilakukan oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno.

Lokasi Monas dimaksudkan sebagai 'jantung kota' Jakarta.

Titik ukur jarak antara kota Jakarta dengan kota lainnya, memiliki makna sebagai lambang kepribadian, kebesaran dan keagungan perjuangan Bangsa Indonesia.

Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas seberat 72 kilogram, yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala dari rakyat Indonesia.

Penasaran akan sejarah Monas dan informasi lainnya yang menarik tentang landmark Kota Jakarta yang satu ini?

Untuk itu, simak informasinya hingga akhir, ya!

Baca Juga: 10 Wisata Kota Tua Jakarta yang Populer, Instagrammable!

Sejarah Tugu Monas Jakarta

Monumen Nasional (Instagram.com/monumen.nasional)
Foto: Monumen Nasional (Instagram.com/monumen.nasional)

Sejarah Monas dimulai setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta dari Yogyakarta pada 1950.

Ini menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada 1949.

Presiden Soekarno mulai merencanakan pembangunan Monumen Nasional yang setara dengan Menara Eiffel.

Lokasi Monas tepat di depan Istana Merdeka.

Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945.

Ini agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.

Pada 17 Agustus 1954, satu komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan Monumen Nasional digelar pada 1955. Terdapat 51 karya yang masuk.

Namun, hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban dinilai memenuhi kriteria yang ditentukan komite.

Kriteria tersebut menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad.

Sayembara kedua digelar pada 1960 tetapi sekali lagi tak satu pun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria.

Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Soekarno.

Namun, Soekarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni.

Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu.

Namun, rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk.

Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik.

Soekarno kemudian meminta arsitek RM Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu.

Soedarsono memasukkan angka 17, 8, dan 45 melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dalam rancangan monumen itu.

Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektare.

Tugu ini diarsiteki oleh Frederich Silaban dan RM Soedarsono dan mulai dibangun pada 17 Agustus 1961.

Baca Juga: Wisata Pulau Komodo, Wisata Alam yang Memanjakan Mata!

1. Proses Pembangunan

Setelah rancangan disetujui, proses pembangunan Tugu Monas dilaksanakan melalui tiga tahapan.

Tahapan pertama pada 1961-1965, tahap kedua 1966-1968, dan tahap ketiga 1969-1976.

Pada tahap pertama, proses pembangunan Monas diawasi langsung oleh Panitia Monumen Nasional dan biaya yang digunakan berasal dari sumbangan masyarakat.

Pada tahapan kedua, proses pembangunan masih diawasi oleh panitia Monas, tetapi biaya bersumber dari anggaran belanja pemerintah pusat.

Pada tahapan terakhir, pembangunan Monas diawasi oleh Panitia Pembina Tugu Nasional dengan sumber dana berasal dari pemerintah pusat atau Direktorat Jenderal Anggaran melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

2. Peresmian

Monas secara perlahan mulai dibuka untuk umum pada 18 Maret 1972 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin Nomor CB 11/1/57/72.

Saat itu, Gubernur Ali Sadikin membuka kawasan untuk rombongan atau organisasi atau siswa ke ruang tenang dan ruang museum.

Pada 1973, Gubernur Ali Sadikin mengizinkan pengunjung naik sampai ke pelataran puncak Monas.

Pada 10 Juni 1974, Gubernur meresmikan taman di bagian barat Monas atau dikenal dengan nama Taman Ria.

Monas akhirnya dibuka untuk umum setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975 ketika pembangunannya berakhir.

Total dana yang dikeluarkan untuk membangun Monas sejak 1961 hingga 1965 sebesar Rp58 miliar.

Apa Saja yang Ada di Dalam Tugu Monas Jakarta?

Bangunan ikonik yang menjulang tinggi ini memiliki fasilitas dan tempat berekreasi yang seru.

Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen ini terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia.

Relief ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau, yakni menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit.

Selain keindahan relief tersebut, ada banyak hal menarik lain yang bisa ditemukan di Monas.

Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini!

Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb