16 September 2022

Urethritis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Urethritis ditandai dengan adanya nyeri, kemerahan, atau pembengkakan pada uretra
Urethritis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Pernah mendengar istilah urethritis?

Kondisi tersebut termasuk jenis penyakit menular seksual yang menginfeksi saluran uretra.

Penyebabnya adalah bakteri yang masuk melalui kulit yang berada di dekat lubang kemih dan uretra.

Bakteri kemudian masuk ke dalam saluran kemih, dan memicu munculnya infeksi di area kandung kemih dan organ ginjal.

Yuk, ketahui penjelasan selengkapnya terkait dengan gejala, penyebab, dan cara mengatasi urethritis di bawah ini!

Baca Juga: 5 Cara Mengobati Kencing Batu dan Tips Pencegahannya, Yuk Simak!

Urethritis dan Jenis-jenisnya

Ilustrasi Berhubungan Seksual
Foto: Ilustrasi Berhubungan Seksual (Orami Photo Stocks)

Uretritis adalah peradangan pada saluran yang membawa urine dari kandung kemih untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.

Peradangan pada saluran uretra tersebut biasanya ditandai dengan pembengkakan dan iritasi di bagian tersebut.

Urethritis adalah penyakit yang dapat terjadi pada seluruh kalangan usia, baik pria maupun wanita.

Penyakit ini dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu:

1. Gonococcal Urethritis

Gonococcal urethritis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pencetus penyakit gonorrhea.

Jenisnya sendiri adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae, yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Baik hubungan seksual secara vaginal, oral, atau anal, ketiganya memiliki risiko yang mengalami urethritis.

2. Nongonococcal Urethritis

Nongonococcal urethritis atau uretritis non gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang tidak menyebabkan penyakit gonorrhea.

Sama seperti jenis sebelumnya, penularan sangat cepat terjadi melalui hubungan seksual.

Bakteri penyebabnya adalah bakteri memicu penyakit klamidia.

Bakteri tersebut bernama Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma genitalium, dan bakteri Trichomonas vaginalis.

Baca juga: Penis Bernanah, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Gejala Urethritis

Dilansir dari Mayo Clinic, wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami urethritis ketimbang pria.

Alasannya adalah, wanita memiliki saluran uretra yang lebih pendek ketimbang pria, hanya sekitar 3 cm.

Bentuk saluran yang pendek membuat bakteri lebih mudah masuk dan menginfeksi uretra.

Gejala urethritis pada wanita dan pria pun akan berbeda. Gejala ditandai dengan:

  • Gejala urethritis pada pria. Kondisi ini ditandai dengan sensasi terbakar saat buang air kecil, gatal di ujung penis, darah di air mani atau urine, dan keluar lendir dari penis.
  • Gejala urethritis pada wanita. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air kecil disertai rasa tidak nyaman, sensasi rasa terbakar, dan keluarnya cairan tidak normal dari vagina.

Pada beberapa wanita yang mengalami urethritis, mereka tidak mengalami gejala apapun.

Sedangkan pada pria, mereka umumnya mengalami penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri trichomoniasis atau chlamydia.

Jika mengalami sejumlah gejalanya, disarankan untuk segera memeriksakan diri.

Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah Moms telah mengalami infeksi menular seksual.

Baca juga: 9+ Penis Bengkak dan Cara Mengatasinya, Jangan Dianggap Enteng!

Ketahui Penyebab dan Faktor Risikonya

Sebagian besar kasus urethritis dipicu oleh infeksi bakteri yang masuk ke dalam saluran uretra, yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Selain hubungan seksual, luka akibat pemasangan kateter bisa menjadi penyebab urethritis.

Bukan itu saja, penyakit juga bisa disebabkan oleh iritasi beberapa zat kimia, serta trauma di daerah genital.

Berikut ini bakteri jenis bakteri yang seringkali menjadi penyebab urethritis:

  • Bakteri E. coli, yaitu bakteri yang ditemukan dalam kotoran.
  • Bakteri Gonococcus, yaitu bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan menjadi penyebab penyakit gonorrhea.
  • Bakteri Chlamydia trachomatis, yaitu bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan menjadi penyebab penyakit chlamydia
  • Bakteri Mycoplasma genitalium, yaitu bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan menjadi penyebab infeksi pada organ reproduksi wanita.

Urethritis juga dapat disebabkan oleh virus herpes simplex virus (HSV), baik HSV-1 maupun HSV-2.

Penyebab urethritis memang umum dipicu oleh sejumlah bakteri tersebut. Namun, ada beberapa faktor risiko yang mendasari.

Beberapa faktor risiko tersebut, termasuk wanita, pria berusia 20-35 tahun, sering berganti pasangan seksual, sering melakukan seks anal, dan memiliki riwayat penyakit menular seksual.

Baca Juga: Mengenal 8 Jenis Penyimpangan Seksual

Pemeriksaan untuk Mendeteksi Urethritis

Pemeriksaan Urine
Foto: Pemeriksaan Urine (Orami Photo Stocks)

Dilansir dari American Family Physicians, untuk memastikan diagnosis urethritis, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan.

Pemeriksaan diawali dengan prosedur tanya jawab. Tujuannya untuk mengetahui riwayat kesehatan penderita, beserta gejala yang dialami.

Prosedur tersebut akan dilanjut dengan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  1. Pemeriksaan fisik. Tujuannya untuk memeriksa kondisi fisik penderita, termasuk pada area kelamin, dubur, dan perut.
  2. Tes urine. Tujuannya untuk mengetahui keberadaan bakteri dalam tubuh.
  3. Tes darah lengkap. Tujuannya untuk membantu proses diagnosis penyakit.
  4. USG panggul. Tujuannya untuk memastikan penyakit. Pasalnya, salah satu gejala yang tampak adalah nyeri pada area panggul.
  5. Pemeriksaan cairan genital. Tujuannya untuk memastikan adanya bakteri di area genital. Sampel cairan kemudian diperiksa di laboratorium.

Sejumlah pemeriksaan tersebut dilakukan oleh dokter ahli penyakit di bidangnya.

Jika sejumlah pemeriksaan menunjukkan hasil positif, prosedur pengobatan akan dilakukan.

Baca juga: Pipis Berdarah pada Ibu Hamil, Ini 3 Penyebabnya

Pengobatan Urethritis

Mengatasi uretritis akan tergantung pada seberapa parah gejala, serta berapa lama penderita sudah mengalaminya.

Pada kasus dalam intensitas ringan, penyakit biasanya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus dari dokter.

Sebenarnya, pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menyingkirkan penyebab infeksi, meredakan gejala, serta mencegah infeksi menyebar.

Dilansir dari Beaumont, pengobatan biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik atau antivirus.

Hal tersebut dilakukan mengingat penyakit ini umum disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Berikut ini beberapa contoh obat yang sering digunakan untuk mengatasi urethritis:

  • Azithromycin. Obat ini biasanya dikonsumsi 1 kali sehari
  • Doxycycline. Obat ini biasanya dikonsumsi 2 kali sehari, selama 7 hari.
  • Ofloxacin. Obat ini biasanya dikonsumsi 2 kali sehari, selama 7 hari.
  • Erythromycin. Obat ini biasanya dikonsumsi 4 kali sehari, selama 7 hari.
  • Levofloxacin. Obat ini biasanya dikonsumsi 1 kali sehari, selama 7 hari.
  • Ciprofloxacin. Obat ini biasanya dikonsumsi 2 kali sehari, selama 7 hari.
  • Antivirus asiklovir.Jika penyakit disebabkan oleh infeksi herpes simpleks.

Setelah diresepkan obat, penderita harus mengonsumsi obat sampai habis. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah infeksi semakin parah.

Jika ditangani secara cepat dengan langkah yang tepat, penderita dapat sembuh dan pulih total.

Jika prosedurnya tidak dilakukan secara cepat, bahkan terlambat, dapat memicu munculnya sejumlah komplikasi.

Komplikasi urethritis dapat berupa infeksi saluran kemih, infeksi pada testis, infeksi prostat, penyempitan saluran uretra, servisitis, serta penyakit radang panggul.

Baca Juga: 23+ Manfaat Kencur untuk Kesehatan dan Seksualitas, Menakjubkan!

Cara Mencegah Urethritis

Kondom
Foto: Kondom (Orami Photo Stocks)

Dilansir dari Better Health, ada beberapa langkah tepat yang dapat dilakukan untuk mencegah urethritis.

Beberapa langkah tersebut, yaitu:

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin pada organ pencernaan dan reproduksi.
  • Jangan berhubungan seksual dengan banyak pasangan.
  • Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
  • Perbanyak minum air putih agar bakteri dapat dikeluarkan dari dalam tubuh bersamaan dengan urine.
  • Buang air kecil setelah berhubungan seksual.
  • Jangan konsumsi makanan yang bersifat asam.

Penyakit urethritis dalam intensitas ringan dapat sembuh dengan sendirinya dan biasanya tidak menimbulkan komplikasi pada pengidapnya.

Meski demikian, kondisi ini tetap harus diwaspadai.

Apabila curiga mengalami gejala urethritis, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter, ya!

  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/non-specific-urethritis-nsu
  • https://www.beaumont.org/conditions/urethritis
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/symptoms-causes/syc-20353447#:~:text=Risk%20factors%20specific%20to%20women,travel%20to%20reach%20the%20bladder.
  • https://www.webmd.com/a-to-z-guides/urethritis-symptoms-causes-treatments#:~:text=Tests%20for%20urethritis%20can%20include,any%20discharge%20under%20a%20microscope
  • https://www.aafp.org/afp/2010/0401/p873.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb