05 Januari 2024

Metode Persalinan Water Birth, Manfaat dan Bahayanya!

Risikonya antara lain bisa menimbulkan infeksi hingga terisinya paru-paru bayi oleh air
Metode Persalinan Water Birth, Manfaat dan Bahayanya!

Water birth atau persalinan dalam air kembali populer beberapa tahun belakangan ini.

Melansir WebMD, water birth adalah sebagian atau seluruh proses persalinan yang dilakukan ketika Moms berada di kolam air hangat.

Prosedur ini dapat dilakukan di rumah sakit, pusat bersalin, atau di rumah. Tentu saja, tetap dengan bantuan dokter kandungan, perawat, atau bidan.

Selain dipercaya bisa mengurangi rasa sakit saat melahirkan, metode ini banyak dilakukan artis sehingga membuat banyak Moms berminat.

Seperti yang dilakukan penyanyi jazz Andien pada tahun 2017 saat melahirkan Anaku Askara Biru.

Selain Andien, artis Shareena juga menggunakan metode water birth untuk persalinan anak pertamanya, Ry.

Berikut ini adalah informasi tentang apa saja yang perlu Moms ketahui seputar water birth, hingga faktor yang membuatnya dilarang di Indonesia.

Disimak yuk, Moms!

Baca Juga : Ketahui 9 Peran Doula dalam Persalinan, Berbeda dengan Bidan

Manfaat Water Birth untuk Moms dan Bayi

Water Birth.jpg
Foto: Water Birth.jpg (Parents.com)

Di Australia dan Rusia, metode water birth sudah lama dikenal. Sementara itu, di Indonesia, water birth baru populer sekitar akhir tahun 2006.

Selain disukai kalangan para artis, water birth di Indonesia juga mulai populer karena diketahui bisa mengurangi rasa sakit.

1. Mengurangi Rasa Sakit saat Melahirkan

Lantas, benarkah metode persalinan ini bisa jauh mengurangi rasa sakit saat melahirkan?

Ternyata, hal ini bisa terjadi karena Moms direndam di dalam air hangat, sehingga memberikan perasaan nyaman dan rileks.

Salah satu tujuan water birth memang untuk mengurangi rasa sakit, meskipun secara teknis proses ini tidak ada bedanya dengan melahirkan secara normal.

Melansir Parents, air hangat membantu menurunkan tekanan darah Moms, sehingga memengaruhi kecemasan ibu saat melahirkan yang semakin berkurang.

Dengan begitu, tubuh Moms akan memproduksi hormon endorfin yang dapat membantu mengurangi rasa sakit.

2. Aman untuk Bayi

Tahap kedua water birth adalah saat leher rahim (serviks) sudah benar-benar dalam posisi terbuka dan melebar.

Di tahap inilah bayi sudah siap untuk keluar melalui vagina.

Sayangnya, belum bisa diketahui secara pasti bagaimana cara yang paling aman untuk mengeluarkan bayi dari vagina selama water birth.

Lalu, apakah bayi tidak tenggelam di air kolam saat lahir? Secara logika, saat di dalam kandungan, bayi hidup di air ketuban.

Beberapa ibu percaya bahwa bayi 'berenang' dalam air ketuban saat di dalam kandungan.

Selain itu, metode water birth juga dipercaya bisa mencegah bayi yang lahir mengalami hipotermia.

Sebab, air steril yang diisikan ke dalam kolam untuk melahirkan sudah diatur sesuai suhu tubuh, yaitu 36-37°C.

3. Memudahkan Persalinan

Melahirkan di dalam air akan lebih mudah karena ada gaya gravitasi dalam air.

Ini akan membantu Moms saat mengejan dalam posisi duduk atau berjongkok, sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat.

Metode ini juga akan memudahkan Moms yang memiliki keterbatasan fisik untuk melahirkan.

Baca Juga: 60+ Ucapan Selamat Melahirkan yang Indah dan Menyentuh

Bahaya dan Risiko Persalinan Water Birth

Water Birth
Foto: Water Birth (Whattoexpect.com)

Ada beberapa alasan kenapa water birth tidak disarankan di Indonesia, Moms. Tentunya semua demi keselamatan serta kesehatan ibu dan bayi.

Berikut risiko dari melakukan persalinan water birth.

1. Infeksi

Saat mengejan di dalam kolam, ada kemungkinan Moms akan buang air besar dalam kolam tersebut.

Bayi yang lahir dapat menelan sebagian air yang sudah kotor tersebut, sehingga berisiko terkena infeksi.

Secara genetis dan fisiologis, bayi akan langsung mengambil napas.

Bayi juga memiliki reflek untuk menutup jalur nafas saat berada dalam air. Tapi kemungkinan ia menelan air tetap cukup besar.

Sementara itu, sulit membuat air kolam steril, karena begitu Moms masuk, air akan terkontaminasi oleh vagina saat proses bukaan.  

2. Pneumonia

Untuk mencegah pneumonia, suhu air harus cukup hangat dan bayi harus segera diangkat dari air setelah keluar dari tubuh ibu.

Pneumonia dapat terjadi 24-48 jam setelah persalinan. Salah satu penyebabnya adalah bakteri dari dalam kolam.

Namun, belum ada penelitian tentang jumlah pasti kasus pneumonia dari water birth.

Baca juga: Berapa Lama Jahitan Pasca Melahirkan Sembuh Total?

Mungkin Moms bingung, bagaimana bayi bisa tenggelam dalam kolam dengan tenaga medis di sekitarnya?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb