Kisah Abu Jahal, Sepupu Nabi Muhammad yang Membenci Islam
Ketika bercerita tentang keluarga atau kerabat Nabi Muhammad SAW, Moms tentu ingat dengan salah satu nama yaitu Abu Jahal.
Abi Jahal terkenal sebagai salah satu kerabat Nabi yang sangat jahat, bahkan termasuk salah satu musuh terburuk Islam.
Banyak yang mengira bahwa dia adalah paman Nabi Muhammad SAW dari pihak ayah.
Padahal, itu adalah Abu Lahab.
Sedangkan Abu Jahal merupakan sepupu jauh Nabi Muhammad.
Nah, agar lebih mengenali sosok Abu Jahal, yuk baca kisahnya berikut ini!
Baca Juga: Biografi Utsman bin Affan, Sahabat Nabi dengan Kepribadian yang Mulia
Kejahatan Abu Jahal Sebagai Bapak Jahiliyah
Dikutip dari Questions on Islam, Abu Jahal merupakan musuh Nabi Muhammad SAW yang paling jahat pada periode pertama Islam.
Nama aslinya adalah Amr Ibn Hisham, namun dulu dikenal sebagai sebagai Abū al-akam atau bapak kebijaksanaan.
Dulunya, Ia merupakan seorang yang cerdas, fasih berbicara, bijaksana, dan berpengaruh di masyarakat.
Dia termasuk putra klan Mahzum dari suku Quraisy di Mekah, sehingga memiliki pengaruh besar di antara orang Mekah.
Namun, seiring berjalannya waktu, ia mendapat julukan sebagai bapak jahiliyah. Mengapa bisa begitu?
Ternyata, semua hal-hal baik dalam diri Abu Jahal tidak mampu menghindarkannya dari kesombongan sehingga enggan menerima kebenaran Islam yang sebenarnya.
Dikutip dari Islamic Landmark, Abu Jahal, yang saat itu kira-kira seusia dengan Nabi Muhammad SAW, menentang Islam sejak hari-hari pertama.
Dia lantas memiliki hati yang buruk dan memusuhi Nabi Muhammad, khususnya kaum muslim yang lemah.
Bahkan, ia tak segan melecehkan dan menyiksa umat Islam.
Amar b. Ibu Yasir dan Sumayya, yang merupakan dua martir pertama Islam, bahkan dibunuh oleh Abu Jahal secara brutal.
Baca Juga: Kumpulan Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Menghangatkan Hati
Sepanjang hidupnya, Ia selalu mengambil peran utama dalam kegiatan melawan Islam.
Dia mengamati dan memboikot kaum muslim hingga menentang pencabutan boikot tersebut.
Parahnya lagi, Ia tak segan mengajukan tawaran untuk membunuh Nabi Muhammad melalui sekelompok penyerang.
Ia memilih satu anggota dari setiap klan dalam negosiasi yang dilakukan di Dar An-Nadwa beberapa saat sebelum Nabi Muhammad migrasi ke Madinah.
Abu Jahal selalu menunjukkan permusuhannya terhadap Islam pada setiap kesempatan.
Bahkan, hal ini terus dilakukan meskipun kaum muslim sudah meninggalkan rumah, kekayaan, dan tempat tinggal demi agama mereka sendiri untuk bermigrasi ke Madinah.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Perang Badar.
Orang licik ini meninggalkan Mekah dengan pasukan besar untuk mencegah kafilah milik Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
Ketika mengetahui bahwa kafilah itu aman dan menuju Mekah, Ia terus memerangi kaum muslim hanya karena kebenciannya terhadap Islam.
Saat bapak jahiliyah ini tiba di Badar, dia menolak tawaran Nabi Muhammad untuk berdamai.
Dia juga menentang pandangan beberapa tokoh di pasukannya yang ingin mencegah pertempuran dan menuduh mereka pengecut, sehingga perang tetap dimulai.
Baca Juga: 7 Cucu Nabi Muhammad dan Cerita Kedekatannya, Masya Allah!
Kematian Abu Jahal
Selama pertempuran, Abu Jahal terluka parah dan terbunuh pada saat perang Badar tersebut.
Mulanya, ia melawan dua muslim Madinah atau Al-Anshar.
Sama seperti Allah mendapatkan seekor nyamuk lumpuh untuk menyebabkan kehancuran Namrood, demikian pula Dia mendapatkan dua anak laki-laki kecil untuk membantu menghancurkan kejahatan Abu Jahal.
Duo Mu'adh ini lantas menyerang sampai membuat Abu Jahal jatuh ke tanah, lalu memotong kakinya.
Abu Jahal tidak bisa bergerak, tetapi dia masih cukup sadar untuk melihat dan merasakan aibnya.
Bapak jahiliyah ini akhirnya dipenggal oleh Abdullah ibn Mas'ūd, seorang pria miskin dan lemah yang berasal dari suku yang lebih rendah.
Kedua anak itu berasal dari keluarga petani yang sering kali dipandang rendah oleh kaum Quraisy.
Ketika perang Badar berakhir, Abdullah ibn Mas'ūd melihat bapak jahiliyah ini menghembuskan nafas terakhirnya dan tewas.
Saat sekarat, Abu Jahal mengangkat kepalanya dan bertanya kepada ibn Mas'ud, “Siapa yang memenangkan pertempuran?”
Ibn Mas'ud menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.”
Kemudian, Ibn Mas'ud memegang jenggotnya dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah mempermalukanmu, wahai musuh Allah!”
Baca Juga: 7 Fakta Menarik Muhammad Al Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel
Dia kemudian melepas helmnya dan mengayunkan pukulan keras ke leher Abu Jahal dengan pedangnya sendiri, hingga kepala Abu Jahal terpisah dari tubuhnya.
Ibn Mas'ud kemudian melepaskan senjata dan baju besinya, lalu membawa kepala Abu Jahal menghadap Nabi Muhammad.
Ia berkata, “Ya Rasulullah! Ini kepala Abu Jahal”.
Nabi Muhammad SAW mengatakan tiga kali, “Alhamdulillah yang telah memuliakan Islam dan kaum muslimin”.
Kemudian, Nabi Muhammad sujud syukur kepada Allah dan berkata, “Setiap umat memiliki Fir'aun dan Fir'aun umat ini adalah Abu Jahal.”
Dari kisah tersebut, terlihat jelas bahwa Abu Jahal adalah musuh terburuk Islam dan Nabi Muhammad.
Bahkan setelah kakinya dipotong dan seluruh tubuhnya berdarah hingga berada di ambang kematiannya, dia masih bisa menatap Abdullah ibn Mas'ud dan berkata hal buruk.
“Katakan pada Nabimu bahwa aku telah membencinya sepanjang hidupku, dan bahkan sekarang, api kebencian membara di hatiku,” katanya.
Ketika Abdullah ibn Mas'ud memberi tahu Nabi Muhammad tentang apa yang dikatakan Abu Jahal, Rasulullah SAW berkata,
“Aku adalah yang paling terhormat dan mulia dari semua nabi, umatku adalah yang terbesar dari semua umat, dan Fir'aun umatku juga yang paling berhati batu dan kejam terhadap semua Fir'aun lainnya".
Baca Juga: 6 Fakta Ali bin Abi Thalib, Sahabat Nabi Muhammad SAW dan Pemimpin Islam Terakhir
Itulah kisah tentang kejahatan Abu Jahal hingga kisahnya sampai akhir hayat.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita Abu Jahal, ya Moms!
- https://www.gsalam.net/do-not-confuse-abu-lahab-with-abu-jahl/
- https://questionsonislam.com/question/abu-jahl-paternal-uncle-prophet-pbuh
- https://www.islamiclandmarks.com/makkah-haram-sharief/house-of-abu-jahal
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.