01 Juli 2022

Mengenal Obat Flu Anacetine: Manfaat, Risiko, dan Efek Sampingnya

Gunakan sesuai dosis dan aturan, ya!
Mengenal Obat Flu Anacetine: Manfaat, Risiko, dan Efek Sampingnya

Anacetine adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala flu, seperti sakit kepala, demam, hidung tersumbat, dan bersin-bersin.

Obat ini memiliki bentuk sediaan sirup dengan kandungan asetaminofen, guaifenesin, dan phenylpropanolamine, dan chlorpheniramine maleate.

Yuk simak manfaat, dosis, hingga efek sampingnya!

Baca juga: Obat Nyeri Sendi Danasone, Amankah untuk Ibu Hamil dan Menyusui?

Kegunaan Anacetine

6 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Saat Flu
Foto: 6 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Saat Flu

Foto Orang Flu (Orami Photo Stock)

Anacetine memiliki manfaat dan kegunaan untuk mengatasi gejala flu ringan hingga sedang, seperti:

Manfaat tersebut didapat dari kombinasi kandungan 3 bahan yaitu sebagai berikut.

1. Asetaminofen

Dikenal juga dengan sebutan paracetamol, asetaminofen merupakan obat yang memiliki efek antipiretik dan analgetik.

Manfaatnya adalah untuk meredakan gejala nyeri dan demam.

2. Guaifenesin

Guaifenesin adalah obat golongan ekspektoran yang bermanfaat untuk melegakan hidung tersumbat, batuk berdahak, dan sesak napas.

Studi pada 2017 di jurnal Multidisciplinary Respiratory Medicine mengungkapkan efektivitas guaifenesin.

Guaifenesin dianggap sebagai ekspektoran yang aman dan efektif.

Terutama untuk pengobatan gejala yang berhubungan dengan lendir pada infeksi saluran pernapasan atas dan bronkitis kronis.

3. Chlorpheniramine Maleate

Chlorpheniramine maleate adalah obat golongan antihistamin yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala alergi, seperti pilek dan bersin-bersin.

Dosis dan Aturan Pakai Anacetine

obat sirup
Foto: obat sirup (Orami Photo Stock)

Foto Obat Sirup (Orami Photo Stock)

Dosis Anacetine bisa berbeda-beda pada setiap orang berdasarkan beberapa faktor.

Dalam hal ini termasuk usia, jenis kelamin, dan tingkat keparahan kondisi.

Seperti apa dosis obat ini? Moms bisa membacanya di keterangan yang tercantum pada label kemasan.

Namun, secara umum, dosis Anacetine berdasarkan usia adalah:

  • Bayi usia kurang dari 2 tahun: 2,5 ml (setengah sendok takar), diminum 3 kali sehari.
  • Anak usia 2-6 tahun: 5 ml (1 sendok takar), diminum 3 kali sehari.
  • Anak usia 6-12 tahun: 10 ml (2 sendok takar), diminum 3 kali sehari.
  • Dewasa: 20 ml (4 sendok takar), diminum 3 kali sehari.

Anacetine diformulasikan memiliki rasa manis, sehingga bisa diminum oleh anak-anak dan orang dewasa.

Gunakan obat ini sesuai dengan dosis yang disarankan.

Hindari menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Jangan minum obat ini lebih lama dari yang dianjurkan. Obat ini tidak bisa digunakan untuk jangka panjang.

Meskipun efek asetaminofen terhadap perdarahan lambung relatif kecil, ada baiknya untuk mengonsumsi obat ini setelah makan.

Hindari juga berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan.

Simpan Anacetine di suhu ruangan yang sejuk dan kering.

Jauhkan obat ini dari paparan sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak.

Buang semua sisa obat yang tidak terpakai saat sudah kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan.

Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah terlewat.

Minum obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.

Baca juga: Antibiotik Amoxicillin, Obat untuk Atasi Infeksi, Ketahui Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya di sini

Perhatian Sebelum Menggunakan Anacetine

Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan
Foto: Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan (Orami Photo Stock)

Foto Konsultasi Dokter (Orami Photo Stock)

Anacetine adalah obat bebas terbatas, yang artinya dapat dibeli tanpa resep dokter, tapi ada peringatan khusus saat menggunakannya.

Penggunaan obat ini harus hati-hati pada orang yang mengidap kondisi kesehatan tertentu, termasuk penderita epilepsi dan pasien yang berisiko kejang.

Ibu hamil yang ingin menggunakan obat ini juga sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Asetaminofen yang terkandung dalam Anacetine juga diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil.

Penggunaan Anacetine pada ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.

Pengguaan Anacetine juga harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi muncul, seperti:

Segera cari bantuan medis jika tanda-tanda reaksi alergi yang parah terjadi karena bisa berakibat fatal.

Anacetine dapat menyebabkan kantuk.

Jangan mengemudi atau menyalakan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi selama menggunakan obat ini.

Orang-orang yang punya risiko terkena hipertensi atau stroke, harus hati-hati menggunakan obat ini.

Misalnya orang yang kelebihan berat badan (obesitas), dan orang usia lanjut.

Sebaiknya hindari konsumsi alkohol saat menjalani pengobatan dengan obat ini.

Sebab alkohol dapat meningkatkan potensi terjadinya kerusakan hati, terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.

Selain itu, beberapa kondisi lain yang perlu diwaspadai jika ingin menggunakan obat Anacetine adalah:

  • Penyakit asma
  • Disfungsi ginjal
  • Disfungsi hati
  • Penyakit glaukoma
  • Hipertrofi prostat
  • Penyakit hipertiroidisme

Risiko Efek Samping Anacetine

mual saat haid
Foto: mual saat haid (Orami Photo Stock)

Foto Orang Mual (Orami Photo Stock)

Secara umum, Anacetine bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang.

Selama obat ini digunakan pada dosis yang dianjurkan.

Namun, risiko efek samping tetap ada. Berikut ini beberapa efek samping Anacetine yang mungkin terjadi:

  • Peningkatan risiko kerusakan hati, terutama jika digunakan melebihi dosis yang dianjurkan. Risiko ini meningkat pada pengguna alkohol.
  • Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada dosis tinggi dapat menyebabkan perdarahan lambung.
  • Masalah pada ginjal, terutama pada penggunaan jangka panjang. Dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
  • Efek samping pada kulit, seperti peningkatan risiko sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik. Namun, ini jarang terjadi.
  • Efek samping berupa sakit kepala, mengantuk, vertigo, gangguan psikomotor, aritmia, takikardi, mulut kering, palpitasi, dan retensi urine.

Efek yang merugikan akibat konsumsi obat berlebihan atau overdosis perlu diwaspadai.

Studi di The American Journal of Medicine mengungkapkan efek yang merugikan akibat overdosis phenylpropanolamine.

Baca juga: Urogetix (Obat Infeksi Saluran Kemih): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Salah satu kandungan dalam obat Anacetine ini diketahui memiliki efek yang parah jika overdosis.

Efek samping yang paling sering terjadi adalah hipertensi akut, dengan sakit kepala parah merupakan keluhan yang paling umum.

Selain itu, bisa juga terjadi perdarahan intrakranial, kejang, dan bahkan kematian.

Jadi, pastikan untuk mengonsumsi obat ini sesuai dosis dan aturan, ya!

  • https://mrmjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40248-017-0113-4
  • https://doi.org/10.1016/0002-9343(90)90299-S
  • http://www.mims.com/indonesia/drug/info/anacetine
  • http://pionas.pom.go.id/obat/anacetine\
  • https://www.drugs.com/acetaminophen.html
  • https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3350-118/guaifenesin-oral/guaifenesin-oral/details
  • https://www.drugbank.ca/drugs/DB00397
  • https://www.rxlist.com/chlor-trimeton-side-effects-drug-center.htm

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb