Wisata Candi Plaosan, Candi Bercorak Buddha di Klaten
Kalau Moms sedang berada di Klaten, tak ada salahnya mampir ke Candi Plaosan.
Yup, candi bercorak Buddha ini punya nilai sejarah dan keunikan bangunannya!
Salah satunya, pahatan yang terdapat di Candi Plaosan sangat halus dan rinci, mirip dengan yang terdapat di Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Sari.
Sebelum Moms dan Dads betul-betul menjelajahi setiap sudut keindahan candi, baca dulu beberapa hal yang penting diketahui ini.
Sejarah dan Lokasi Candi Plaosan
Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dari pusat Kota Klaten, jaraknya sekitar 15 km dengan waktu tempuh selama 25 menit.
Moms dan Dads bisa tiba lebih cepat apabila berangkat dari Kompleks Candi Prambanan.
Candi Plaosan merupakan candi Buddha.
Oleh para ahli, bangunan ini diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu, yakni pada awal abad ke-9 Masehi.
Tahun tersebut mengacu pada isi Prasasti Cri Kahulunan (842 M).
Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa Candi Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan, dengan dukungan suaminya.
Pada bagian dalamnya, kompleks bangunan kuno ini terbagi menjadi dua.
Ada kompleks Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti ‘utara’) dan kompleks Candi Plaosan Kidul (kidul berarti ‘selatan’).
Apa saja yang ada di masing-masing bagian tersebut? Moms, berikut penjelasannya.
Baca juga: Mengenal Candi Singasari, Peninggalan Kerajaan Singasari yang Terletak di Malang, Jawa Timur
Bagian Candi Plaosan
Warga lokal kerap menyebut candi bercorak Buddha ini sebagai candi kembar.
Hal ini karena jika dilihat dari kejauhan, di dalam Kompleks Candi Ploasan terdapat dua candi yang hampir sama.
Namun, apabila dilihat dari dekat, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari kedua candi tersebut.
Untuk membedakan keduanya, masing-masing diberi nama Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.
Berikut penjelasannya.
1. Plaosan Lor
Plaosan Lor adalah sebuah kompleks percandian yang luas. Di depannya, terdapat dua pasang arca Dwarapala yang saling berhadapan.
Arca setinggi manusia tersebut berada dalam posisi duduk di atas kaki kanannya.
Tangan kanannya memegang gada, sedangkan tangan kiri tertumpang di atas lutut kiri.
Di pelataran utara juga terdapat teras batu berbentuk persegi yang dikelilingi oleh deretan umpak batu.
Teras batu tersebut diduga merupakan tempat meletakkan sesajian.
Di pelataran utara kompleks candi juga terdapat 6 buah stupa besar.
Di pusat kompleks Candi Plaosan Lor terdapat dua bangunan bertingkat dua yang merupakan candi utama.
Kedua bangunan tersebut menghadap ke barat dan masing-masing dikelilingi oleh pagar batu.
Baca juga: Mengenal Candi Ijo Jogja, Suguhkan Pemandangan Indah saat Sunset!
2. Plaosan Kidul
Sementara itu, Candi Plaosan Kidul terletak di selatan Candi Plaosan Lor.
Candi ini dikelilingi oleh 8 candi kecil yang terbagi menjadi 2 tingkat.
Setiap tingkat terdiri dari 4 candi kecil. Selain itu, banyak ukiran tumbuh-tumbuhan di pintu masuk Candi Plaosan Kidul.
Apabila di kompleks Palosan Lor kedua candi utamanya masih berdiri dengan megah, di kompleks Candi Plaosan Kidul candi utamanya sudah tinggal reruntuhan.
Sampai kini, yang masih berdiri tegak dan juga utuh hanyalah beberapa candi perwara.
Namun, pemugaran dan pemeliharaan tetap dilakukan untuk memulihkan kondisi candi.
Secara umum, menurut beberapa ahli, Candi Ploasan memiliki ciri-ciri yang berbeda jika dibandingkan dengan beberapa candi lain yang ada di Yogyakarta.
Teras candi Plaosan terlihat halus jika dibandingkan dengan candi-candi lain yang dibangun pada masa yang hampir sama.
Hal inilah yang memunculkan anggapan kalau Candi Plaosan dahulu digunakan sebagai tempat penyimpanan naskah-naskah kanonik milik para Pendeta Buddha.
Selain itu, hal lain yang menarik dari Candi Plaosan adalah bentuk candi yang padat serta eksotik.
Itu sebabnya, tempat ini sering kali dijadikan pengambilan gambar tokoh pewayangan oleh para fotografer.
Harga Tiket Masuk, Jam Operasional, dan Fasilitas
Jika tertarik mengunjungi Candi Plaosan, Moms dan Dads cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang.
Cukup terjangkau, bukan? Selain itu, wisata sejarah ini buka dari pukul 08.00–17.00 WIB.
Untuk fasilitas, pengelola candi menyediakan beberapa fasilitas bagi wisatawan, seperti:
- Tempat parkir wisata
- Toilet
- Papan informasi
- Spot foto
- Warung makan
Baca juga: Serba-Serbi Candi Borobudur, Tiket Masuk Naik jadi Rp750 Ribu!
Tips Wisata Sejarah di Candi Plaosan
Intip beberapa tips di bawah ini jika Moms dan keluarga ingin berwisata ke Candi Plaosan:
- Gunakan pakaian yang nyaman. Aktivitas outdoor bisa membuat Moms atau si kecil kegerahan. Jadi, gunakan pakaian dan sepatu yang nyaman. Siapkan juga topi untuk menghalau terik matahari.
- Mematuhi peraturan yang berlaku. Misalnya, jangan memanjat atau menduduki stupa di sekitar candi, apalagi mencoret-coret.
- Bila ingin mengetahui lebih banyak, Moms bisa menyewa seorang pemandu untuk menjelaskan beragam hal.
- Datang di pagi hari agar puas menikmati, menjelajahi, dan juga berfoto di sekitar candi.
- Jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Buanglah sampah di tempat yang disediakan.
Selama berkunjung, perlu diingat bahwa candi adalah benda budaya yang sudah berusia ratusan tahun.
Menjaganya adalah tanggung jawab kita juga.
Selain itu, merusaknya bisa diganjar pidana. Maka itu, pastikan Moms dan keluarga mematuhi aturan di sana.
Nah, jika Moms dan Dads memang punya minat dalam wisata sejarah, khususnya candi, Candi Plaosan sangat cocok dikunjungi di waktu liburan.
Namun, diingat-ingat tips di atas, ya. Selamat berkunjung, Moms!
- https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/candi-plaosan-candi-kembar-yang-menakjubkan/
- https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-candi_plaosan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.