05 April 2024

Kisah Danau Toba untuk Dongeng Anak, Sarat Pesan Moral!

Pentingnya menjaga kepercayaan dan tak ingkar janji
Kisah Danau Toba untuk Dongeng Anak, Sarat Pesan Moral!

Terlebih soal makanan, Samosir termasuk anak yang jago makan.

Jatah makanan keluarga yang disajikan untuk satu hari, bisa dihabiskan dalam sekali makan.

Akibatnya, Toba harus bekerja lebih keras lagi untuk memenuhi porsi makan anak tunggalnya itu.

Suatu hari, Putri meminta Samosir untuk mengantarkan bekal makanan untuk sang ayah di ladang.

Meski awalnya menolak, Samosir akhirnya setuju membawakan makanan dan minuman ke ladang setelah dibujuk oleh ibunya.

Dengan wajah muram, Samosir berjalan sambil bersungut-sungut.

Di tengah perjalanan, Samosir tiba-tiba merasa lapar. Karena sangat lapar, ia berhenti di tengah jalan.

Samosir pun membuka kotak makan yang dibawanya, lalu menyantap hampir semua makanannya.

Teganya, ia hanya menyisakan sedikit makanan untuk sang ayah yang sedang bekerja keras.

Baca Juga: 6 Cara Bermain Rubik untuk Anak-Anak dan Manfaatnya

Setibanya di ladang, Samosir memberikan sisa makanan dan minuman untuk ayahnya.

Toba, sangat lapar setelah seharian bekerja, terkejut melihat kondisi makanannya.

"Mengapa jatah makanan dan minumanku tinggal sedikit?" tanya Toba dengan raut wajah memerah karena menahan amarah.

Samosir lantas memasang wajah polos seolah tak melakukan kesalahan.

"Tadi di jalan, aku tiba-tiba sangat lapar, Ayah, sehingga aku makan sebagian dari makanan dan minumannya.

Tidak semua kuhabiskan, bukan? Masih ada sedikit makanan dan minuman untuk makan siang ayah," ujarnya polos.

Toba pun naik pitam. "Dasar anak yang tidak tahu berterima kasih!"

Baca Juga: Dongeng Putri Duyung, Yuk Ceritakan untuk Si Kecil!

Ia pun berada di puncak kemarahannya hingga tak bisa lagi menahan umpatan.

Dalam kisah Danau Toba ini, kata-kata yang tak seharusnya terucap pun meluncur dengan mudahnya.

"Dasar kau, anak keturunan ikan!" umpat Toba.

Samosir sangat terkejut sekaligus ketakutan saat mendengar umpatan dari ayahnya.

Ia pun berlari pulang ke rumah sambil menangis.

Sesampainya di rumah, Samosir menceritakan semua kejadian menakutkan itu pada sang ibu.

Hal ini termasuk cacian ayahnya yang menyebutkan bahwa dirinya adalah keturunan ikan.

Mendengar aduan anak semata wayangnya itu, Putri merasa sangat sedih.

Ia tak menyangka bahwa suaminya telah melanggar rahasia yang seharusnya ditutup rapat-rapat.

Samosir dan ibunya pun saling berpegangan tangan.

Bekas pijakan kaki Samosir dan ibunya tiba-tiba menyembur air yang sangat deras dan tak ada henti-hentinya.

Baca Juga: 8 Potret Rumah Alshad Ahmad, Mewah dengan Kandang Harimau!

Semakin lama, semburan airnya justru semakin besar hingga permukaan tanah di sekitarnya tergenang.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb