29 Juni 2020

Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya?

Bisa dipicu oleh kebiasaan buruk di masa kecil
Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya?

Bukan hanya terlihat tidak rapi, gigi berdesakan pada anak ternyata bisa memicu masalah kesehatan gigi serius hingga masalah sosial emosional dalam jangka panjang.

Menurut ensiklopedia kesehatan University of Rochester, gigi berdesakan adalah bentuk paling umum dari maloklusi gigi, sebuah kondisi penyimpangan posisi rahang dan susunan gigi yang sering ditemui pada anak berusia di bawah 12 tahun setelah karies dan penyakit periodontal.

Apa sebenarnya penyebab gigi berdesakan dan bagaimana dampaknya bila tak segera diatasi? Silakan simak penjelasan berikut untuk tahu jawabannya ya, Moms.

Penyebab Maloklusi dan Gigi Berdesakan Pada Anak

Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya 1.jpg
Foto: Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya 1.jpg

Foto: Lewisbraces.com

Sebagian besar kasus maloklusi gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor keturunan, dimana anak terlahir dengan kerapatan gigi, bentuk rahang, otot, atau ukuran mulut yang menyimpang dari normal.

Namun, diketahui ada pula 3 faktor yang bisa menyebabkan maloklusi dan gigi berdesakan pada anak dalam masa pertumbuhan, yaitu:

  • Faktor skeletal: Ukuran, bentuk, dan posisi relatif antara rahang atas dan rahang bawah. Bisa dipengaruhi oleh otot penggerak rahang, kondisi bibir atau langit-langit sumbing, dan kebiasaan bernapas dengan mulut di malam hari.
  • Faktor otot: Bentuk dan fungsi otot di sekeliling mulut. Menurut sebuah studi dari National Institutes of Health bisa dipengaruhi oleh kebiasaan mengemut jempol, menggigit kuku, atau ngempeng setelah usia 3 tahun.
  • Faktor gigi: Perbandingan ukuran gigi dengan rahang, gigi tanggal terlalu dini, waktu atau jalur tumbuh gigi abnormal, atau adanya gigi ekstra.

Kecelakaan, cidera pada tulang rahang, prosedur penanganan gigi tidak tidak tepat, atau tumor di area mulut dan rahang juga bisa memicu maloklusi gigi.

Baca Juga: Pentingkah Behel Gigi untuk Anak-anak?

Gejala Maloklusi Berdasarkan Jenisnya

Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya 2.jpg
Foto: Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya 2.jpg

Foto: Orthodontics.org.au

Seperti dikutip dari situs totalorthodontics.co.uk, ada berbagai jenis maloklusi gigi pada anak yang perlu ditangani sejak sedini mungkin, berikut beberapa di antaranya:

  • Gigi berdesakan: Terlihat dari gigi yang terlihat bengkok dan saling menumpuk. Biasanya disebabkan oleh kurangnya ruangan untuk tumbuh gigi di rahang.
  • Overjet: Normalnya, letak deretan gigi atas sedikit lebih maju dari deretan gigi bawah dengan selisih horizontal sebesar 2-4 mm. Namun dapat dikatakan overjet berlebihan atau gigi tonggos jika selisihnya lebih dari 5 mm.
  • Overbite: Kondisi dimana jarak vertikal antara ujung gigi atas dan ujung gigi bawah lebih dari 4 mm, sehingga mengakibatkan gigitan terlalu dalam dan bahkan bisa menyentuh gusi di rahang bawah.
  • Crossbite: Kondisi dimana bagian atas gigi lebih masuk daripada gigi bawah, baik pada gigi depan, belakan, kiri, maupun kanan.
  • Gigi renggang: Terlihat dari susunan gigi tidak rapat dan ada celah cukup lebar di antara gigi. Bisa disebabkan oleh gigi tanggal dan ukuran gigi yang kecil.
  • Open bite: Deretan gigi atas tidak menyentuh gigi bagian bawah, sehingga terbentuk celah lebar di antara keduanya. Biasanya disebabkan oleh kebiasaan minum botol dot terlalu lama.

Baca Juga: Gemeretak Gigi Pada Anak, Bahayakah?

Dampak Maloklusi Gigi

Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya 3.jpg
Foto: Maloklusi Dan Gigi Berdesakan Pada Anak, Apa Penyebabnya 3.jpg

Foto: Thedadsnet.com

Gigi yang berdesakan dan saling menumpuk membuat plak tidak bisa dibersihkan dengan baik dari beberapa area gigi, akibatnya resiko karang gigi, pembusukan gigi, penyakit gusi, dan bau mulut ikut meningkat.

Selain itu, maloklusi yang tidak segera diatasi juga diketahui bisa menyebabkan gangguan saat makan dan bicara, kebiasaan menggertakkan gigi, juga masalah persendian rahang.

Bahkan, berbagai studi juga menemukan kalau estetika gigi yang terganggu tidak jarang memicu rasa rendah diri, gangguan kecemasan, ketidakamanan emosional, serta hambatan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Baca Juga: Yuk Moms, Kenali Abses Gigi pada Anak

Berita baiknya, ada berbagai prosedur yang bisa dilakukan untuk mengatasi maloklusi dan gigi berdesakan pada anak. Mulai dari yang ringan seperti pemasangan kawat gigi dan pencabutan gigi, sampai yang lebih kompleks seperti operasi rahang maupun pemasangan pen untuk menstabilkan tulang rahang.

Nah, apa Moms tahu seberapa sering Si Kecil harus melakukan cek rutin ke dokter gigi?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb