24 Agustus 2018

Kenali Neuropati, Penyakit yang Disebabkan dari Kegiatan Sehari-hari

Tanpa disadari, kita melakukan gaya hidup yang dapat memicu neuropati
Kenali Neuropati, Penyakit yang Disebabkan dari Kegiatan Sehari-hari

Apakah Moms pernah mendengar penyakit neuropati? Neuropati merupakan kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang ditandai dengan gejala seperti kesemutan, kebas, dan kram.

Tanpa disadari, sebanyak lebih dari 50% masyarakat melakukan aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang berisiko menyebabkan neuropati.

Kerusakan saraf tepi ini tak hanya memengaruhi kualitas hidup seseorang, namun juga dapat mengurangi kemampuan dalam beraktivitas.

Lebih dari itu, kerusakan pada saraf tepi juga dapat menyebabkan gangguan sensorik, motorik dan penurunan kualitas hidup. Yuk kita kenali neuropati, penyakit yang disebabkan dari kegiatan sehari-hari!

Penyebab Neuropati

shutterstock 714376618
Foto: shutterstock 714376618

Neuropati atau kerusakan saraf dapat disebabkan oleh banyak hal dari mulai penyakit, cedera, infeksi hingga kekurangan vitamin. Berikut ini merupakan sejumlah hal yang dapat menyebabkan neuropati:

1. Diabetes

Diabetes merupakan hal yang paling banyak menyebabkan neuropati terutama neuropati perifer. Apabila diabetes sudah lama diderita apalagi terutama pada lansia, penyandang obesitas, dan mereka yang sulit mengontrol kadar gula darahnya, maka risiko neuropati diabetes akan semakin meningkat.

2. Infeksi

Penyebab berikutnya bisa datang dari penyakit infeksi tertentu seperti HIV / AIDS, penyakit lyme, kista, dan sifilis yang dapat merusak saraf dan menyebabkan neuropati.

3. Obat-obatan

Ternyata obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan kerusakan saraf seperti obat kanker vincristine dan antibiotik seperti metronidazol dan isoniazid.

4. Kurang Vitamin

Pada tubuh manusia, terdapat beberapa vitamin yang memiliki peranan besar dalam menjaga kesehatan saraf. Kekurangan vitamin B12 dan folat serta vitamin B lainnya dapat menyebabkan neuropati.

5. Genetik

Selain faktor-faktor di atas, gangguan genetik atau kondisi yang diturunkan juga dapat memengaruhi saraf dan beberapa berperan terhadap munculnya kasus neuropati.

Baca juga: Sering Buang Air Kecil Saat Hamil? Bahayakah?

Gejala Neuropati

shutterstock 555830689
Foto: shutterstock 555830689

Gejala neuropati memang beragam, tergantung dari jenisnya. Namun sebagai gambarannya, untuk serangan neuropati pada saraf motorik dapat dilihat dari gejala seperti lumpuh, kaki dan tangan lemas, kram, serta otot berkedut.

Jika mengalami neuropati pada saraf sensorik, maka penderita cenderung memperlihatkan gejala kesemutan, hipersensitif hingga muncul sensasi seperti terbakar di kaki.

Namun untuk gejala neuropati yang mengenai saraf otonom biasanya kulit mengering, kehilangan kontrol terhadap kandung kemih yang menyebabkan sering buang air kecil (beser), diare, maupun sembelit dan impotensi.

Pengobatan Neuropati

Dalam mengobati neuropati, dapat dimulai dengan perbaikan gaya hidup seperti menjaga pola makan serta rutin olahraga.

Tentunya juga tak lupa mengonsumsi vitamin neurotropik yang terdiri atas vitamin B1, B6 dan B12 satu kali dalam sehari secara teratur.

Tak hanya itu, sebaiknya lakukan pula pemeriksaan gangguan saraf secara berkala agar dengan mudah mendeteksi risiko neuropati pada tubuh masing-masing.

Selain dengan pengobatan di atas, terdapat beberapa hal lain yang dapat dilakukan guna mengatasi neuropati, seperti mencuci kaki dengan air hangat, menggunakan alas kaki yang nyaman, rajin memeriksa kondisi kaki dari luka dan lecet, memijat kaki untuk melancarkan aliran darah serta berhenti merokok untuk meningkatkan sirkulasi darah, karena ternyata rusaknya pembuluh darah akibat merokok dapat memperburuk masalah kaki.

(MDP)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb