14 Desember 2019

Penyakit Neuropati Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penyakit neuropati diabetes termasuk jenis penyakit yang tidak ada obatnya dan akan memburuk seiring berjalannya waktu.
Penyakit Neuropati Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penyakit neuropati diabetes adalah komplikasi diabetes yang mengakibatkan kerusakan sistem saraf. Ini termasuk penyakit progresif dan gejalanya bisa bertambah buruk seiring berjalannya waktu.

Ia terjadi ketika kadar lemak atau gula dalam darah sedang tinggi. Lalu kondisi tersebut merusak saraf dalam tubuh. Kondisi ini dapat mempengaruhi hampir semua saraf di tubuh dengan berbagai gejala.

Padahal saraf sangat penting untuk menggerakkan tubuh dan mengirim pesan berupa sensasi rasa dan mengontrol fungsi otomatis, seperti bernapas.

Penyakit neuropati diabetes pun ada beberapa tipe. Beberapa tipe melibatkan saraf perifer, sementara lainnya merusak saraf yang memasok organ internal, seperti jantung, kandung kemih dan usus.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease (NIDDK), sekitar sepertiga dan setengah orang diabetes biasanya memiliki neuropati diabetes.

Gejala Penyakit Neuropati Diabetes

Penyakit Neuropati Diabetes Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya 01.jpg
Foto: Penyakit Neuropati Diabetes Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya 01.jpg

Foto: istock.com

Gejala penyakit neuropati diabetes biasanya muncul dalam waktu beberapa tahun dan tergantung pada jenis neuropati serta saraf yang dipengaruhinya.

Penyakit neuropati perifer gejalanya meliputi:

  1. Mati rasa, kesakitan, kesemutan dan sensasi terbakar mulai jari kaki lalu perlahan menjalar ke kaki hingga lengan
  2. Hilangnya tonus otot di tangan dan kaki
  3. Tidak bisa merasakan panas, dingin atau cedera fisik
  4. Kehilangan keseimbangan
  5. Sendi charcot, yakni sendi rusak karena masalah saraf dan seringkali terjadi di kaki

Penyakit neuropati perifer yang memengaruhi kaki dapat menyulitkan seseorang untuk berdiri dan berjalan. Karena pasien dengan kondisi ini lebih berisiko terjatuh.

Baca Juga: Perlu Diwaspadai, Ini 4 Jenis Penyakit Neuropati yang Umum Terjadi

Ketika seseorang tidak bisa merasakan panas, dingin atau cedera, kondisi ini dapat menyebabkan masalah baru. Sebagai contoh, lecet pada kaki bisa menjadi ulserasi karena orang tidak merasakan sakit pada tahap awal.

Ketika terjadi infeksi berlanjut yang tak disadari, gangren dapat berkembang. Pada akhirnya, tindakan medis untuk mengatasinya dengan amputasi.

Penyakit neuropati otonom gejalanya meliputi:

  1. Mulas dan kembung
  2. Mual, sembelit atau diare
  3. Ketidaksadaran hipoglikemik, yakni seseorang tidak merasakan efek kadar gula rendah
  4. Kesulitan berbicara atau menelan, serta mudah kenyang.
  5. Hipotensi ortostatik atau merasa pusing ketika berdiri
  6. Detak jantung lebih cepat dan keringat berlebih
  7. Disfungsi seksual pada pria dan wanita

Sebenarnya masih ada banyak jenis neuropati diabetes lainnya. Termasuk neuropati proksimal yang bisa menyebabkan rasa sakit di tubuh bagian bawah, seringkali di satu sisi dan kelemahan pada kaki.

Orang dengan neuropati diabetik seringkali tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya sampai gejalanya lebih lanjut.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Penderita Diabetes saat Hamil

Penyebab Penyakit Neuropati Diabetes

Penyakit Neuropati Diabetes Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya 02.jpg
Foto: Penyakit Neuropati Diabetes Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya 02.jpg

Foto: webmd.com

Kerusakan saraf dan pembuluh darah termasuk salah satu penyebab neuropati diabetes. Para peneliti dilansir dari mayoclinic.org, berpikir bahwa gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak saraf dan mengganggu kemampuan mereka mengirim sinyal.

Gula darah tinggi juga melemahkan dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang memasok oksigen dan nutrisi melalui saraf. Namun, kombinasi faktor dapat menyebabkan kerusakan saraf, termasuk peradangan pada saraf yang disebabkan oleh respons autoimun.

Sistem imun salah mengartikan saraf sebagai benda asing dan menyerang mereka. Faktor genetik yang tidak terkait dengan diabetes juga bisa membuat beberapa orang lebih mungkin mengalami kerusakan saraf.

Begitu pula dengan gaya hidup yang suka merokok dan minum alkohol. Padahal kebiasaan tersebut bisa merusak saraf dan pembuluh darah dan secara signifikan lalu meningkatkan risiko infeksi.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Berat Badan Penderita Diabetes Turun Drastis

Pengobatan Penyakit Neuropati Diabetes

Penyakit Neuropati Diabetes Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya 03.jpg
Foto: Penyakit Neuropati Diabetes Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya 03.jpg

Foto: medicalnewstoday.com

Sejauh ini dilansir dari Canadian Journal of Diabetes, belum ada obat untuk penyakit neuropati diabetes. Jadi perawatannya fokus pada memperlambat perkembangannya, memulihkan fungsi tubuh, mencegah komplikasi dan menangani rasa sakit.

Cara paling penting untuk memperlambat perkembangan neuropati diabetik adalah dengan mengendalikan gula darah Anda, menggunakan diet, olahraga, dan obat-obatan. Orang dengan kondisi ini tidak boleh merokok atau minum alkohol, bahkan harus menjaga berat badan yang sehat.

Salah satu gejala terburuk neuropati diabetik adalah nyeri. Beberapa orang merasa terbebas dari perawatan alternatif seperti akupunktur dan terapi fisik.

Namun, beberapa orang memerlukan intervensi medis. Dalam hal ini, obat anti-kejang dan antidepresan dapat digunakan untuk mengobati neuropati diabetik, walaupun keduanya memiliki efek sampingnya sendiri.

Dokter dapat bekerja dengan pasien untuk mengatasi gejala spesifik neuropati diabetik, seperti disfungsi seksual atau masalah pencernaan. Dalam kasus ini, kombinasi intervensi medis dan perubahan gaya hidup seringkali bermanfaat.

Penyakit neuropati diabetes paling baik dikendalikan dengan menjaga gula darah dan waspada terhadap tanda-tanda baru. Jika mencurigakan seperti mengalami nyeri saraf diabetes, penting untuk berbicara dengan dokter dengan cepat.

Nah, sekarang Moms lebih mengerti tentang penyakit neuropati diabetes? Jangan langsung panik, kunjungi dokter segera, ya!

(SA/DIN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb