Arti Telinga Berdenging Sebelah Kanan dalam Islam dan Medis

Moms, tiap orang pasti pernah mengalami ataupun merasakan telinga berdenging. Namun, apa arti telinga berdenging sebelah kanan menurut Islam?

Dilansir dari Mayo Clinic, dalam kondisi medis, telinga berdenging berkaitan dengan tinnitus.

Tinnitus adalah kondisi ketika Moms atau Dads mengalami dering atau suara lain di salah satu atau kedua telinga.

Suara bising akibat tinnitus tidak disebabkan oleh suara eksternal dan biasanya orang lain tidak bisa mendengarnya.

Kondisi ini terjadi pada 15-20% orang, umumnya pada orang dewasa yang lebih tua.

Lantas, apa makna atau arti telinga berdenging sebelah kanan menurut Islam?

Simak fakta arti telinga berdenging sebelah kanan berikut ini, Moms!

Baca Juga: Arti Telinga Berdenging Sebelah Kiri Menurut Islam, Bukan Karena Hal Mistis Moms!

Arti Telinga Berdenging Sebelah Kanan Menurut Islam

Beberapa orang menganggap arti telinga berdenging sebelah kanan menurut Islam berhubungan dengan kondisi kesehatan.

Padahal, dalam agama Islam, telinga berdengung memiliki arti tersendiri.

Menurut sumber dari kitab Azizi 'Ala Jami'ush Shaghir, arti telinga berdenging sebelah kanan menurut Islam adalah sinyal panggilan Rasulullah SAW.

Ini merupakan tanda bahwa Rasulullah SAW memanggil orang tersebut untuk mengingatnya dengan mengumandangkan selawat, wallahu a’alam.

Seperti yang diriwayatkan berikut ini:

إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي وَلْيُصَلِّي عَلَيَّ وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللَّهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ - رواه الحكيم وابن السني، الطبراني وابن عدي وابن عساكر

Artinya: “Jika telinga salah seorang kalian berdengung (nging) maka hendaklah ia mengingat aku (Sayyidina Rasulullah SAW);

dan membaca selawat kepadaku. Serta mengucapkan dzakarallahu man dzakaronii bikhoir."

Arti dzakarallahu man dzakaronii bikhoir adalah Allah SWT akan mengingat yang mengingatku (Rasulullah) dengan kebaikan.

Imam Nawawi berkata bahwa arti telinga berdenging sebelah kanan menurut Islam yang selanjutnya sebagai pertanda bahwa menjadi umat terpilih.

Hal ini dijelaskan dengan bunyi: “Sesungguhnya telinga itu berdengung hanya ketika datang berita baik ke Ruh.

Bahwa sayyidina Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam telah menyebutkan orang (pemilik telinga yang berdengung “nging”) tersebut dengan kebaikan di al mala’al a’la (majlis tertinggi) di alam ruh." (Kitab Azizi ‘Alal Jami'ush Shaghir)

Baca Juga: Telinga Berdenging Sebelah Kanan, Ini Penyebab dan Pengobatannya!

Baik itu telinga berdengung atau gejala lainnya, hendaklah kita senantiasa menghadapinya dengan mengingat Allah subhanallahu wata’ala sebanyak-banyaknya.

Salah satu keutamaan berzikir dengan mengingat nama Allah adalah hati menjadi tenang.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ١٣:٢٨

Al-ladzina amanu wa tathma'innu qulubuhum bi dzikrillah. Ala bi dzikrillahi tathma'innul qulub.

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati-hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) kepada Allah.

Ingatlah, hanya dengan berzikir (mengingat) kepada Allah-lah, hati akan menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d: 28)

Baca Juga: Childfree dalam Islam, Bagaimana Hukumnya?

Doa saat Telinga Kanan Berdenging

Banyak rumor yang beredar di masyarakat tentang telinga berdenging sebelah kanan.

Salah satunya, ada yang mengatakan bahwa makna telinga kanan berdenging berarti orang lain sedang membicarakan kita. Allahu a'lam.

Akan tetapi, kita tentu tidak boleh berburuk sangka, ya Moms.

Ada baiknya, bacalah doa berikut saat telinga berdenging:

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذَكَرَهُ اللهُ مَنْ ذَكَرَنِيْ بِخَيْرٍ

Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammadin, dzakarahullâhu man dzakaranî bikhairin.

Artinya: “Hai Tuhanku, berilah selawat dan sejahtera atas sayyidina Muhammad dan atas keluarga sayyidina Muhammad.

Semoga Allah menyebut dengan rahmat orang yang menyebutku dengan kebaikan." (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta)

Baca Juga: Meditasi dalam Islam, Bagaimana Hukumnya?