01 Mei 2024

12 Contoh Hukuman yang Mendidik untuk Anak, Tanpa Kekerasan!

Hindari menghukum anak dengan kekerasan, baik fisik maupun verbal
12 Contoh Hukuman yang Mendidik untuk Anak, Tanpa Kekerasan!

Sebagai orang tua, salah satu tugas Moms adalah mengajari anak berperilaku baik. Termasuk memberikan hukuman yang mendidik dan tanpa kekerasan.

Namun, sebagai orang tua, kita seringkali lupa bahwa menghukum anak itu tidak bertujuan untuk membuat mereka takut pada kita.

Melainkan untuk mengajarkan Si Kecil betapa pentingnya memiliki perilaku yang baik sebagai anak.

Kira-kira apa hukuman yang mendidik untuk anak, ya?

Baca Juga: Dampak Buruk Memukul Bokong untuk Menghukum Anak

Contoh Hukuman yang Mendidik

Anak-anak Bermain
Foto: Anak-anak Bermain (Freepik.com/jcomp)

Hukuman tidak selalu harus selalu menjadi horor atau membuat anak merasa tidak enak.

Sebagai gantinya, Moms dapat mencoba beberapa ide hukuman mendidik tapi menarik ini membantu anak memahami pentingnya apa yang coba ajarkan kepadanya.

1. Berikan Waktu Berpikir (Time Out)

Anak ditempatkan di area yang tenang dan bebas gangguan untuk waktu yang singkat.

Ini memberi mereka kesempatan untuk berpikir tentang tindakan mereka tanpa distraksi.

2. Membuat Karya

Moms bisa meminta anak membuat karangan bunga yang cantik untuk pintu kamar anak.

Bisa juga memintanya membuat karya lain seperti gambar, lukisan, kerajinan tangan dan lainnya.

3. Membuat Surat Permintaan Maaf

Jika anak telah menyakiti perasaan orang lain, mintalah mereka menulis surat permintaan maaf yang tulus.

Tugaskan Si Kecil untuk menyelesaikan beberapa halaman membuat tulisan tangan sebagai bagian dari hukuman yang mendidik.

4. Pengurangan Hak Istimewa

Seperti mengurangi waktu bermain game, menonton TV, atau mengurangi waktu main dengan teman.

5. Berikan Konsekuensi

Dengan tenang dan tegas, jelaskan konsekuensinya jika anak tidak berperilaku baik.

Misalnya, katakan padanya bahwa jika dia tidak mengambil mainannya, Moms akan menyimpannya selama sisa hari itu.

Bersiaplah untuk segera menindaklanjutinya.

Jangan menyerah dengan mengembalikannya setelah beberapa menit.

Tapi ingat, jangan pernah mengambil sesuatu yang benar-benar dibutuhkan anak seperti makanan.

6. Pemberian Tanggung Jawab Tambahan

Misalnya, jika anak merusak sesuatu, mintalah mereka membantu memperbaikinya atau bekerja untuk menggantikannya.

Jika mereka harus berupaya mengganti barang tersebut, bisa diterapkan melalui tabungan harian yang mereka kumpulkan dari menyisihkan uang saku.

7. Tingkatkan Waktu Tidur

Terkadang, Moms dapat menyesuaikan waktu tidur anak secara langsung dengan cara mereka berperilaku hari itu.

Jika anak membuat kesalahan dan Moms ingin menghukumnya, naikkan waktu tidurnya lima hingga sepuluh menit.

Bisa juga tambahkan jadwal tidur siangnya. Misalnya, ia biasa tidur siang seminggu 3x maka menjadi 4x tidur siang dalam seminggu.

8. Membantu Persiapan Makan

Jika anak tidak makan tepat waktu meskipun berulang kali diingatkan, Moms dapat mengajaknya untuk membantu persiapan makan.

Seperti misalnya menyimpan piring sendok, gelas, dan sebagainya.

Pastikan anak telah mencuci tangan sebelum menyajikan makanan dan pastikan makanannya tidak terlalu panas.

9. Beri Tugas Rumah Tangga

Jika sering kali anak meninggalkan ruangan dengan berantakan, Moms bisa memberi tugas rumah yang ringan.

Misalnya minta anak untuk mencuci piring, menyapu, menyiram tanaman, dan apa saja yang sesuai usianya.

Atau bisa juga memintanya membersihkan rak buku serta meja belajarnya.

10. Olahraga

Ide hukuman yang mendidik untuk anak selanjutnya adalah olahraga.

Misalnya bila Si Kecil meninggalkan piring kotor tanpa dicuci setelah diberitahu beberapa kali, Moms bisa membuat anak melakukan squat atau sit up selama 10 kali.

Ini bukan sekadar hukuman yang mendidik tapi juga menyehatkan.

11. Tidak Ada Liburan atau Rekreasi di Akhir Pekan

Jika biasanya Moms dan keluarga jalan-jalan atau berwisata ke mall di akhir pekan, maka pada minggu tersebut kegiatan itu ditiadakan.

Biarkan anak mengatasi bosannya sebagai bentuk konsekuensi dari kesalahan yang diperbuatnya.

12. Membuat Pilihan dari Beragam Alternatif Hukuman

Mintalah anak untuk menulis hukuman kreatif pada beberapa lembar kertas yang berbeda dan masukkan ke dalam toples.

Jadi, setiap kali Moms perlu menghukum, minta anak untuk mengeluarkannya dan melakukan apa pun yang tertulis di sana.

Tips Memberikan Hukuman yang Mendidik

Anak-anak Belajar
Foto: Anak-anak Belajar (Freepik.com/jcomp)

American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan untuk menerapkan hukuman yang mendidik yang secara efektif mengajar anak-anak untuk mengelola perilakunya sambil membantu perkembangan yang sehat.

Berbagai tips yang bisa diaplikasikan antara lain.

1. Tunjukkan dan Beritahu

Ajari anak benar dan salah dengan kata-kata dan tindakan yang tenang.

Contohkan perilaku yang ingin Moms lihat pada anak-anak Si Kecil.

2. Tetapkan Batas

Miliki aturan yang jelas dan konsisten yang dapat diikuti anak.

Pastikan untuk menjelaskan aturan-aturan ini dalam istilah yang sesuai dengan usia yang dapat dipahami anak.

3. Ajak Anak Diskusi tentang Kesalahannya

Mendengarkan itu penting. Biarkan anak menyelesaikan cerita sebelum membantu memecahkan masalah.

Perhatikan saat-saat ketika perilaku buruk memiliki pola, seperti jika anak merasa cemburu.

Bicarakan dengan anak tentang hal ini daripada hanya memberikan konsekuensi.

Ajak anak untuk duduk dan mendiskusikan apa yang mereka lakukan, mengapa itu salah, dan apa yang seharusnya mereka lakukan.


4. Beri Perhatian

Alat yang paling ampuh untuk disiplin yang efektif adalah perhatian, ini untuk memperkuat perilaku yang baik.

Semua anak selalu menginginkan perhatian orang tua.

5. Beri Arahan yang Jelas

Terkadang anak-anak berperilaku tidak baik karena bosan atau tidak tahu apa-apa. Temukan hal lain untuk dilakukan oleh anak.

6. Membuat Rencana Perbaikan

Jika anak sering kali melakukan kesalahan yang sama, bicarakan dan buat rencana bersama untuk menghindari kesalahan tersebut di masa depan.

Baca Juga: Tips Mendisiplikan Anak Tanpa Iming-Iming Maupun Hukuman

Dampak Memberi Hukuman dengan Kekerasan Fisik dan Verbal

Anak Menangis
Foto: Anak Menangis (Freepik.com/jcomp)

American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyoroti mengapa penting untuk fokus pada mengajarkan perilaku yang baik, daripada menghukum perilaku yang buruk.

Bentuk hukuman fisik selain tidak efektif untuk memperbaiki perilaku anak juga memberikan dampak buruk untuk jangka panjang.

Hal yang sama berlaku jika orang tua berteriak atau mempermalukan anak.

Berikut berbagai dampak buruk dari hukuman fisik.

1. Meningkatkan Agresi Anak

Orang tua dan pengasuh tidak boleh memukul atau memukul anak-anak.

Alih-alih mengajarkan tanggung jawab dan pengendalian diri, memukul sering kali meningkatkan agresi dan kemarahan pada anak-anak.

Sebuah penelitian American Academy of Pediatrics (AAP) terhadap anak-anak yang lahir di 20 kota besar AS, menemukan bahwa keluarga yang menggunakan hukuman fisik terjebak dalam siklus negatif.

Semakin banyak anak dipukul, semakin mereka berperilaku buruk, yang mendorong lebih banyak pukulan lagi.

Efeknya juga dapat dirasakan di luar hubungan orangtua-anak, karena itu mengajarkan bahwa menyakiti seseorang dibolehkan jika sedang frustrasi bahkan dengan orang yang dicintai.

Anak yang dipukul lebih mungkin memukul orang lain ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

2. Meningkatkan Risiko Cedera

Hukuman fisik akan meningkatkan risiko cedera terutama pada anak di bawah usia 18 bulan, dan dapat meninggalkan ukuran lain bekas luka di otak dan tubuh.

Anak-anak yang dipukul menunjukkan tingkat hormon yang lebih tinggi terkait dengan stres beracun.

3. Menimbulkan Masalah Kesehatan Mental dan Perilaku Buruk

Selain hukuman fisik, kata-kata juga bisa terasa menyakitkan.

Meneriaki anak-anak dan menggunakan kata-kata untuk menimbulkan rasa sakit atau rasa malu emosional juga terbukti tidak efektif dan berbahaya dan tidak termasuk hukuman yang mendidik.

Bahasa verbal yang keras bahkan jika dilakukan oleh orang tua yang hangat dan penuh kasih, dapat menyebabkan lebih banyak perilaku buruk dan masalah kesehatan mental pada anak di kemudian hari.

Penelitian di jurnal Children Development menunjukkan bahwa disiplin verbal yang keras, dapat menyebabkan lebih banyak masalah perilaku dan gejala depresi pada remaja.

Baca Juga: Bolehkah Memberikan Silent Treatment Sebagai Hukuman Untuk Anak?

Penting untuk diingat bahwa hukuman seharusnya proporsional dengan kesalahan dan sesuai dengan usia serta pemahaman anak.

Tujuannya bukan untuk menakut-nakuti atau menyakiti mereka, melainkan untuk membantu mereka belajar dan tumbuh dari kesalahan mereka.

Selain itu, komunikasi yang terbuka dan penuh kasih sayang adalah kunci untuk memastikan bahwa hukuman mendidik ini efektif.

  • https://www.healthychildren.org/English/family-life/family-dynamics/communication-discipline/Pages/Disciplining-Your-Child.aspx
  • https://doi.org/10.1542/peds.2018-3112
  • https://pediatrics.aappublications.org/content/132/5/e1118
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3875601/
  • https://www.momjunction.com/articles/creative-punishments-and-consequences-for-kids_00380278/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb