8 Langkah Menyelamatkan Pernikahan yang Goncang
Pernikahan merupakan sebuah perjalanan panjang, perjalanan bersama antara dua orang yang sejatinya merupakan kepribadian yang berbeda.
Dalam usaha menangani kepribadian yang berbeda itulah sering kali timbul masalah dan selama pernikahan, masalah akan selalu ada.
Ada masalah yang bisa diselesaikan bersama, ada yang membutuhkan orang luar.
Susan Heitler, seorang psikolog klinis yang juga pendiri PowerOfTwoMarriage.com mengatakan, saat menghadapi goncangan dalam perkawinannya, seseorang biasanya dalam keadaantertekan dan hampir putus asa.
Namun, kata Heitler, sesungguhnya ada tahap-tahap yang bisa diterapkan untuk menyelamatkan perkawinan yang tengah goncang, dikutip dari psychologytoday.com :
Baca Juga : Anti Bosan, Ini 6 Tips Pernikahan Langgeng Hingga Tua
1. Buat Daftar Masalah
Tulis semua masalah Moms dan pasangan dan jangan ada yang dihindari. Kadang, seseorang enggan membicarakan masalah yang menimpa karena takut terjadi pertengkaran.
Namun, sebagai orang dewasa yang logis, masalah justru harus dibicarakan agar ada penyelesaian dan tidak dipendam hingga berlarut-larut dan meledak pada suatu saat yang tidak terduga.
2. Fokus Pada Diri Sendiri Dahulu
Membeberkan kesalahan pasangan hanya akan berbuah sikap defensif dari pasangan Moms. Mengapa? Karena tidak ada yang suka disalahkan.
Hindari menunjuk kesalahan orang lain, namun mungkin Moms bisa bertanya pada diri sendiri, apa yang harus dilakukan agar perkawinan tetap terselamatkan dan Moms tetap bisa mencintai pasangan.
3. Saat Berbicara Sebisa Mungkin Hindari Kata Negatif
Hindari kata-kata negatif yang jelas tidak bermanfaat, seperti kritik, keluhan, menyalahkan, tuduhan, kemarahan, sarkasme, dan komentar sinis.
Pakailah akal sehat dan kepala dingin saat berbicara karena tujuannya mencari jalan keluar.
John Gottman, seorang psikolog dalam risetnya menemukan bahwa pernikahan umumnya bertahan jika rasio interaksi baik dan buruk adalah 5 berbanding 1.
Baca Juga : Hati-Hati! 6 Kesalahan Ini Membuat Rumah Tangga Berantakan
4. Ungkapkan Kekhawatiran Secara Konstruktif
Kalimat-kalimat konstruktif dapat dimulai dengan kata-kata tentang diri sendiri, misalnya “saya merasa begini, saya mengalami kekhawatiran begini, atau saya ingin begini”.
Heitler menuturkan, sebaiknya hindari kalimat-kalimat mendikte atau menuntut seperti “Saya ingin kamu begini”
5. Belajar Cara Membuat Keputusan Secara Kooperatif
Hal ini untuk menemukan keputusan win-win solution. Jika tidak bisa bisa diselesaikan, keduanya harus mencari jalan tengah.
Tak ada salahnya Moms berdua bersepakat untuk bergantian mengalah hingga akhirnya bisa mencapai kepuasan bersama.
6. Hindari Perselingkuhan, Kecanduan, dan Kemarahan yang Berlebihan
Tiga hal tersebut merupakan racun dalam sebuah hubungan. Moms dan pasangan mutlak harus berusaha menghilangkannya jika tetap ingin bersama. Bangunlah hubungan dengan dengan kasih sayang, cinta, dan kepercayaan.
7. Tingkatkan Energi Positif yang Moms Berikan Kepada Pasangan
Banyak-banyaklah tersenyum, menyentuh, mencium, bercanda, sering mengucapkan terimakasih, kepada pasangan Moms.
Sering-seringlah melakukan kesenangan bersama. Percayalah pada prinsip ini ; semakin banyak Moms memberi, semakin banyak pula yang akan Moms dapatkan.
8. Pelajari Pernikahan Ayah-Ibu, dan putuskan Moms Ingin Pernikahan Seperti Apa
Saat melihat riwayat pernikahan keluarga, Moms tentu menemukan banyak kelebihan dan kekurangan padan pernikahan tersebut.
Dari situ, pelajarilah pernikahan seperti apa yang Moms inginkan. Jalani apa yang ingin anada pertahankan dan apa yang ingin Moms lakukan dengan cara berbeda.
Bisa jadi langkah yang disaranlan psikolog itu sesuatu yang sulit. Namun apakah pernikahan yang sedang goncang itu akan kembali indah? Semua tergantung kepada Moms dan pasangan.
(MAG/CAR)
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.