03 Desember 2019

Apa Beda Hepatitis A, B, dan C?

Beda tipe, beda juga penyebab dan penanganannya
Apa Beda Hepatitis A, B, dan C?

Pernahkah Moms merasa penasaran apa perbedaan hepatitis A, B, dan C? Menurut WebMD.com, ada tiga tipe utama dari penyakit hepatitis, yakni hepatitis A, B, dan C. Semua tipe hepatitis itu mempengaruhi fungsi hati alias liver.

Punya Gejala yang Sama

Ketiga tipe hepatitis itu juga punya gejala yang sama. Gejala yang dirasakan penderitanya, antara lain urin berwarna gelap, nyeri pada perut, kulit dan mata jadi kekuningan, pucat, demam, kehilangan nafsu makan, kelelahan, mual di perut, dan kurang nutrisi. Penderita hepatitis B juga mungkin merasakan nyeri pada persendian.

Hepatitis A

Hepatitis tipe ini tidak akan menimbulkan infeksi dalam jangka panjang. Hepatitis A juga tidak menimbulkan komplikasi.

Saat terkena hepatitis A, liver seseorang akan sembuh dalam waktu dua bulan.

Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin. Hepatitis A ditularkan melalui makanan atau minuman yang mengandung virus.

Untuk menghindarinya, Moms juga perlu sekali menghindari makanan-makanan yang tidak higienis.

Baca Juga: Bayi Baru Lahir Bisa Mengidap Hepatitis?

Hepatitis B

Orang yang terjangkit penyakit ini butuh waktu setidaknya 6 bulan untuk sembuh.

Untuk beberapa kasus, hepatitis B ini bisa menimbulkan infeksi pada jangka panjang dan bisa menyebabkan kerusakan liver.

Ketika terjangkit hepatitis B, seseorang juga bisa menyebarkan virus meski tidak sedang merasa sakit. Untuk mencegah terjangkit Hepatitis B, Moms membutuhkan vaksin.

Hepatitis B bisa ditularkan melalui hubungan seks dengan pasangan yang terjangkit hepatitis B, penggunaan narkoba dengan jarum suntik secara bergantian, dan berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh orang yang terkena penyakit hepatitis B.

Jika penderita hepatitis B hamil, anak yang dikandungnya bisa tertular. Setelah lahir, bayi tersebut butuh perawatan khusus selama 12 jam.

Hepatitis C

Banyak orang yang terkena hepatitis C tidak mengalami gejala-gejala tertentu. Sebanyak lebih dari 80 persen penderita hepatitis C mengalami infeksi jangka panjang.

Hal itu mengarah pada sirosis atau terbentuknya jaringan parut pada hati. Jaringan parut ini membuat kinerja hari menurun bahkan terhenti.

Hingga saat ini, tidak ada vaksin yang bisa mencegah penularan hepatitis C. Hepatitis C juga bisa menular lewat hubungan seks, namun kasus ini cukup jarang terjadi.

Sama seperti hepatitis B, hepatitis C juga ditularkan dari jarum suntik yang dipakai bersama dan berkontak langsung dengan darah yang terinfeksi.

Baca Juga: Ibu Hamil Menderita Hepatitis B, Apakah Menurun Pada Bayi?

Apakah Hepatitis Dapat Disembuhkan?

Jika seseorang terjangkit hepatitis A, dokter akan melihat seberapa baik kinerja hati.

Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A. Saat terkena hepatitis A, liver seseorang akan sembuh dalam waktu dua bulan.

Penderita hepatitis B butuh mengonsumsi beberapa obat, seperti adefovir, entecavir, interferon, lamivudine, telbivudine, dan tenofovir.

Penderita hepatitis C harus mendapatkan perawatan yang lebih kompleks. Dokter akan memberikan beberapa obat sekaligus.

Namun, obat-obat tersebut memberikan efek samping seperti anemia dan cacat lahir.

Nah, sekarang Moms sudah tahu kan bedanya hepatitis A, B, dan C. Jika Moms menemukan seseorang dengan gejala seperti di atas, segera bawa ke dokter ya Moms.

(AND)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb